Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan rendemen daun kayu putih daerahnya mencapai 1,3 persen, lebih tinggi dibandingkan daun kayu putih produksi Mojokerto yang hanya rata-rata 1 persen.

Kasi Pengelolaan Sumber Daya Hutan (PSDH) Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro Hengki Prasetyo, di Bojonegoro, Rabu, menjelaskan diketahuinya rendemen rata-rata 1,3 persen itu berdasarkan uji coba 3,2 ton daun kayu putih yang dikirim ke pabrik minyak kayu putih Mojokerto.

Dari hasil uji coba di pabrik minyak kayu kayu putih milik Perhutani itu, kata dia, diketahui daun kayu putih yang dipanen dari kawasan hutan di Desa Setren, Kecamatan Ngasem itu,  rendemen rata-rata 1,3 persen yang berarti 1 ton daun kayu putih menghasilkan 3 kilogram minyak kayu putih,

"Sebelum ini daun kayu putih yang tertinggi di Jawa Timur, produksi Mojokerto yang rata-rata hanya 1 persen," ucapnya menjelaskan.

Menurut dia, tingginya rendemen daun kayu putih di daerahnya itu, disebabkan masa panen dilakukan kemarau, selain tanah di kawasan hutan di daerahnya cocok untuk tanaman kayu putih.

Menyusul setelah ini, kata dia, KPH akan terus memanen daun kayu putih di kawasan hutan di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem, yang luasnya mencapai 400 hektare.

"Sesuai perhitungan kami pohon kayu putih sekitar 400 hektare akan menghasilkan daun sekitar 900 ton dengan masa panen sampai Desember," ucapnya.

Namun, menurut dia, daun kayu putih yang dihasilkan itu semuanya akan dikirim untuk dijual ke pabrik minyak kayu putih Mojokerto dengan harga Rp700/kilogram.

"Ya harapan kami kedepannya di Bojonegoro ada pabrik minyak kayu putih," ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, KPH akan terus mengembangkan luas tanaman kayu putih dengan target tahun ini akan ditanam lagi seluas 505 hektare.

Manajer Bisnis KPH Bojonegoro Ahmad Yani, menambahkan kalau di daerahnya kalau ada pabrik minyak kayu putih akan mengurangi biaya produksi dibandingkan daun kayu putih harus dikirim ke pabrik minyak kayu putih Mojokerto.

"Ya paling tidak bisa mengurangi ongkos angkutan, selain juga keberadaan pabrik minyak kayu putih bisa menciptakan lapangan pekerjaan," ucapnya. (*)





 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018