Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dua desa di Bojonegoro, Jawa Timur, yaitu Desa Gamongan, Kecamatan Tambakrejo dan Desa Sumberharjo, Kecamatan Sumberrejo, mengajukan permintaan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Selasa.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, di Bojonegoro, menjelaskan di dua desa itu ada sekitar 1.200 kepala keluarga (KK) kesulitan air bersih, disebabkan daerahnya mengalami kekeringan.
"Warga untuk bisa mendapatkan air bersih harus mencari ke desa tetangganya. BPBD langsung memasok air bersih di dua desa itu," ucapnya menambahkan.
Hal senada disampaikan seorang warga Desa Bakulan, Kecamatan Temayang, Ahmad, yang menyebutkan bahwa warga di desanya yang kesulitan air bersih harus mencari ke desa tetangganya yang jaraknya sekitar 4 kilometer.
"Kalau pasokan dari BPBD habis ya seperti saya harus mencari air bersih ke desa tetangga," ujarnya.
Dengan adanya permintaan dua desa itu, lanjut Nadif , di daerahnya sudah ada 16 desa di sejumlah kecamatan, antara lain, di Kecamatan Temayang, Tambakrejo, Ngambon, Sukosewu, yang warganya kesulitan air bersih sehingga mengandalkan pasokan air dari BPBD.
"BPBD memasok air bersih dengan sistem bergilir rata-rata dua tangki (6.000 liter/tangki) per harinya. BPBD sampai sekarang ini sudah mendistribusikan 36 rit (tangki) bagi desa-desa yang warganya mengalami kesulitan air bersih," tuturnya.
Pihak luar, menurut dia, tidak dilarang memasok air bersih bagi warga di daerahnya yang mengalami kesulitan sepanjang ada koordinasi dengan BPBD untuk menghindari pengiriman yang sama.
"Kalau memang ada bakal calon legislatif yang ikut memasok air bersih diperbolehkan sepanjang dikoordinasikan dengan BPBD," ujarnya.
Pada musim kemarau tahun ini, kata dia, pihak luar yang ikut memasok air bersih untuk warga yang kesulitan air bersih, selain jajaran kepolisian resor (polres) juga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aksi Cepat Tanggap.
Ia menambahkan BPBD mempersiapkan alokasi alokasi anggaran Rp200 juta dari APBD 2018 bisa dimanfaatkan untuk pengadaan air bersih sebanyak 500 truk tangki (6.000 liter/tangki).
"Kami baru ikut mendistribusikan air bersih dua tangki di Desa Mlinjeng dan Tlogohaji, Kecamatan Kedungadem. Kami sudah mengajukan anggaran kepada ACT Pusat tapi masih belum disetujui," ucap Koordinator ACXT di Bojonegoro M. Gholib menambahkan.
Sesuai pemetaan BPBD menyebutkan sebanyak 10.626 KK (33.923 jiwa) di 26 desa yang tersebar di Kecamatan Temayang, Ngambon, Kasiman, Sugihwaras, Sumberrejo, Purwosari, Sukosewu, Tambakrejo, Kepohbaru dan Ngraho, rawan mengalami kekeringan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, di Bojonegoro, menjelaskan di dua desa itu ada sekitar 1.200 kepala keluarga (KK) kesulitan air bersih, disebabkan daerahnya mengalami kekeringan.
"Warga untuk bisa mendapatkan air bersih harus mencari ke desa tetangganya. BPBD langsung memasok air bersih di dua desa itu," ucapnya menambahkan.
Hal senada disampaikan seorang warga Desa Bakulan, Kecamatan Temayang, Ahmad, yang menyebutkan bahwa warga di desanya yang kesulitan air bersih harus mencari ke desa tetangganya yang jaraknya sekitar 4 kilometer.
"Kalau pasokan dari BPBD habis ya seperti saya harus mencari air bersih ke desa tetangga," ujarnya.
Dengan adanya permintaan dua desa itu, lanjut Nadif , di daerahnya sudah ada 16 desa di sejumlah kecamatan, antara lain, di Kecamatan Temayang, Tambakrejo, Ngambon, Sukosewu, yang warganya kesulitan air bersih sehingga mengandalkan pasokan air dari BPBD.
"BPBD memasok air bersih dengan sistem bergilir rata-rata dua tangki (6.000 liter/tangki) per harinya. BPBD sampai sekarang ini sudah mendistribusikan 36 rit (tangki) bagi desa-desa yang warganya mengalami kesulitan air bersih," tuturnya.
Pihak luar, menurut dia, tidak dilarang memasok air bersih bagi warga di daerahnya yang mengalami kesulitan sepanjang ada koordinasi dengan BPBD untuk menghindari pengiriman yang sama.
"Kalau memang ada bakal calon legislatif yang ikut memasok air bersih diperbolehkan sepanjang dikoordinasikan dengan BPBD," ujarnya.
Pada musim kemarau tahun ini, kata dia, pihak luar yang ikut memasok air bersih untuk warga yang kesulitan air bersih, selain jajaran kepolisian resor (polres) juga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aksi Cepat Tanggap.
Ia menambahkan BPBD mempersiapkan alokasi alokasi anggaran Rp200 juta dari APBD 2018 bisa dimanfaatkan untuk pengadaan air bersih sebanyak 500 truk tangki (6.000 liter/tangki).
"Kami baru ikut mendistribusikan air bersih dua tangki di Desa Mlinjeng dan Tlogohaji, Kecamatan Kedungadem. Kami sudah mengajukan anggaran kepada ACT Pusat tapi masih belum disetujui," ucap Koordinator ACXT di Bojonegoro M. Gholib menambahkan.
Sesuai pemetaan BPBD menyebutkan sebanyak 10.626 KK (33.923 jiwa) di 26 desa yang tersebar di Kecamatan Temayang, Ngambon, Kasiman, Sugihwaras, Sumberrejo, Purwosari, Sukosewu, Tambakrejo, Kepohbaru dan Ngraho, rawan mengalami kekeringan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018