Surabaya (Antaranews Jatim) - Generasi Peduli Anti Narkoba menyebut perilaku menghirup aroma lem atau ngelem sudah banyak dilakukan remaja di Kota Surabaya, Jawa Timur.
     
"Lima anak remaja yang kedapatan ngelem beberapa hari itu hanya sebagian kecil, karena sebetulnya perilaku ngelem ini sudah banyak dilakukan di masyarakat," kata Ketua Generasi Peduli Anti Narkoba (GPAN) Surabaya Sukma Sahadewa kepada Antara di Surabaya, Rabu.
     
Menurut dia, anggotanya sudah beberapa kali turun ke sejumlah sekolah di Surabaya dan menemukan banyak juga pelajar yang melakukan penyalahgunaan narkoba, salah satunya kasus ngelem.
     
Sukma mengatakan, beberapa bulan lalu sempat diundang Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya untuk menanggapi adanya penemuan obat carisopodrol yang disalahgunakan.  
     
"Harga obat itu murah, namun bisa disalahgunakan. Jadi bisa dikategorikan sebagai penyalahgunaan narkoba," katanya.
     
Namun, lanjut dia, bagi mereka yang tidak punya uang kebanyakan menyalahgunakan narkoba, salah satunya ngelem yang sifatnya adiktif. Bahkan, bisa penyalahgunaan yang lain seperti inhalasi (menghirup) bensin, penghilang cat kuku (kutek) dan thiner untuk cat.
     
"Yang salah bukan alat-alat di atas, namun SDM kita yang harus diberikan langkah preventif. Masalah narkoba itu masalah kita semua," kata dokter yang memiliki sejumlah klinik kesehatan di Surabaya ini.

Baca juga: Fenomena "Ngelem" di Kalangan Remaja Kota Surabaya
Baca juga: Risma Marahi Lima Remaja Surabaya Hirup Aroma Lem (Video) 
     
Untuk itu, lanjut dia, langka preventif selain berupa pendidikan nonformal di lingkungan keluarga, juga harus masuk ke kurikulum formal.

Kekuatan siswa dan mahasiswa sekarang hanya membantuk komunitas dan ekstrakurikuler, juga harus ada pendidikan formal supaya memahami efek penyalahgunaan ini," katanya.
     
Banyaknya perilaku menyimpang yang dilakukan remaja di Surabaya ini, lanjut dia, karena ketidaktahuan mereka terhadap efeknya dan hanya ikut-ikutan teman dekatnya.      
     
"Kalau para remaja paham akan efeknya, pasti tidak ngelem," katanya.
     
Fenomena anak dan remaja menghirup aroma lem sebelumnya terjadi di Kelurahan Kutisari, Tenggilis, Surabaya pada Minggu (11/11). Petugas Polsek Tenggilis  berhasil menangkap 10 anak, dua di antaranya perempuan. Mereka diketahui berumur 10-18 tahun. 
     
Kejadian serupa kembali terjadi di Jalan Banyu Urip, Surabaya pada Senin, (19/11). Tim Odong-Odong Satpol Polisi Pamong Praja (PP) Surabaya berhasil menangkap lima anak yang saat itu kedapatan mabuk saat menghirup lem.  Mereka diketahui berumur sekitar 15-16 tahun. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018