Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima rombongan Kirab Satu Negeri Gerakan Pemuda Ansor di rumah dinasnya Jalan Wali Kota Mustajab, Kota Surabaya, Jatim, Senin.
     
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menceritakan perjuangan almarhum bapaknya yang juga anggota Ansor dalam perjuangannya melawan penjajahan Belanda. 
     
"Saat itu, usia almarhum bapak saya masih berusia 16 tahun, tepat resolusi jihad dikumandangkan oleh K.H. Wahab Hasbullah," kata Risma usai menerima bendera kirab yang kemudian diserahkan kembali untuk melanjutkan perjalanannya menuju Malang.
     
Menurut dia, kemunculan resolusi jihad itu membuat santri, Ansor dan Banser se-Jawa Timur menyatukan tekad bersatu melawan penjajah. Pusat markasnya saat itu terletak di rumah kakeknya di Blauran gang 4, Surabaya.
     
Sebetulnya, lanjut dia, pusat resolusi jihad yang saat ini menjadi kantor Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Surabaya merupakan tempat tinggal kakeknya. 
     
"Tapi karena digunakan markas resolusi jihad dan kantor NU, kemudian kakek saya pindah ke Blauran gang 4," kata Risma.
     
Risma mengatakan semua gang di Blauran digunakan untuk perjuangan santri, Banser dan Ansor se-Jawa Timur. Perjuangan melawan penjajah saat itu memang menelan banyak korban, sehingga almarhumah bapaknya setiap hari mengirimkan ribuan jenazah ke Nganjuk, Jombang, Kediri dan beberapa daerah di Jawa Timur.
     
"Bapak saya dulu sering bercerita kalau mengirimkan jenazah pejuang ke beberapa daerah, selalu ribuan. Oleh karena itu, saya tahu betul bagaimana perjuangan Ansor dan Banser saat itu," katanya.
     
Pada kesempatan itu, Risma juga berharap kepada Ansor dan Banser untuk terus menghidupkan masjid-masjid, terutama di Kota Surabaya. Sebab, dia tidak ingin masjid-masjid itu ditempati orang-orang yang tidak jelas paham ideologinya. 
     
"Saya mohon, mari kita terus hidupkan masjid, supaya tidak dimasuki orang-orang yang tidak jelas," ujarnya.
     
Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga menyampaikan bahwa Ansor telah mengulang sejarahnya. Kalau dulu Ansor berjuang untuk keberlanjutan NKRI, saat ini terus berjuang untuk menyatukan kesatuan Republik Indonesia.
     
"Makanya saya ingin menyampaikan bahwa kalau dulu kakek dan neneknya yang berjuang, sekarang saya harap Ansor muda jadi penerus dan pemersatu bangsa Indonesia dengan ciri khas perjuangannya yang mempertahankan kemerdekaan dan keberhasilan Indonesia," ujarnya. 
     
Sementara itu, Koordinator Kirab Satu Negeri wilayah Jawa Timur Abid Umar Faruq mengatakan kirab ini diserahterimakan ke Jawa Timur pada 5 Oktober 2018. Di Jawa Timur, kirab ini akan diarak ke 18 kabupaten/kota dan akan berakhir di Tuban pada 15 Oktober 2018.
     
"Tanggal 16 Oktober akan kami serah terima ke PW Ansor Jawa Tengah di Pondok Pesantren Sarang Rembang. Nanti akan diteruskan hingga berakhir di Yogyakarta dan dilanjutkan dengan apel 100 ribu kader Banser se-Indonesia yang akan dipimpin oleh Presiden Jokowi," katanya.
     
Abid mengaku sengaja singgah di Surabaya karena Kota Surabaya merupakan ujung tombak lahirnya Ansor dan NU. Selain itu, di Surabaya, mereka akan tinggal selama dua hari mulai Minggu (7/10) hingga Senin ini. 
     
"Besok (9/10) akan terus melanjutkan perjalanannya ke Malang. Melalui kirab ini, kami ingin Indonesia lebih damai. Kita ini sama. Kita ini Indonesia. Kita juga ingin meneguhkan kembali kecintaan kepada NKRI," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018