Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Alokasi anggaran sebesar Rp200 juta dari APBD 2018 di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, masih mencukupi untuk pengadaan air bersih bagi warga yang mengalami kesulitan air bersih selama musim kemarau.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, di Bojonegoro, Rabu, menjelaskan alokasi anggaran Rp200 juta itu cukup untuk pengadaan air bersih dengan jumlah sekitar 500 tangki air.
Dalam pengadaan air bersih, kata dia, anggaran yang tersedia untuk membayar tenaga pengemudi truk tangki, juga membayar air kepada PDAM.
Saat ini, kata dia, BPBD sudah mendistribusikan air bersih di daerah yang mengalami kekeringan dengan jumlah 211 tangki (5.000 per tangki).
"Ya anggaran yang ada masih aman untuk pengadaan air bersih selama musim kemarau tahun ini. Pendistribusian air bersih dengan tiga truk tangki rata-rata air yang didistribusikan enam tangki per harinya ," katanya menjelaskan.
Sesuai rencana, menurut dia, BPBD akan menghentikan pendistribusian air bersih bagi warga yang daerahnya mengalami kekeringan akhir Oktober.
Pertimbangannya sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, daerahnya masuk musim hujan dasarian I-III Nopember.
"Sekarang ini sudah masuk musim peralihan dari kemarau ke musim hujan," ucapnya.
Data di BPBD setempat menyebutkan sebanyak 19.204 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 30.487 jiwa di 59 desa (103 dusun) yang tersebar di 16 kecamatan, mengalami kesulitan air bersih per 9 September.
"Warga yang kesulitan air bersih masih terus bertambah," ucapnya.
Daerah yang terbanyak mengalami kesulitan air bersih, antara lain, Kecamatan Sugihwaras (10 desa), Ngasem (sembilan desa), Sumberrejo (delapan desa), Kasiman (empat desa), Kasiman (empat desa), dan Bubulan (tiga desa).
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD MZ. Budi Mulyono, menjelaskan sejumlah lembaga, seperti kepolisian resor (polres), Kantor Pos, juga kontraktor migas ikut membantu pengadaan air bersih.
"Kontraktor migas ikut mendistribusikan air bersih di sekitar desa di wilayah operasinya masing-masing," ucapnya.
Ia menambahkan warga yang memperoleh pendistribusian air bersih itu, karena sumurnya sudah mengering, tapi masih bisa memperoleh air di tempat lain dengan jarak berkisar 1-4 kilometer. (*).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, di Bojonegoro, Rabu, menjelaskan alokasi anggaran Rp200 juta itu cukup untuk pengadaan air bersih dengan jumlah sekitar 500 tangki air.
Dalam pengadaan air bersih, kata dia, anggaran yang tersedia untuk membayar tenaga pengemudi truk tangki, juga membayar air kepada PDAM.
Saat ini, kata dia, BPBD sudah mendistribusikan air bersih di daerah yang mengalami kekeringan dengan jumlah 211 tangki (5.000 per tangki).
"Ya anggaran yang ada masih aman untuk pengadaan air bersih selama musim kemarau tahun ini. Pendistribusian air bersih dengan tiga truk tangki rata-rata air yang didistribusikan enam tangki per harinya ," katanya menjelaskan.
Sesuai rencana, menurut dia, BPBD akan menghentikan pendistribusian air bersih bagi warga yang daerahnya mengalami kekeringan akhir Oktober.
Pertimbangannya sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, daerahnya masuk musim hujan dasarian I-III Nopember.
"Sekarang ini sudah masuk musim peralihan dari kemarau ke musim hujan," ucapnya.
Data di BPBD setempat menyebutkan sebanyak 19.204 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 30.487 jiwa di 59 desa (103 dusun) yang tersebar di 16 kecamatan, mengalami kesulitan air bersih per 9 September.
"Warga yang kesulitan air bersih masih terus bertambah," ucapnya.
Daerah yang terbanyak mengalami kesulitan air bersih, antara lain, Kecamatan Sugihwaras (10 desa), Ngasem (sembilan desa), Sumberrejo (delapan desa), Kasiman (empat desa), Kasiman (empat desa), dan Bubulan (tiga desa).
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD MZ. Budi Mulyono, menjelaskan sejumlah lembaga, seperti kepolisian resor (polres), Kantor Pos, juga kontraktor migas ikut membantu pengadaan air bersih.
"Kontraktor migas ikut mendistribusikan air bersih di sekitar desa di wilayah operasinya masing-masing," ucapnya.
Ia menambahkan warga yang memperoleh pendistribusian air bersih itu, karena sumurnya sudah mengering, tapi masih bisa memperoleh air di tempat lain dengan jarak berkisar 1-4 kilometer. (*).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018