Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) di Solo, Jawa Tengah, sudah menyelesaikan normalisasi jaringan irigasi Waduk Pacal di Bojonegoro, Jawa Timur, sanjang 148 kilometer per 19 November 2018.
"Pekerjaan normalisasi jaringan irigasi Waduk Pacal sudah selesai, sebab sesuai kontrak berakhir 19 November," kata Kepala Bidang Operasi Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya Air Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Masahid, di Bojonegoro, Senin.
Menurut dia, adanya perbaikan jaringan irigasi Waduk Pacal akan memperluas areal pertanian yang diairi yang sekarang ini luas bakunya sekitar 16.000 hektare.
Hanya saja, lanjut dia, sistem irigasi Waduk Pacal juga bergantung dengan perolehan air di Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, selama musim hujan.
"Saat ini perolehan air Waduk Pacal masih sangat sedikit, ya kita belum bisa memperhitungkan luas areal pertanian yang bisa memperoleh pasokan air," kata dia menjelaskan.
Ia juga mengatakan perbaikan jaringan irigasi Waduk Pacal itu, juga untuk mendukung pembangunan Waduk Gongseng di Kecamatan Temayang, yang dijadwalkan selesai pada 2019.
Hal senada disampaikan Kasi Bina Operasi dan Pengendalian Dinas Pekerjaan Umum (PU) SDA Marlan, yang juga menyebutkan belum bisa memperkirakan luas areal pertanian yang bisa diairi dengan adanya normalisasi irigasi Waduk Pacal.
Tapi, menurut dia, adanya normalisasi jaringan irigasi Waduk Pacal itu, untuk pendistribusian air baik jaringan irigasi kanan maupun irigasi kiri, sudah bisa menjangkau areal pertanian di wilayah lainnya yang dulu tidak bisa memperoleh pasokan air waduk.
Ia mencontohkan irigasi Waduk Pacal semula hanya menjangkau Desa Talun, Kecamatan Sumberrejo, tapi dengan adanya normalisasi irigasi maka bisa menjangkau ke wilayah Kecamatan Kanor, yang berada di utaranya.
"Kami masih akan membahas bersama Himpunan Petani Air (HIPPA) untuk menghitung luas tata tanam global selama setahun mulai November 2018 sampai November 2019," ucapnya.
Di dalam penentuan tata tanam global itu, kata dia, tidak hanya areal pertanian di sepanjang irigasi Waduk Pacal, tapi juga Waduk Nglambangan, di Kecamatan Tambakrejo, juga irigasi teknis desa yang lainnya.
BBWSB memperbaiki saluran induk Waduk Pacal, karena di sejumlah lokasi banyak yang rusak dan tingginya sedimen yang masuk di saluran induk Waduk Pacal.
Dari data yang ada menyebutkan perbaikan saluran induk Waduk Pacal sepanjang 148 kilometer di sejumlah kecamatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp268,1 miliar dari APBN.
Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno.
Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik. Namun, sekarang daya tampungnya menurun, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air dan rusaknya bangunan pelimpas (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Pekerjaan normalisasi jaringan irigasi Waduk Pacal sudah selesai, sebab sesuai kontrak berakhir 19 November," kata Kepala Bidang Operasi Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya Air Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Masahid, di Bojonegoro, Senin.
Menurut dia, adanya perbaikan jaringan irigasi Waduk Pacal akan memperluas areal pertanian yang diairi yang sekarang ini luas bakunya sekitar 16.000 hektare.
Hanya saja, lanjut dia, sistem irigasi Waduk Pacal juga bergantung dengan perolehan air di Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, selama musim hujan.
"Saat ini perolehan air Waduk Pacal masih sangat sedikit, ya kita belum bisa memperhitungkan luas areal pertanian yang bisa memperoleh pasokan air," kata dia menjelaskan.
Ia juga mengatakan perbaikan jaringan irigasi Waduk Pacal itu, juga untuk mendukung pembangunan Waduk Gongseng di Kecamatan Temayang, yang dijadwalkan selesai pada 2019.
Hal senada disampaikan Kasi Bina Operasi dan Pengendalian Dinas Pekerjaan Umum (PU) SDA Marlan, yang juga menyebutkan belum bisa memperkirakan luas areal pertanian yang bisa diairi dengan adanya normalisasi irigasi Waduk Pacal.
Tapi, menurut dia, adanya normalisasi jaringan irigasi Waduk Pacal itu, untuk pendistribusian air baik jaringan irigasi kanan maupun irigasi kiri, sudah bisa menjangkau areal pertanian di wilayah lainnya yang dulu tidak bisa memperoleh pasokan air waduk.
Ia mencontohkan irigasi Waduk Pacal semula hanya menjangkau Desa Talun, Kecamatan Sumberrejo, tapi dengan adanya normalisasi irigasi maka bisa menjangkau ke wilayah Kecamatan Kanor, yang berada di utaranya.
"Kami masih akan membahas bersama Himpunan Petani Air (HIPPA) untuk menghitung luas tata tanam global selama setahun mulai November 2018 sampai November 2019," ucapnya.
Di dalam penentuan tata tanam global itu, kata dia, tidak hanya areal pertanian di sepanjang irigasi Waduk Pacal, tapi juga Waduk Nglambangan, di Kecamatan Tambakrejo, juga irigasi teknis desa yang lainnya.
BBWSB memperbaiki saluran induk Waduk Pacal, karena di sejumlah lokasi banyak yang rusak dan tingginya sedimen yang masuk di saluran induk Waduk Pacal.
Dari data yang ada menyebutkan perbaikan saluran induk Waduk Pacal sepanjang 148 kilometer di sejumlah kecamatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp268,1 miliar dari APBN.
Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno.
Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik. Namun, sekarang daya tampungnya menurun, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air dan rusaknya bangunan pelimpas (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018