Surabaya (Antaranews Jatim) - Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menyatakan Pemerintah Kota Surabaya, Jatim, mengoptimalkan pengembangan operasional Bus Suroboyo yang dipadukan dengan angkutan kota pasca-pembatalan proyek angkutan massal cepat berupa Trem.
     
Whisnu Sakti Buana, di Surabaya, Kamis, mengatakan Bus Suroboyo itu akan menghubungkan Surabaya sisi selatan dengan utara, sedangkan untuk penghubung Surabaya timur dan barat bisa dengan monorail atau elevated yang melintasi  track yang dibangun di atas jalan. 
     
"Cuma, untuk rute Surabaya timur ke barat sementara bisa dengan Bus Suroboyo. Ini karena membangun track monorail juga butuh waktu serta anggaran yang tidak sedikit," kata Whisnu yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya.
     
Menurut dia, keberadaan armada Angkota (bemo/lyn) dibutuhkan sebagai feeder (angkutan pengumpan) yang beroperasi dalam perkampungan, sehingga warga yang hendak berpergian dengan kendaraan umum tanpa harus menunggu waktu lama.
     
Sewaktu-waktu ada armada angkutan kota yang bisa dicegat di perkampungan, untuk membawa ke jalan protokol yang dilalui Bus Suroboyo sebagai moda transportasi lanjutan.
     
"Peremajaan armada angkutan kota menjadi keharusan supaya pengguna jasa transportasi ini nyaman. Pastinya lengkap dengan penyejuk udara," katanya. 
     
Pemkot Surabaya sendiri, lanjut dia, sudah berkomunikasi dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Surabaya sebagai gabungan organisasi pengusaha angkutan darat berikut paguyuban lyn.
     
"Sekarang ini ada 80 rute atau trayek lyn. Cuma tidak semuanya efektif. Sesuai koordinasi, rencananya 80 rute dalam kota ini akan dipadatkan menjadi 40 saja. Setelah itu, peremajaan armada Angkota bisa dilakukan," ujarnya.
     
Pengusaha atau pemilik armada angkutan kota yang sekarang ada tidak perlu mengkhawatirkan sumber pendanaan pengadaan unit baru karena dunia perbankan akan melirik menawarkan pendanaan. Saat ini yang sudah memastikan kesanggupan adalah Bank Jatim.
     
Cicilan ke bank bisa menggunakan hasil pengoperasian armada baru. Pemkot Surabaya menjamin pengusaha akan bisa cepat mendapatkan modalnya kembali (break event point) serta keuntungan (margin). 
     
Pemilik armada, lanjut dia, tak perlu mengkhawatirkan kesulitan membayar cicilan karena sistem pengoperasian armada untuk masuk dan keluar kampung akan ditentukan.
     
"Awak tiap unit armada angkutan kota akan mendapatkan subsidi bahan bakar dan pendapatan pengemudi," katanya.
     
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan  menyerah untuk merealisasikan proyek angkutan massal cepat, trem, yang sudah digagas sejak awal menjabat pada 2010. 
     
Risma mengatakan saat ini untuk bisa merealisasikan proyek trem yang sudah lama direncanakan, susah.  Terlebih waktu jabatannya hanya tersisa dua tahun ke depan.
     
Sedangkan saat ini, kejelasan proyek trem terutama masalah pendanaan fisik dan infrastruktur juga belum jelas. Hal tersebut menjadi kendala utama yang akhirnya harus menyerah pada kenyataan untuk tidak mengejar realisasi proyek trem.
     
"Tidak bisa terealisasi, karena saya tinggal dua tahun.  Sedangkan konstruksi angkutan massal itu butuh dua tahun, jadi tidak mungkin," kata Risma. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018