Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, pada pertengahan November mendatang akan menghentikan pendistribusian air bersih bagi warga yang daerahnya mengalami kekeringan, meskipun sekarang di sejumlah lokasi sudah turun hujan.

"Pendistribusian air bersih masih berlangsung, meskipun sudah turun hujan, tapi warga masih kesulitan air bersih," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono di Bojonegoro, Jumat.

Bahkan, menurut dia, pendistribusian air bersih sekarang ini setiap hari jumlahnya ditingkatkan menjadi berkisar 12 hingga 15 tangki (5.000 liter per tangki), di antaranya delapan tangki yang didistribusikan langsung BPBD.

"Pendistribusian menjadi meningkat karena ada sejumlah lembaga, juga calon anggota legislatif, komunitas, juga warga secara pribadi yang ikut mendistribusikan air bersih," kata dia menjelaskan.

Mengenai jumlah calon legislatif yang ikut membantu air bersih, ia mengatakan tidak ingat jumlahnya, tapi cukup banyak karena calon anggota legislatif akan mendistribusikan air bersih sesuai daerah pemilihan.

"Saat ini ada 430 desa/kelurahan di Bojonegoro membutuhkan air bersih," ucapnya.

Ia mencontohkan di sejumlah desa di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, antara lain Kelurahan Ledokkulon, Desa Ledokwetan, Desa Kauman, juga desa lainnya di Kecamatan Kota, warga di daerah setempat juga kesulitan air bersih.

Warga di sejumlah desa di tepian Bengawan Solo itu sumurnya mengering, disebabkan debit air sungai terpanjang di Pulau Jawa yang melintasi wilayah Bojonegoro menyusut.

"Warga di sepanjang DAS Bengawan Solo memperoleh pasokan air bersih, karena warga juga mengeluh kesulitan air bersih," tambahnya.

Yang jelas, menurut dia, alokasi anggaran sekitar Rp200 juta dari APBD 2018 untuk pengadaan air bersih bagi warga masih belum habis sampai pertengahan November.

Data di BPBD setempat mencatat kesulitan air bersih dialami sekitar 20.814 kepala keluarga (31.845 jiwa) di 117 dusun di 72 desa yang tersebar di 18 kecamatan.

"Dari data yang kami terima, ada kecamatan yang tidak melaporkan jumlah warganya yang kesulitan air bersih," kata Pejabat Pelaksana Tugas Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia.

Sebelum itu, BPBD menargetkan pendistribusian air bersih akan berakhir pada Oktober. Namun, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Gesofisika (BMKG) Karangploso, Malang, di daerah setempat masuk musim hujan dasarian I-III November. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018