Surabaya (Antaranews Jatim) - Anggota Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Lamongan Bripka Andreas yang menjadi korban penyerangan ketapel oleh dua orang di pos polisi Wisata Bahari Lamongan (WBL) menceritakan kisahnya saat berusaha menangkap pelaku.
Bripka Andreas saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur di Surabaya, Selasa, mengisahkan, dalam pengejaran itu pelaku beberapa kali menembakkan kelereng dengan ketapel dan mengenai badannya sebelum mengenai mata sebelah kanannya.
"Setelah itu saya sudah terluka, namun saya tidak menyerah. Saya berusaha menangkap pelaku meski terluka. Dalam hati saya bertekad bagaimanapun caranya harus menangkap pelaku. Maka saya tabrakkan motor saya ke pelaku, sambil menahan mata yang keluar darah," katanya.
Setelah menabrak pelaku dan mengalami luka yang cukup parah di mata bagian kanannya, Andreas dibantu warga yang ada di sekitar pasar.
"Waktu saya kejar, jarak dengan pelaku dekat, dia menembakkan ketapel beberapa kali. Saya pakai helm, tapi waktu itu saya buka kacanya dan saya minta berhenti," ujarnya.
Andreas mengaku tidak mengenal pelaku penyerang pos polisi tersebut. Dirinya hanya spontan mengejar pelaku karena melihat pos polisi diserang.
"Waktu kejadian kebetulan masih di belakang pos bersama satpam WBL. Ini sesuai SOP, kalau malam dikosongkan dan geser ke Polsek," katanya.
Sementara untuk kondisi mata kanan yang terluka karena tembakan kelereng oleh pelaku Eko, Andreas mengemukakan, saat ini mata kanannya berangsur membaik.
"Kondisi mata untuk saat ini sudah agak membaik cuma untuk pandangan masih belum jelas. Sudah tidak terasa sakit dan nyeri juga sudah berkurang. Rencananya dokter akan mengecek kembali kondisi kornea mata," ujarnya.
Sedangkan untuk penglihatan mata kanannya tersebut, Andreas mengaku jika masih gelap. Namun untuk melihat fokus cahaya sudah sedikit terlihat dan ada rangsangan cahaya.
Atas aksi heroiknya dalam menangkap pelaku penyerang pos polisi, Bripka Andreas diusulkan mendapat penghargaan yang akan diserahkan langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Namun dia mengaku belum memikirkan penghargaan tersebut.
"Soal itu (penghargaan, red) saya serahkan ke pimpinan tertinggi. Sebagai polisi saya hanya mencoba menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Bripka Andreas saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur di Surabaya, Selasa, mengisahkan, dalam pengejaran itu pelaku beberapa kali menembakkan kelereng dengan ketapel dan mengenai badannya sebelum mengenai mata sebelah kanannya.
"Setelah itu saya sudah terluka, namun saya tidak menyerah. Saya berusaha menangkap pelaku meski terluka. Dalam hati saya bertekad bagaimanapun caranya harus menangkap pelaku. Maka saya tabrakkan motor saya ke pelaku, sambil menahan mata yang keluar darah," katanya.
Setelah menabrak pelaku dan mengalami luka yang cukup parah di mata bagian kanannya, Andreas dibantu warga yang ada di sekitar pasar.
"Waktu saya kejar, jarak dengan pelaku dekat, dia menembakkan ketapel beberapa kali. Saya pakai helm, tapi waktu itu saya buka kacanya dan saya minta berhenti," ujarnya.
Andreas mengaku tidak mengenal pelaku penyerang pos polisi tersebut. Dirinya hanya spontan mengejar pelaku karena melihat pos polisi diserang.
"Waktu kejadian kebetulan masih di belakang pos bersama satpam WBL. Ini sesuai SOP, kalau malam dikosongkan dan geser ke Polsek," katanya.
Sementara untuk kondisi mata kanan yang terluka karena tembakan kelereng oleh pelaku Eko, Andreas mengemukakan, saat ini mata kanannya berangsur membaik.
"Kondisi mata untuk saat ini sudah agak membaik cuma untuk pandangan masih belum jelas. Sudah tidak terasa sakit dan nyeri juga sudah berkurang. Rencananya dokter akan mengecek kembali kondisi kornea mata," ujarnya.
Sedangkan untuk penglihatan mata kanannya tersebut, Andreas mengaku jika masih gelap. Namun untuk melihat fokus cahaya sudah sedikit terlihat dan ada rangsangan cahaya.
Atas aksi heroiknya dalam menangkap pelaku penyerang pos polisi, Bripka Andreas diusulkan mendapat penghargaan yang akan diserahkan langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Namun dia mengaku belum memikirkan penghargaan tersebut.
"Soal itu (penghargaan, red) saya serahkan ke pimpinan tertinggi. Sebagai polisi saya hanya mencoba menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018