Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan kerugian dalam 79 kali kejadian kebakaran pemukiman, pasar/toko, bangunan juga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mencapai Rp3,9 miliar, per 31 Agustus.

Kepala Bidang Pemadaman Dinas Damkar Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Senin menjelaskan jumlah kerugian akibat kebakaran tahun ini lebih tinggi dibandingkan kerugian kebakaran selama setahun pada 2017 dengan jumlah sekitar Rp3,8 miliar.

"Upaya mencegah kejadian kebakaran kami lakukan antara lain, membentuk masyarakat peduli api yang bertugas mengantisipasi kejadian kebakaran tidak hanya pemukiman, tapi juga karhutla," ucapnya.

Sesuai data, lanjut dia, pada 2017 terjadi 101 kali kejadian kebakaran dengan rincian, sebanyak 49 kejadian kebakaran pemukiman, 28 karthutla, 19 kebakaran tempat usaha, juga kebakaran lainnya.

Ia membandingkan  sejak 1 Januari sampai 31 Agustus tercatat 79 kali kejadian kebakaran, dengan rincian kebakaran pemukiman 25 kali, pasar/toko lima kali, dan gudang/open sembilan kali. Selain itu, kebakaran  kandang dua kali, motor/mobil dua kali, karhutla 37 kali dan kebakaran listrik PLN tiga kali.

Lokasi kejadian kebakaran terbanyak di Kecamatan Kota, sebanyak 27 kali, Kecamatan Baureno, sembilan kali, Sukosewu dan Kepohbaru masing-masing lima kali.

Di Kecamatan Temayang dan Kasiman, masing-masing empat kali, Kecamatan Dander, Sumberrejo, Kalitidu, Kedungadem, Ngasem, masing-masing tiga kali.

Untuk Kecamatan Balen, Padangan, Kapas, Gayam, Trucuk, masing masing dua kali, sedangkan Kecamatan Sekar, Gondang, Ngambon, Sugihwaras masing masing satu kali.

Yang jelas, menurut Sukirno, kejadian kebakaran pemukiman, juga karhutla, juga bangunan lainnya ada kecenderungan meningkat selama kemarau.

"Dalam kejadian kebakaran penyebannya didominasi hubungan arus pendek listrik PLN, selain perapian, juga orang membakar sampah yang tidak ditunggui," ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan selama musim kemarau karena rawan terjadi kebakaran.

Ia meminta masyarakat yang membakar sampah untuk tidak ditinggal pergi, sebab dengan kondisi angin kencang juga panas bisa memicu terjadinya kebakaran pemukiman. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018