Malang (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota Malang merancang program pendidikan karakter untuk tahun pertama (kelas 1-2)  jenjang sekolah dasar (SD) tanpa pelajaran baca tulis dan berhitung (calistung).
      
"Peniadaan pelajaran calistung di kelas 1 dan 2 SD ini masih akan diujicobakan di lima SD. Dan, pelajaran calistung itu diganti (difokuskan) pada pendidikan budi pekerti dan keterampilan dasar bersosial," kata Sutiaji di Malang, Jawa Timur, Selasa.
      
Selain itu, lanjut Sutiaji, juga masih akan dilakukan kajian bersama sejumlah perguruan tinggi di Malang yang memiliki fakultas keguruan, yakni Unisma, UMM, Universitas Kanjuruhan, UIN Maulana Malaik Ibrahim, serta IKIP Budi Utomo.
      
Sambil menunggu hasil kajian, ada lima SD yang bakal menjadi percontohan dan uji coba program tanpa calistung tersebut, yakni di masing-masing  kecamatan ada satu SD.  Hanya saja, SD mana saja yang akan dijadikan percontohan, masih belum ditentukan.
      
Menurut Sutiaji, kewajiban mendidik anak-anak merupakan tanggung jawab orang tuanya. Namun, sekolah sebagai lembaga pendidikan juga memiliki tanggung jawab membantu  orang tua yang telah menitipkan anak-anaknya untuk dapat belajar dengan baik.
      
Sutiaji mengemukakan pilihan kelas 1 dan 2 karena motorik anak sangat tajam, apalagi ketika di rumah anak-anak juga diajari oleh orang tuanya. "Belajar baca tulis itu tidak lama karena ada metodenya," kata Sutiaji.
       
Sutiaji menilai hal itu memang menjadi pilihan masyarakat. Pasti akan ada pro dan kontra terhadap program tersebut. Akan tetapi, sudah menjadi tugas pemerintah untuk memberikan pemahaman pada wali murid. Apalagi, dalam tahap awal, tidak semua sekolah akan menjalankan program tersebut. "Pendidikan akhlak dan pendidikan karakter akan diutamakan, selain pendidikan akademik," tuturnya.
      
Sementara itu, akademisi dari Universitas Brawijaya (UB) Malang Nunung Haryati menyarankan agar pelajaran calistung tetap ada, namun diberi batasan. "Saya melihat pendidikan di Jepang dan Australia juga dibatasi, tapi tanpa menghilangkan calistung tersebut," paparnya.
       
Kepala SD Insan Amanah Kota Malang Suhardini Nurhayati menambahkan pendidikan karakter tak sekedar imbauan, namun harus ada silabusnya. Ia juga mengusulkan agar siswa SD juga mendapat sentuhan kecakapan hidup dan wirausaha, teknologi tepat guna. "Ini penting bagi siswa sebagai dasar untuk mengenal teknologi maupun kewirausahaan sederhana," ucapnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018