Madiun (Antaranews Jatim) - BPS Kota Madiun, Jawa Timur mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Madiun mengalami kenaikan 4,15 persen selama rentang waktu tujuh tahun terakhir.
Sesuai data, pada tahun 2010 capaian IPM Kota Madiun sebesar 75,98 persen. Sedangkan, tahun 2017 sudah sebesar 80,13 persen.
"Capaian ini menempatkan Kota Madiun diurutan ketiga daerah peraih IPM tertinggi di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang. IPM di atas 80 persen merupakan kategori sangat tinggi. Sedang, dibawah 60 masuk kategori rendah," ujar Kepala BPS Kota Madiun Firman Bastian dalam kegiatan Forum Kehumasan Perkembangan Pembangunan Daerah Kota Madiun Berdasar Data Statistik di gedung Diklat, Rabu (31/10).
Menurut dia, IPM sangatlah penting sebagai indikator kinerja pemerintah dalam pembangunan manusia alias non-fisik. Sebab, IPM dipengaruhi oleh berbagai hal. Di antaranya kesehatan dan pendidikan.
"Capaian sejumlah item di dalamnya, termasuk kesehatan dan pendidikan, harus cukup baik untuk mendongkrak IPM yang tinggi," katanya.
Sementara, Wali Kota Madiun Sugeng Rismiyanto mengatakan terdapat beberapa hal yang fokus untuk dikembangkan agar IPM Kota Madiun tinggi. Yakni, peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan layanan kesehatan.
Untuk pendidikan, Pemkot Madiun terus berupaya agar rata-rata lama sekolah mencapai 11,1 tahun. Di bidang kesehatan, pemkot juga telah melakukan banyak program kesehatan gratis yang berkualitas mulai dari bayi hingga lansia.
Tentu, muaranya adalah capaian angka harapan hidup di Kota Madiun yang tinggi. Yakni mencapai 72,48 tahun. Artinya, rata-rata masyarakat Kota Madiun dapat mencapai usia 72 tahun.
Kesimpulannya, keberhasilan pembangunan, entah itu fisik maupun non fisik, bukan keberhasilan wali kotanya. Melainkan keberhasilan semua pihak.
"Karena dalam mewujudkannya butuh kerja sama dan peran serta seluruh elemen, termasuk masyarakat," kata Wali Kota Sugeng. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Sesuai data, pada tahun 2010 capaian IPM Kota Madiun sebesar 75,98 persen. Sedangkan, tahun 2017 sudah sebesar 80,13 persen.
"Capaian ini menempatkan Kota Madiun diurutan ketiga daerah peraih IPM tertinggi di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang. IPM di atas 80 persen merupakan kategori sangat tinggi. Sedang, dibawah 60 masuk kategori rendah," ujar Kepala BPS Kota Madiun Firman Bastian dalam kegiatan Forum Kehumasan Perkembangan Pembangunan Daerah Kota Madiun Berdasar Data Statistik di gedung Diklat, Rabu (31/10).
Menurut dia, IPM sangatlah penting sebagai indikator kinerja pemerintah dalam pembangunan manusia alias non-fisik. Sebab, IPM dipengaruhi oleh berbagai hal. Di antaranya kesehatan dan pendidikan.
"Capaian sejumlah item di dalamnya, termasuk kesehatan dan pendidikan, harus cukup baik untuk mendongkrak IPM yang tinggi," katanya.
Sementara, Wali Kota Madiun Sugeng Rismiyanto mengatakan terdapat beberapa hal yang fokus untuk dikembangkan agar IPM Kota Madiun tinggi. Yakni, peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan layanan kesehatan.
Untuk pendidikan, Pemkot Madiun terus berupaya agar rata-rata lama sekolah mencapai 11,1 tahun. Di bidang kesehatan, pemkot juga telah melakukan banyak program kesehatan gratis yang berkualitas mulai dari bayi hingga lansia.
Tentu, muaranya adalah capaian angka harapan hidup di Kota Madiun yang tinggi. Yakni mencapai 72,48 tahun. Artinya, rata-rata masyarakat Kota Madiun dapat mencapai usia 72 tahun.
Kesimpulannya, keberhasilan pembangunan, entah itu fisik maupun non fisik, bukan keberhasilan wali kotanya. Melainkan keberhasilan semua pihak.
"Karena dalam mewujudkannya butuh kerja sama dan peran serta seluruh elemen, termasuk masyarakat," kata Wali Kota Sugeng. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018