Situbondo (Antaranews Jatim) - Dokter Budiono, Direktur UPT RSUD Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, akhirnya dicopot dari jabatannya setelah beberapa jam ratusan karyawan berunjuk rasa menuntut penggantian karena dinilai gagal mengelola keuangan rumah sakit tersebut.
"Apakah pencopotan Direktur RSUD Besuki dr Budiono berkaitan dengan aksi unjuk rasa karyawan? Kalau persoalan RSUD Besuki kan hanya kebetulan saja, pas diganti ada masalah dan yang jelas persoalan adanya rotasi ini sudah lama dibahas bersama Dinas Kesehatan karena ada tiga puskesmas baru yang membutuhkan kepala puskesmas," ujar Wakil Bupati Situbondo, Yoyok Mulyadi usai acara Pengukuhan dan Pengambilan Sumpah Direktur RSUD dan Kepala Puskesmas di Aula Dinas Kesehatan Pemkab Situbondo, Kamis siang.
Terkait adanya persoalan pengelolaan keuangan di RSUD Besuki, Wakil Bupati Yoyok enggan berkomentar dan meminta Kepala Dinas Kesehatan Abu Bakar Abdi memberikan penjelasan.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi mengatakan telah mengambil sikap dengan adanya persoalan pengelolaan keuangan di RSUD Besuki, Dinkes sudah melakukan upaya termasuk membentuk tim verifikasi melakulan audit secara internal.
Data diperoleh, Direktur RSUD Besuki dr Budiono dicopot setelah beberapa jam karyawan RSUD Besuki melakukan aksi unjuk rasa menuntut direktur dicopot dan diganti, karena karyawan rumah sakit di wilayah barat Situbondo itu belum menerima gaji.
Ratusan karyawan termasuk dokter spesialis maupun dokter umum dan staf lainnya tidak menerima gaji karena diduga uang tersebut digunakan oleh direktur.
Direktur RSUD Besuki dr Budiono saat ini di mutasi menjadi pegawai fungsional di RSUD Abdoer Rahem Situbondo, dan posisibya digantikan drg Sugiyono yang sebelumnya menjabat Kepala Puskesmas Kecamatan Asembagus.
Dalam pantauan, kegiatan Pengukuhan dan Pengambilan Sumpah Direktur RSUD dan Kepala Puskesmas itu dipimpin langsung oleh Bupati Situbondo Dadang Wigiarto.
Sebelumnya, Ratusan karyawan Rumah Sakit Daerah (RSUD) Besuki, Kabupaten Situbondo, Kamis pagi berunjuk rasa menuntut pergantian direktur karena dinilai gagal mengelola keuangan rumah sakit milik pemerintah daerah itu.
"Aksi unjuk rasa teman-teman (karyawan RSUD Besuki) pada hari ini dilakukan karena belum menerima gaji dan menilai direktur rumah sakit arogan," kata salah seorang karyawan RSUD Besuki, Kabupaten Situbondo, drg Zefri, kepada wartawan usai melakukan aksi unjuk rasa di halaman RSUD Besuki.
Tidak hanya gaji karyawan rumah sakit yang belum terbayar, lanjut dia, jasa medis sejumlah dokter spesialis di rumah sakit milik Pemkab Situbondo itu juga belum terbayarkan dan jumlahnya diperkirakan mencapai hampir Rp2 miliar.
Oleh karena itu, katanya, para karyawan rumah sakit meminta kepada Bupati Situbondo agar segera mencopot dan mengganti direktur rumah sakit.
"Ada sekitar 12 dokter di sini yang belum mendapatkan haknya dan angkanya hingga mencapai sekitar Rp400 juta, berbeda dengan karyawan rumah sakit lainnya," katanya. (*)
Video Oleh Novi Husdinariyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Apakah pencopotan Direktur RSUD Besuki dr Budiono berkaitan dengan aksi unjuk rasa karyawan? Kalau persoalan RSUD Besuki kan hanya kebetulan saja, pas diganti ada masalah dan yang jelas persoalan adanya rotasi ini sudah lama dibahas bersama Dinas Kesehatan karena ada tiga puskesmas baru yang membutuhkan kepala puskesmas," ujar Wakil Bupati Situbondo, Yoyok Mulyadi usai acara Pengukuhan dan Pengambilan Sumpah Direktur RSUD dan Kepala Puskesmas di Aula Dinas Kesehatan Pemkab Situbondo, Kamis siang.
Terkait adanya persoalan pengelolaan keuangan di RSUD Besuki, Wakil Bupati Yoyok enggan berkomentar dan meminta Kepala Dinas Kesehatan Abu Bakar Abdi memberikan penjelasan.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi mengatakan telah mengambil sikap dengan adanya persoalan pengelolaan keuangan di RSUD Besuki, Dinkes sudah melakukan upaya termasuk membentuk tim verifikasi melakulan audit secara internal.
Data diperoleh, Direktur RSUD Besuki dr Budiono dicopot setelah beberapa jam karyawan RSUD Besuki melakukan aksi unjuk rasa menuntut direktur dicopot dan diganti, karena karyawan rumah sakit di wilayah barat Situbondo itu belum menerima gaji.
Ratusan karyawan termasuk dokter spesialis maupun dokter umum dan staf lainnya tidak menerima gaji karena diduga uang tersebut digunakan oleh direktur.
Direktur RSUD Besuki dr Budiono saat ini di mutasi menjadi pegawai fungsional di RSUD Abdoer Rahem Situbondo, dan posisibya digantikan drg Sugiyono yang sebelumnya menjabat Kepala Puskesmas Kecamatan Asembagus.
Dalam pantauan, kegiatan Pengukuhan dan Pengambilan Sumpah Direktur RSUD dan Kepala Puskesmas itu dipimpin langsung oleh Bupati Situbondo Dadang Wigiarto.
Sebelumnya, Ratusan karyawan Rumah Sakit Daerah (RSUD) Besuki, Kabupaten Situbondo, Kamis pagi berunjuk rasa menuntut pergantian direktur karena dinilai gagal mengelola keuangan rumah sakit milik pemerintah daerah itu.
"Aksi unjuk rasa teman-teman (karyawan RSUD Besuki) pada hari ini dilakukan karena belum menerima gaji dan menilai direktur rumah sakit arogan," kata salah seorang karyawan RSUD Besuki, Kabupaten Situbondo, drg Zefri, kepada wartawan usai melakukan aksi unjuk rasa di halaman RSUD Besuki.
Tidak hanya gaji karyawan rumah sakit yang belum terbayar, lanjut dia, jasa medis sejumlah dokter spesialis di rumah sakit milik Pemkab Situbondo itu juga belum terbayarkan dan jumlahnya diperkirakan mencapai hampir Rp2 miliar.
Oleh karena itu, katanya, para karyawan rumah sakit meminta kepada Bupati Situbondo agar segera mencopot dan mengganti direktur rumah sakit.
"Ada sekitar 12 dokter di sini yang belum mendapatkan haknya dan angkanya hingga mencapai sekitar Rp400 juta, berbeda dengan karyawan rumah sakit lainnya," katanya. (*)
Video Oleh Novi Husdinariyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018