Surabaya (Antaranews Jatim) - Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) mencatatkan petumbuhan positif dengan meningkatnya kinerja ekspor perikanan, meski terjadi pelemahan nilai rupiah terhadap dolar.
Direktur Utama Perum Perindo, Risyanto di sela kegiatan "Indonesia Business and Development" (IBD) Expo 2018 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu mengatakan Perum Perindo telah melakukan dua ekspor sekaligus yaitu ke China serta ke Amerika Serikat dan Eropa dalam waktu dekat.
"Dalam waktu dekat, kami akan mengekspor produk ikan ke China, Amerika Serikat dan Eropa. Semua ekspor tersebut akan dikirim lewat Makasar, Sulawesi Selatan," katanya.
Ia menjelaskan, untuk ekspor ke Negeri Tirai Bambu dilaksanakan 4 Oktober 2018, dengan total satu container Ikan Layur bertonase 22 ton, atau senilai 100,6 ribu dolar AS.
Sementara ekspor ke Eropa dan Amerika akan dilakukan 6 Oktober 2018 dengan jadwal pengiriman (shipping) pukul 02.00 WIT dari Makasar, dengan jumlah ekspor ke Eropa dan USA ini terdiri dari 3 kontainer ikan Snapper, Kingfish, Squid dan Octopus bertonase 55 ton, dengan valuasi 310 ribu dolar AS.
"Kami optimistis mampu mencapai target ekspor yang dipatok sebesar 694 ton atau senilai 6,82 juta dolar AS hingga akhir tahun. Prougnosa ekspor tahun 2018 ini melesat 736,14 persen dari realisasi ekspor tahun 2017 yang hanya sebesar 83 ton," katanya.
Sebagai catatan, per September 2018 Perum Perindo juga mencetak realisasi ekspor sebanyak 392,3 ton dengan valuasi 4,89 juta dolar AS, dan negara tujuan ekspor utama yaitu Amerika Serikat, China, Eropa, Jepang dan Vietnam.
Karakteristik produk ikan yang diekspor pun berbeda, tergantung masing-masing destinasi negara. Amerika Serikat misalnya produk yang dikirim Perum Perindo berupa Grouper, Mahi-Mahi, Snapper dan Octopus. Sementara itu, produk yang diekspor ke Jepang mayoritas merupakan Tuna Loin.
Beda negara, berbeda pula seleranya. Negeri Tirai Bambu China memesan Ikan Layur sedangkan Vietnam mengimpor Octopus dari Perum Perindo.
Sementara itu, kegiatan IBD Expo 2018 digelar di Grand City Surabaya dari tanggal 3 sampai 6 Oktober 2018, dan dibuka Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, serta diikuti sebanyak 106 BUMN.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Direktur Utama Perum Perindo, Risyanto di sela kegiatan "Indonesia Business and Development" (IBD) Expo 2018 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu mengatakan Perum Perindo telah melakukan dua ekspor sekaligus yaitu ke China serta ke Amerika Serikat dan Eropa dalam waktu dekat.
"Dalam waktu dekat, kami akan mengekspor produk ikan ke China, Amerika Serikat dan Eropa. Semua ekspor tersebut akan dikirim lewat Makasar, Sulawesi Selatan," katanya.
Ia menjelaskan, untuk ekspor ke Negeri Tirai Bambu dilaksanakan 4 Oktober 2018, dengan total satu container Ikan Layur bertonase 22 ton, atau senilai 100,6 ribu dolar AS.
Sementara ekspor ke Eropa dan Amerika akan dilakukan 6 Oktober 2018 dengan jadwal pengiriman (shipping) pukul 02.00 WIT dari Makasar, dengan jumlah ekspor ke Eropa dan USA ini terdiri dari 3 kontainer ikan Snapper, Kingfish, Squid dan Octopus bertonase 55 ton, dengan valuasi 310 ribu dolar AS.
"Kami optimistis mampu mencapai target ekspor yang dipatok sebesar 694 ton atau senilai 6,82 juta dolar AS hingga akhir tahun. Prougnosa ekspor tahun 2018 ini melesat 736,14 persen dari realisasi ekspor tahun 2017 yang hanya sebesar 83 ton," katanya.
Sebagai catatan, per September 2018 Perum Perindo juga mencetak realisasi ekspor sebanyak 392,3 ton dengan valuasi 4,89 juta dolar AS, dan negara tujuan ekspor utama yaitu Amerika Serikat, China, Eropa, Jepang dan Vietnam.
Karakteristik produk ikan yang diekspor pun berbeda, tergantung masing-masing destinasi negara. Amerika Serikat misalnya produk yang dikirim Perum Perindo berupa Grouper, Mahi-Mahi, Snapper dan Octopus. Sementara itu, produk yang diekspor ke Jepang mayoritas merupakan Tuna Loin.
Beda negara, berbeda pula seleranya. Negeri Tirai Bambu China memesan Ikan Layur sedangkan Vietnam mengimpor Octopus dari Perum Perindo.
Sementara itu, kegiatan IBD Expo 2018 digelar di Grand City Surabaya dari tanggal 3 sampai 6 Oktober 2018, dan dibuka Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, serta diikuti sebanyak 106 BUMN.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018