Surabaya (Antaranews Jatim) - Sebanyak 222 mahasiswa D3 mengikuti seleksi program "Industry Academia Collaboration" atau program alih jenjang studi ke Taiwan di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Kamis.
Direktur PENS, Zainal Arief di sela seleksi mengatakan program alih jenjang studi ke Taiwan merupakan kerja sama Kemenristekdikti dengan Taiwan yang seleksinya juga dilakukan di Jakarta, Medan dan Makassar.
"Melalui progarm ini, lulusan D3 bisa melanjutkan studi dua tahun di Taiwan dan mendapat gelar Bachelor setara S1. Mereka juga mendapat kesempatan internship atau magang sebelum mendapat kontrak kerja di Taiwan selama setahun," kata Zainal.
Zainal menjelaskan ada delapan bidang yang bisa diambil mahasiswa yakni electrical engineering, network electronic, surface mounted technology, inspection electronik, civil enginering, chemical enginering, mecanical enginering dan tourism hospitality.
"Nantinya ada total 320 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang diterima di program ini dengan rincian 40 mahasiswa per bidang. Sedangkan yang ikut seleksi di PENS ada 222 anak, 50 di antaranya anak lulusan PENS," ujarnya.
Dalam program yang pertama kali dilakukan ini, ada empat universitas di Taiwan yang akan memfasilitasi program ini. Di antaranya Cheng Shiu University of Sciense and Technology, Hsing Wu University of Sciense and Technology, Lunghwa University of Sciense and Technology dan Ming Hsin University of Sciense and Technology.
"Program ini akan memperluas wawasan pesertanya serta punya kesempatan berkarir di kancah global juga," ujarnya.
Sebelum proses seleksi, para pendaftar program ini harus menyertakan berkas dengan syarat IPK minimal 3,0 dan kemampuan bahasa Inggris. Sementara untuk Bahasa Taiwan akan diajarkan secara kursus saat sudah di Taiwan.
"Mereka akan mendapat pembiayaan untuk perjalanan dari Kemenristekdikti. Kalau biaya di sana nanti bisa di dapat dari upah `internship`," ucapnya.
Zainal mengungkapkan PENS juga telah melakukan kerja sama dengan Taiwan. Namun hanya sebatas pertukaran mahasiswa dan kolaborasi riset. Ke depan pihaknya akan mengajukan penambahan bidang dalam kerja sama ini. Karena sejumlah jurusan belum terakomodasi seperti perkapalan dan pertanian.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Direktur PENS, Zainal Arief di sela seleksi mengatakan program alih jenjang studi ke Taiwan merupakan kerja sama Kemenristekdikti dengan Taiwan yang seleksinya juga dilakukan di Jakarta, Medan dan Makassar.
"Melalui progarm ini, lulusan D3 bisa melanjutkan studi dua tahun di Taiwan dan mendapat gelar Bachelor setara S1. Mereka juga mendapat kesempatan internship atau magang sebelum mendapat kontrak kerja di Taiwan selama setahun," kata Zainal.
Zainal menjelaskan ada delapan bidang yang bisa diambil mahasiswa yakni electrical engineering, network electronic, surface mounted technology, inspection electronik, civil enginering, chemical enginering, mecanical enginering dan tourism hospitality.
"Nantinya ada total 320 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang diterima di program ini dengan rincian 40 mahasiswa per bidang. Sedangkan yang ikut seleksi di PENS ada 222 anak, 50 di antaranya anak lulusan PENS," ujarnya.
Dalam program yang pertama kali dilakukan ini, ada empat universitas di Taiwan yang akan memfasilitasi program ini. Di antaranya Cheng Shiu University of Sciense and Technology, Hsing Wu University of Sciense and Technology, Lunghwa University of Sciense and Technology dan Ming Hsin University of Sciense and Technology.
"Program ini akan memperluas wawasan pesertanya serta punya kesempatan berkarir di kancah global juga," ujarnya.
Sebelum proses seleksi, para pendaftar program ini harus menyertakan berkas dengan syarat IPK minimal 3,0 dan kemampuan bahasa Inggris. Sementara untuk Bahasa Taiwan akan diajarkan secara kursus saat sudah di Taiwan.
"Mereka akan mendapat pembiayaan untuk perjalanan dari Kemenristekdikti. Kalau biaya di sana nanti bisa di dapat dari upah `internship`," ucapnya.
Zainal mengungkapkan PENS juga telah melakukan kerja sama dengan Taiwan. Namun hanya sebatas pertukaran mahasiswa dan kolaborasi riset. Ke depan pihaknya akan mengajukan penambahan bidang dalam kerja sama ini. Karena sejumlah jurusan belum terakomodasi seperti perkapalan dan pertanian.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018