Situbondo (Antaranews Jatim) - Ratusan karyawan Rumah Sakit Daerah (RSD) Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Kamis berunjuk rasa menuntut pergantian direktur karena dinilai gagal mengelola keuangan rumah sakit milik pemerintah daerah itu.
"Aksi unjuk rasa teman-teman (karyawan RSUD Besuki) pada hari ini dilakukan karena belum menerima gaji dan menilai direktur rumah sakit arogan," kata salah seorang karyawan RSUD Besuki, Kabupaten Situbondo, drg Zefri, kepada wartawan usai melakukan aksi unjuk rasa di halaman RSUD Besuki.
Tidak hanya gaji karyawan rumah sakit yang belum terbayar, lanjut dia, jasa medis sejumlah dokter spesialis di rumah sakit milik Pemkab Situbondo itu juga belum terbayarkan dan jumlahnya diperkirakan mencapai hampir Rp2 miliar.
Oleh karena itu, katanya, para karyawan rumah sakit meminta kepada Bupati Situbondo agar segera mencopot dan mengganti direktur rumah sakit.
"Ada sekitar 12 dokter di sini yang belum mendapatkan haknya dan angkanya hingga mencapai sekitar Rp400 juta, berbeda dengan karyawan rumah sakit lainnya," katanya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Situbondo, Abu Bakar Abdi mengatakan bahwa untuk gaji karyawan maupun dokter di RSUD Besuki selama ini ditransfer atau telah dibayar melalui bendahara RSUD Besuki.
"Karena ada permasalahan seperti ini, kami telah menurunkan tim untuk mencari tahu kenapa gaji dokter dan karyawan RSUD Besuki belum dibayar, padahal Dinas Kesehatan telah mentransfernya," katanya.
Menurut Abu Bakar, dia akan melakukan evaluasi terhadap kinerja Direktur RSUD Besuki setelah adanya aksi unjuk rasa karyawan yang menuntut pergantian direktur karena belum menerima gaji dua bulan hingga tiga bulan.
"Karyawan di RSUD Besuki ada sekitar 300 orang termasuk juru parkir dan honorer, dan informasi yang kami dapat karyawan belum digaji mulai satu bulan hingga tiga bulan," katanya.
Sehari sebelumnya pada Rabu (29/8) siang, kabarnya petugas dari PLN menyegel meteran listrik di RSUD Besuki karena rumah sakit belum membayar tagihan listrik dan akibatnya pelayanan kesehatan itu terganggu. (*)
Video Oleh Novi Husdinariyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Aksi unjuk rasa teman-teman (karyawan RSUD Besuki) pada hari ini dilakukan karena belum menerima gaji dan menilai direktur rumah sakit arogan," kata salah seorang karyawan RSUD Besuki, Kabupaten Situbondo, drg Zefri, kepada wartawan usai melakukan aksi unjuk rasa di halaman RSUD Besuki.
Tidak hanya gaji karyawan rumah sakit yang belum terbayar, lanjut dia, jasa medis sejumlah dokter spesialis di rumah sakit milik Pemkab Situbondo itu juga belum terbayarkan dan jumlahnya diperkirakan mencapai hampir Rp2 miliar.
Oleh karena itu, katanya, para karyawan rumah sakit meminta kepada Bupati Situbondo agar segera mencopot dan mengganti direktur rumah sakit.
"Ada sekitar 12 dokter di sini yang belum mendapatkan haknya dan angkanya hingga mencapai sekitar Rp400 juta, berbeda dengan karyawan rumah sakit lainnya," katanya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Situbondo, Abu Bakar Abdi mengatakan bahwa untuk gaji karyawan maupun dokter di RSUD Besuki selama ini ditransfer atau telah dibayar melalui bendahara RSUD Besuki.
"Karena ada permasalahan seperti ini, kami telah menurunkan tim untuk mencari tahu kenapa gaji dokter dan karyawan RSUD Besuki belum dibayar, padahal Dinas Kesehatan telah mentransfernya," katanya.
Menurut Abu Bakar, dia akan melakukan evaluasi terhadap kinerja Direktur RSUD Besuki setelah adanya aksi unjuk rasa karyawan yang menuntut pergantian direktur karena belum menerima gaji dua bulan hingga tiga bulan.
"Karyawan di RSUD Besuki ada sekitar 300 orang termasuk juru parkir dan honorer, dan informasi yang kami dapat karyawan belum digaji mulai satu bulan hingga tiga bulan," katanya.
Sehari sebelumnya pada Rabu (29/8) siang, kabarnya petugas dari PLN menyegel meteran listrik di RSUD Besuki karena rumah sakit belum membayar tagihan listrik dan akibatnya pelayanan kesehatan itu terganggu. (*)
Video Oleh Novi Husdinariyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018