Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memerintahkan seluruh pejabat terkait untuk melakukan penanganan cepat terhadap kasus banjir yang melanda tiga desa di daerah itu.

"Begitu dapat info semalam, saya langsung saya perintahkan BPBD, Dinas PU Pengairan, PU Bina Marga, Dinas Sosial, aparat kecamatan dan Dinas Kesehatan untuk melakukan penanganan cepat. Alat berat sudah datang semalam untuk mengangkat material yang terbawa air," katanya usai meninjau lokasi banjir di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.

Banjir melanda tiga desa di Banyuwangi, Minggu(25/11), yakni Desa Gladag dan Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi dan Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh. Begitu mendapat laporan mengenai bencana itu, Bupati Anas langsung meninjau kawasan yang terdampak banjir, Senin pagi.

"Intinya, semuanya bergotong royong dan bekerja maksimal, bekerja cepat, untuk memulihkan situasi," kata Anas.

Tiga lokasi yang terdampak banjir merupakan daerah aliran Sungai Badeng. Akibat banjir tersebut ada 80 rumah di tiga lokasi tersebut yang terdampak, namun hanya dua yang mengalami rusak sedang.

"Sebagian besar kemasukan air dan pasir. Dan semalam, air juga langsung menyusut. Alhamdulillah, hari ini aktivitas warga sudah berjalan normal," kata Anas.  

Dari pantauan tim pemkab, katanya, rumah yang mengalami kerusakan sedang adalah rumah milik Rohim di Desa Gladag. Rumah Rohim yang berada di sempadan sungai, bagian belakangnya ambrol diterjang luapan air sungai.

"Dua keluarga yang rumahnya terdampak telah diungsikan, yang satu dibuatkan bangunan menempati tanah kas desa, yang satunya untuk sementara menempati rumah saudaranya. Kami ingatkan sekali lagi, agar warga yang bertempat tinggal di sempadan sungai harap waspada karena mulai memasuki musim hujan," kata Anas.

Baca juga: Banjir Terjang Desa Alasmalang di Banyuwangi
Baca juga: Puluhan Rumah di Banyuwangi Terdampak Banjir Lumpur

Mengantisipasi luapan banjir dari hulu sungai tersebut, Anas memerintahkan Dinas PU Pengairan untuk melakukan langkah teknis penanganan. Selain itu, Anas meminta kepada semua aparat desa dan kecamatan untuk terus memantau pengelolaan lahan di wilayahnya.

"Tata ruang, khususnya di kawasan dataran tinggi harus terus dijaga. Semua harus patuh pada aturan tata ruang yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan bangunan di sempadan sungai, harus ditata. Jangan berikan izin mereka yang membangun di sempadan sungai," kata Anas.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Guntur Priambodo menjelaskan bahwa selain mendatangkan alat berat excavator, Senin ini juga dilakukan pengerukan sediman yang berada di sekitar jembatan Garit Desa Alasmalang.

"Untuk jembatan Alasmalang telah kami bangun parapet (dinding penahan luapan air sungai) yang berlanjut hingga saat ini. Jembatan di Desa Gladag juga menyusul dibangun parapet," kata Guntur. 

Selain itu, jembatan yang dilalui aliran Sungai Badengan juga akan direkonstruksi, seperti jembatan di Desa Gladag, rentangnya akan diperlebar menyesuaikan dengan lebar sungai. Jembatan tersebut berdasarkan kajian memang perlu direkonstruksi, baik dari sisi ketinggian maupun desain yang masih menggunakan tiga kaki yang berpotensi menghambat laju air.

"Jembatan Alasmalang yang dalam otoritas Pemprov Jatim, rencananya Tahun 2019 juga segera direkonstruksi. Sembari menunggu pembangunan dari provinsi, kami tempatkan alat berat di sana untuk berjaga-jaga bila air suangai yang meluap membawa material besar," ujar Guntur.(*)
 

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018