Kediri (Antaranews Jatim) - Kenaikan harga bahan makanan memicu inflasi di Kediri, Jawa Timur, pada November 2018 mencapai 0,40 persen lebih tinggi ketimbang Oktober 2018 yang hanya 0,16 persen.

"Hampir banyak di makanan jadi. Inflasi Kota Kediri pada November 2018 ini didorong terutama oleh kenaikan harga pada komponen bahan makanan khususnya komoditas daging ayam ras, bawang merah, dan beras," kata Kepala Badan Pusat Stastik (BPS) Kota Kediri Ellyn T Brahmana di Kediri, Selasa.

Ellyn ditemui setelah rapat dengan TPID Kota Kediri mengungkapkan dari evaluasi komoditas daging ayam ras memang menjadi perhatian. Tim mengevalausi mengapa stok ayam berkurang, sehingga ini bisa memengaruhi harga daging ayam di pasaran.

Sementara itu, Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Nasrulloh mengungkapkan dari evaluasi, diketahui ternyata kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh berkurangnya populasi ayam pedaging di daerah sentra produksi akibat tingginya populasi ayam ras yang mati pada musim pancaroba.

Selain itu, kenaikan harga bawang merah di tengah musim panen disebabkan oleh masa jemur yang singkat pada musim penghujan, sehingga bawang merah lebih cepat membusuk.

Pihaknya mengungkapkan inflasi inti tercatat 0,12% dengan kontribusi 0,08 persen terhadap inflasi periode laporan. Inflasi didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas yaitu nasi dengan lauk, air minum kemasan, dan bumbu masak, sementara harga komoditas lain relatif stabil.

Dia mengatakan komponen `administered prices` mengalami inflasi 0,42 persen dengan kontribusi 0,08 persen terhadap inflasi periode laporan, didorong oleh kenaikan harga bensin dan rokok kretek.

"Kenaikan harga bensin disebabkan oleh penyesuaian harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Series, Dex Series dan Biosolar non-PSO per 10 Oktober 2018 menyusul kenaikan harga minyak dunia di pasar global," katanya.

Sedangkan kenaikan harga rokok, lanjut dia merupakan sebagai bentuk penyesuaian industri terhadap kenaikan tarif cukai pada 2018 sekaligus sebagai upaya untuk mempertahankan kinerja perusahaan.

Pihaknya juga mengungkapkan prospek inflasi IHK pada tahun 2018 ini masih terkendali pada sasaran inflasi nasional 3,5%?1% (yoy).

"Koordinasi kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat terutama sebagai antisipasi meningkatnya harga komoditas menjelang akhir tahun," kata Nasrulloh. (*)
 
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018