Trenggalek (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur langsung menyiapkan langkah relokasi darurat untuk ratusan pedagang korban kebakaran Pasar Pon, Kota Trenggalek pada sabtu dini hari.

"Langkah kami yang utama sekarang adalah konsentrasi menangani pedagang-pedagang yang kiosnya terdampak kebakaran. Kedua juga menyiapkan relokasi," kata Plh Bupati Trenggalek Pariyo dikonfirmasi saat meninjau penanganan pascabencana Pasar Pon Trenggalek di Trenggalek, Minggu.

Ia mengatakan bahwa master plan relokasi sudah ditetapkan. Demikian juga soal tempat dan penanggung jawab relokasi.

"Insya Allah besok sudah mulai aksi (pelaksanaan) lapangan supaya pedagang segara bisa berjualan kembali ke tempat semi permanen. Hari ini kami mulai buka posko," katanya.

Untuk kegiatan perdagangan sementara, para pedagang diarahkan untuk membuka lapak-lapak darurat di area Pasar Basah dan terminal MPU yang lokasinya berjarak sekitar 50 meter dari Pasar Pon yang terbakar.

Sedangkan area Pasar Pon yang terbakar saat ini ditutup total dan diberi garis polisi mengitari kompleks pasar untuk kepentingan penyelidikan.

Polisi dibantu tim Puslabfor Polri Cabang Surabaya sedianya akan melakukan olah TKP dan uji forensik demi mengidentifikasi penyebab kebakaran yang membuat 700 lebih toko dan kios di kompleks Pasar Pon ludes dilalap si jago merah, hanya dalam rentang waktu kurang dari lima jam.

"Untuk kerugian kami belum bisa estimasikan karena masih tahap pendataan. Yang jelas di pasar ini ada 100-an toko dan 600 lebihnya berupa kios dan lapak aneka dagangan," kata Pariyo.

Kapolres Trenggalek AKBP Didit Bambang Wibowo Saputro menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan tim Puslabfor guna menyelidiki penyebab kebakaran. we

Area pasar yang terbakar saat ini terus dijaga dan diawasi aparat keamanan guna sterilisasi sekaligus mengantisipasi penjarahan dan upaya perusakan bukti petunjuk yang ada di dalam pasar.

"Kalau labfor sudah turun dan pak Kasat Reskrim sudah melakukan penyelidikan nanti akan kami sampaikan hasilnya ke media (publik)," kata Kapolres Didit.

Kebakaran Pasar Pon Trenggalek terjadi pada Sabtu dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB.

Sejumlah saksi menyebut titik api diduga berasal dari lapak pedagang kain di sisi timur sebelah Utara.

Tidak ada orang di dalam pasar. Sebab seperti hari biasanya, saat malam pintu/gerbang kompleks pasar tradisional terbesar di Trenggalek itu selalu digembok (ditutup), dan hanya menyisakan penjaga.

Sejumlah pedagang dan warga menduga api berasal dari konseleting listrik atau arus pendek di jaringan listrik antar lapak atau salah satu kios yang sudah aus.

"Ada kesaksian pedagang jika banyak kabel listrik yang sudah "ngepong" (aus dan sering muncul percikan api/listrik),`" ucap Widodo, warga setempat.

Seorang saksi mata mengaku baru tahu ada kebakaran setelah muncul asap tebal dari arah dalam pasar.

Warga bergegas melihat sumber asap dan saat diintip dari pagar api sudah mulai membesar.

Kobaran api yang kian besar pun tidak terhindarkan. Warga dan petugas yang melihat kejadian itu segera melapor ke petugas termasuk ke BPBD Trenggalek yang membawahi satuan PMK (damkar).

Namun api yang sudah terlanjur membesar sulit dipadamkan. Meskipun datang bantuan unit damkar dari Tulungagung, Kediri dan Ponorogo, si jago merah baru bisa dijinakkan setelah lima jam kebakaran terjadi.

Saat pagi hari, area dalam pasar raya dengan tanah dan hanya menyisakan puing-puing.

Beberapa toko selamat, namun sebagian barang dagangan telah dievakuasi.

Peristiwa kebakaran Pasar Pon tersebut kemudian memicu sejumlah spekulasi, salah satunya tudingan adanya unsur kesengajaan mengingat pasar tradisional utama di tengah Kota Trenggalek itu sedang tahap persiapan rehabilitasi/renovasi total dengan konsep pasar yang lebih modern dan menyatu dengan pengembangan potensi seni-budaya lokal setempat. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018