Surabaya (Antaranews Jatim) - Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat kinerja nilai ekspor dan impor Provinsi Jawa Timur September 2018 turun dibanding Agustus 2018, karena turunnya sektor migas dan nonmigas selama bulan tersebut.

"Penurunan nilai ekspor lebih disebabkan kinerja sektor nonmigas maupun migas yang sama-sama mengalami penurunan," kata Kepala BPS Jatim Teguh Pramono di Surabaya, Senin.

Ia mengatakan, ekspor Jatim September 2018 mengalami penurunan sebesar 12,44 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 1,87 miliar dolar AS menjadi 1,64 miliar dolar AS.

Sedangkan untuk impor, kata dia, penurunannya lebih kecil dibanding ekspor, yakni turun sebesar 9,44 persen dibanding Agustus 2018 yaitu dari 2,204 miliar dolar AS, menjadi 1,996 miliar dolar AS.

Teguh mengatakan, khusus untuk ekspor komoditas nonmigas Jatim, pada September 2018 turun 12,18 persen, yaitu dari 1,72 miliar dolar AS menjadi 1,51 miliar dolar AS, nilai itu menyumbang sebesar 92,38 persen dari total ekspor Jatim.

Jika dikelompokkan berdasarkan golongan barang (HS) 2 digit, golongan Perhiasan/Permata (HS 71) menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jawa Timur, dengan nilai transaksinya sebesar 193,88 juta dolar AS.

"Nilai tersebut turun sebesar 18,98 persen, dengan kontribusi sebesar 12,83 persen pada total ekspor nonmigas Jawa Timur pada September 2018," katanya.

Untuk negara tujuan utama ekspor nonmigas Jatim pada September 2018, Jepang merupakan negara tujuan utama, disusul Amerika Serikat, dan Tiongkok.

Untuk ekspor nonmigas ke Jepang mencapai 254,01 juta dolar AS, ke Amerika Serikat 218,04 juta dolar AS, dan Tiongkok 164,05 juta dolar AS.

Sementara untuk negara asal impor barang yang masuk ke Jatim, Tiongkok masih tercatat sebagai negara utama yakni sebesar 32,14 persen, disusul Amerika Serikat dan Thailand yang memberikan kontribusi pada pasar impor Jawa Timur 7,24 dan 5,70 persen.

"Nilai impor dari Tiongkok pada September 2018 sebesar 495,06 juta dolar AS, diikuti impor dari Amerika Serikat sebesar 111,56 juta dolar AS, serta Thailand sebesar 87,73 juta dolar AS," katanya.*

 

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018