Malang (Antaranews Jatim) - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengingatkan para mahasiswa yang ada di seluruh Indonesia untuk tidak melakukan aktivitas politik praktis di dalam lingkungan universitas atau perguruan tinggi.
"Politik itu adanya di luar kampus. Kalau mereka ingin berpolitik, silahkan keluar kampus. Kampus harus bebas dari praktik-praktik politik," ujar Nasir, seusai menghadiri groundbreaking pembangunan dua Gedung Kuliah Bersama di Universitas Negeri Malang (UM), di Kota Malang, Senin.
Pihaknya tidak segan untuk memberikan sanksi tegas kepada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jika ditemukan dan terbukti melakukan aktivitas politik praktis di dalam kampus. Sementara untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS), akan diberi teguran melalui Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis).
Nasir menambahkan, bagi para mahasiswa yang ingin melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan yang dinilai tidak sesuai, diharapkan bisa berfikir lebih jernih dalam melihat suatu permasalahan. Menurutnya, para mahasiswa memang harus turut serta dalam memikirkan masalah yang dihadapi negara, serta membantu mencari jalan keluarnya.
Namun, aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut hendaknya harus dilakukan secara hati-hati, supaya tidak disusupi oleh kepentingan politik praktis.
"Mahasiswa harus berfikir lebih jernih, saya senang mahasiswa berfikir masalah kebangsaan. Tapi, jangan sampai mahasiswa ditunggangi oleh kepentingan politik," kata Nasir.
Pada pemilihan presiden 2019 mendatang, Presiden Joko Widodo akan berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presidennya. Sementara Prabowo Subianto memilih Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga pengusaha, Sandiaga Uno.
Pasangan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golongan Karya (Golkar) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Sedangkan Prabowo dan Sandiaga didukung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Politik itu adanya di luar kampus. Kalau mereka ingin berpolitik, silahkan keluar kampus. Kampus harus bebas dari praktik-praktik politik," ujar Nasir, seusai menghadiri groundbreaking pembangunan dua Gedung Kuliah Bersama di Universitas Negeri Malang (UM), di Kota Malang, Senin.
Pihaknya tidak segan untuk memberikan sanksi tegas kepada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jika ditemukan dan terbukti melakukan aktivitas politik praktis di dalam kampus. Sementara untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS), akan diberi teguran melalui Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis).
Nasir menambahkan, bagi para mahasiswa yang ingin melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan yang dinilai tidak sesuai, diharapkan bisa berfikir lebih jernih dalam melihat suatu permasalahan. Menurutnya, para mahasiswa memang harus turut serta dalam memikirkan masalah yang dihadapi negara, serta membantu mencari jalan keluarnya.
Namun, aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut hendaknya harus dilakukan secara hati-hati, supaya tidak disusupi oleh kepentingan politik praktis.
"Mahasiswa harus berfikir lebih jernih, saya senang mahasiswa berfikir masalah kebangsaan. Tapi, jangan sampai mahasiswa ditunggangi oleh kepentingan politik," kata Nasir.
Pada pemilihan presiden 2019 mendatang, Presiden Joko Widodo akan berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presidennya. Sementara Prabowo Subianto memilih Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga pengusaha, Sandiaga Uno.
Pasangan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golongan Karya (Golkar) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Sedangkan Prabowo dan Sandiaga didukung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).(*)
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018