Madiun  (Antaranews Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Jawa Timur, mencatat kenaikan harga pertamax dan wotel mendongkrak terjadinya inflasi di kota itu pada Oktober 2018 yang mencapai 0,18 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 131,32.

"Inflasi di Kota Madiun disumbang oleh kenaikan harga sejumlah komoditas. Di antaranya yang paling signifikan adalah kenaikan harga bakar minyak (BBM) non-subsidi jenis pertamax," ujar Kepala BPS Kota Madiun Firman Bastian, kepada wartawan di Madiun, Sabtu.

Menurut dia, selain pertamax, kenaikan harga komoditas yang andil mendongkrak inflasi di antaranya, daging ayam ras, rokok kretek filter, besi beton, dan wortel.

Sedangkan komoditas penekan inflasi di antaranya menurunnya harga pepaya, telur ayam ras, beras, tomat, sayur, dan semangka.

Ia menjelaskan, pada bulan November ini yang perlu diwaspadai adalah kenaikan harga telur ayam ras. Saat ini harga telur ayam di pasaran telah mencapai Rp21.000 per kilogram dari sebelumnya Rp19.000 per kilogram.

Diharapkan, tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Madiun bisa mengendalikan kenaikan harga telur supaya inflasi di Madiun tetap stabil, terlebih menjelang perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.

Ia menambahkan, angka inflasi Kota Madiun pada Oktober yang mencapai 0,18 persen tersebut masih di bawah angka inflasi Jawa Timur yang mencapai sebesar 0,19 persen dan nasional 0,28 persen.

Dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, inflasi tertinggi pada Oktober 2018 terjadi di Sumenep dan Malang masing-masing 0,30 persen.

Urutan ketiga jember 0,24 persen. Selanjutnya Probolinggo 0,20 persen, Madiun 0,18 persen, Kediri 0,16 persen, Surabaya 0,15 persen, dan Banyuwangi 0,09 persen. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018