Tulungagung (Antaranews Jatim) - Sejumlah warga pecinta seni budaya di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, memberi apresiasi positif atas pertunjukan wayangan kulit semalam suntuk yang digelar pemerintah daerah setempat sebagai upaya pelestarian budaya tradisional.
Tri Cahyono, salah satu pecinta seni-budaya lokal Tulungagung, Minggu, mengatakan, pergelaran wayang kulit itu menandai citra kepemimpinan daerah yang mencintai budaya adiluhung.
Terlebih kegiatan yang dipusatkan di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso tersebut bisa disaksikan warga secara bebas. Penonton membludak, tak hanya memenuhi area pendopo, namun juga area taman alun-alun yang berjarak sekitar 100 meter dari titik panggung utama.
Ribuan warga Tulungagung juga ikut memeriahkan suasana dengan berkumpul di halaman pendopo menyaksikan pertunjukan wayang kulit secara langsung dan melalui layar proyektor yang disediakan di setiap sudut alun-alun.
"Bagus. Apalagi konon wayangan ini digelar sebagai puncak perayaan HUT (hari ulang tahun) ke-813 Kabupaten Tulungagung," kata Tri memuji.
Apresiasi kalangan pecinta kesenian wayang kulit bertambah, karena dalam pertunjukan itu juga menampilkan sejumlah seni tari reog kendang yang menjadi ciri khas kesenian daerah setempat.
"Semoga ini menjadi awal yang baik pemerintahan Maryoto Bhirowo dalam membawa Tulungagung yang lebih `ayem tentrem, mulyo lan tinoto`," kata Burhan, pecinta seni wayang kulit lain yang juga pendukung pasangan Sahto (Sahri Mulyo-Maryoto Bhirowo) saat pilkada lalu.
Selain sebagai kegiatan rutin tahunan, gelaran wayang kulit tersebut digunakan Pemkab Tulungagung untuk memberikan penghargaan kepada masyararakat Tulungagung yang telah berprestasi
Puncak acara perayaan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung itu juga dimanfaatkan Pelaksana Tugas Bupati Maryoto Birowo untuk menyampaikan beberapa pesan politik.
Tak hanya bicara soal komitmennya dalam membangun Tulungagung di bidang ekonomi, politik, sosial-budaya dan kesra, tetapi juga menyelipkan pesan agar warga antusias menyambut tahun politik jelang Pemilu 2019 dengan tetap ikut keamanan wilayah.
Maryoto Birowo mengharapkan masyarakat Tulungagung untuk datang berduyun-duyun ke TPS.
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Sigid Ariyanto itu memainkan lakon Babat Wanamarta.
Tak hanya Plt Bupati Maryoto Bhirowo dan jajaran kepala OPD di lingkup Pemkab Tulungagung, pertunjukan wayang itu juga dihadiri seluruh anggota forkopimda setempat, para perwira Kodim, perwira Polres, serta tokoh masyarakat.
Mulainya pagelaran wayang ditandai dengan penyerahan gunungan dari Maryoto Bhirowo kepada dalang Ki Sigid Ariyanto asal Rembang, Jawa Tengah.
Pagelaran wayang kian meriah dengan bintang tamu pelawak kondang, Topan, Lusi Brahman dan Proborini yang membawakan lawakan khas Jawa Timuran.
Dandim 0807/Tulungagung Letkol Inf Wildan Bahtiar memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan wayang kulit warisan budaya luhur bangsa Indonesia di Pendopo Tulungagung.
Menurutnya, wayang kulit harus tetap dilestarikan agar dikenal oleh masyarakat Indonesia.
"Antusias warga yang menonton wayang kulit luar biasa tinggi. Wayang kulit merupakan warisan budaya luhur bangsa Indonesia yang terus harus dilestraikan," kata Dandim Wildan Bahtiar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Tri Cahyono, salah satu pecinta seni-budaya lokal Tulungagung, Minggu, mengatakan, pergelaran wayang kulit itu menandai citra kepemimpinan daerah yang mencintai budaya adiluhung.
Terlebih kegiatan yang dipusatkan di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso tersebut bisa disaksikan warga secara bebas. Penonton membludak, tak hanya memenuhi area pendopo, namun juga area taman alun-alun yang berjarak sekitar 100 meter dari titik panggung utama.
Ribuan warga Tulungagung juga ikut memeriahkan suasana dengan berkumpul di halaman pendopo menyaksikan pertunjukan wayang kulit secara langsung dan melalui layar proyektor yang disediakan di setiap sudut alun-alun.
"Bagus. Apalagi konon wayangan ini digelar sebagai puncak perayaan HUT (hari ulang tahun) ke-813 Kabupaten Tulungagung," kata Tri memuji.
Apresiasi kalangan pecinta kesenian wayang kulit bertambah, karena dalam pertunjukan itu juga menampilkan sejumlah seni tari reog kendang yang menjadi ciri khas kesenian daerah setempat.
"Semoga ini menjadi awal yang baik pemerintahan Maryoto Bhirowo dalam membawa Tulungagung yang lebih `ayem tentrem, mulyo lan tinoto`," kata Burhan, pecinta seni wayang kulit lain yang juga pendukung pasangan Sahto (Sahri Mulyo-Maryoto Bhirowo) saat pilkada lalu.
Selain sebagai kegiatan rutin tahunan, gelaran wayang kulit tersebut digunakan Pemkab Tulungagung untuk memberikan penghargaan kepada masyararakat Tulungagung yang telah berprestasi
Puncak acara perayaan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung itu juga dimanfaatkan Pelaksana Tugas Bupati Maryoto Birowo untuk menyampaikan beberapa pesan politik.
Tak hanya bicara soal komitmennya dalam membangun Tulungagung di bidang ekonomi, politik, sosial-budaya dan kesra, tetapi juga menyelipkan pesan agar warga antusias menyambut tahun politik jelang Pemilu 2019 dengan tetap ikut keamanan wilayah.
Maryoto Birowo mengharapkan masyarakat Tulungagung untuk datang berduyun-duyun ke TPS.
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Sigid Ariyanto itu memainkan lakon Babat Wanamarta.
Tak hanya Plt Bupati Maryoto Bhirowo dan jajaran kepala OPD di lingkup Pemkab Tulungagung, pertunjukan wayang itu juga dihadiri seluruh anggota forkopimda setempat, para perwira Kodim, perwira Polres, serta tokoh masyarakat.
Mulainya pagelaran wayang ditandai dengan penyerahan gunungan dari Maryoto Bhirowo kepada dalang Ki Sigid Ariyanto asal Rembang, Jawa Tengah.
Pagelaran wayang kian meriah dengan bintang tamu pelawak kondang, Topan, Lusi Brahman dan Proborini yang membawakan lawakan khas Jawa Timuran.
Dandim 0807/Tulungagung Letkol Inf Wildan Bahtiar memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan wayang kulit warisan budaya luhur bangsa Indonesia di Pendopo Tulungagung.
Menurutnya, wayang kulit harus tetap dilestarikan agar dikenal oleh masyarakat Indonesia.
"Antusias warga yang menonton wayang kulit luar biasa tinggi. Wayang kulit merupakan warisan budaya luhur bangsa Indonesia yang terus harus dilestraikan," kata Dandim Wildan Bahtiar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018