Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Sejumlah pedagang ternak kurban di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan omzet penjualan ternak kurban terutama kambing atau domba, menurun lebih dari separuhnya dibandingkan omzet penjualan hewan kurban Idul Adha tahun lalu.
"Saya sampai siang ini baru bisa menjual sekitar 50 ekor kambing dalam dua pekan. Kalau pada Idul Adha tahun lalu selalu bisa menjual 110 ekor," kata seorang pedagang hewan kurban di Kelurahan Klangon, Kecamatan Kota, Bojonegoro Nurchakim, di Bojonegoro, Selasa.
Hal senada disampaikan seorang pedagang hewan ternak kurban lainnya di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Romli yang menyebutkan saat ini dagangan hewan ternak kurban kambing baru laku 19 ekor dari jumlah stok kambing yang dijual 70 ekor.
"Idul Adha tahun lalu saya bisa menjual 70 ekor," ucapnya menegaskan.
Baik Nurchakim, maupun Romli sependapat bahwa adanya penurunan omzet penjualan pedagang hewan ternak kurban bukan disebabkan adanya kenaikan harga hewan ternak kurban sekitar 20 persen dibandingkan harga ternak dalam kondisi normal.
Tapi berkurangnya omzet penjualan hewan kurban, karena meningkatkan jumlah pedagang hewan kurban, bahkan penjualan juga dilakukan dengan sistem online.
"Ya faktornya karena jumlah pedagang hewan ternak kurban bertambah. Tapi tidak masalah ya nanti dijual di pasar. Kalau jumlahnya di dalam kota ada kalau puluhan pedagang yang memasarkan hewan ternak kurban di tepi jalan," ujar Nurchakim juga Romli.
Seorang pedagang lainnya di Bojonegoro Agung Wahono, menjelaskan hewan ternak kurban khusus kambing kenaikannya tidak terlalu sifnifikan dibandingkan tahun lalu.
"Kambing yang layak korban sekitar Rp2 juta, sedangkan yang sudah ada tanduknya Rp2,5 juta per ekor," ucapnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Sugiharti Sri Rahayu, mengaku belum bisa memperkirakan tingkat jumlah penyembelihan hewan kurban baik kambing maupun sapi pada Hari Raya Idul Adha 2018.
"Tapi dari data dua tahun terakhir bahwa jumlah penyembelihan hewan kurban untuk kambing meningkat, tapi penyembelihan hewan kurban sapi berkurang," ucapnya menambahkan.
Data pada dinas peternakan dan perikanan menyebutkan pada 2016 jumlah hewan kurban sapi 1.520 ekor dengan berat rata-rata 358 kilogram/ekor, dengan harga rata-rata Rp17 juta/ekor dan kambing 15.345 ekor dengan berat rata-rata 40,53571 kilogram per/dengan harga Rp2,1 juta/ekor.
Jumlah penyembelihan hewan kurban sapi pada Hari Raya Idul Adha 2017, turun menjadi 1.506 ekor, tapi hewan kurban kambing/domba meningkat menjadi 16.003 ekor.
"Pengawasan kesehatan hewan kurban di kecamatan kami serahkan kepada petugas teknis peternakan," ucap Sugiharti menegaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Saya sampai siang ini baru bisa menjual sekitar 50 ekor kambing dalam dua pekan. Kalau pada Idul Adha tahun lalu selalu bisa menjual 110 ekor," kata seorang pedagang hewan kurban di Kelurahan Klangon, Kecamatan Kota, Bojonegoro Nurchakim, di Bojonegoro, Selasa.
Hal senada disampaikan seorang pedagang hewan ternak kurban lainnya di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Romli yang menyebutkan saat ini dagangan hewan ternak kurban kambing baru laku 19 ekor dari jumlah stok kambing yang dijual 70 ekor.
"Idul Adha tahun lalu saya bisa menjual 70 ekor," ucapnya menegaskan.
Baik Nurchakim, maupun Romli sependapat bahwa adanya penurunan omzet penjualan pedagang hewan ternak kurban bukan disebabkan adanya kenaikan harga hewan ternak kurban sekitar 20 persen dibandingkan harga ternak dalam kondisi normal.
Tapi berkurangnya omzet penjualan hewan kurban, karena meningkatkan jumlah pedagang hewan kurban, bahkan penjualan juga dilakukan dengan sistem online.
"Ya faktornya karena jumlah pedagang hewan ternak kurban bertambah. Tapi tidak masalah ya nanti dijual di pasar. Kalau jumlahnya di dalam kota ada kalau puluhan pedagang yang memasarkan hewan ternak kurban di tepi jalan," ujar Nurchakim juga Romli.
Seorang pedagang lainnya di Bojonegoro Agung Wahono, menjelaskan hewan ternak kurban khusus kambing kenaikannya tidak terlalu sifnifikan dibandingkan tahun lalu.
"Kambing yang layak korban sekitar Rp2 juta, sedangkan yang sudah ada tanduknya Rp2,5 juta per ekor," ucapnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Sugiharti Sri Rahayu, mengaku belum bisa memperkirakan tingkat jumlah penyembelihan hewan kurban baik kambing maupun sapi pada Hari Raya Idul Adha 2018.
"Tapi dari data dua tahun terakhir bahwa jumlah penyembelihan hewan kurban untuk kambing meningkat, tapi penyembelihan hewan kurban sapi berkurang," ucapnya menambahkan.
Data pada dinas peternakan dan perikanan menyebutkan pada 2016 jumlah hewan kurban sapi 1.520 ekor dengan berat rata-rata 358 kilogram/ekor, dengan harga rata-rata Rp17 juta/ekor dan kambing 15.345 ekor dengan berat rata-rata 40,53571 kilogram per/dengan harga Rp2,1 juta/ekor.
Jumlah penyembelihan hewan kurban sapi pada Hari Raya Idul Adha 2017, turun menjadi 1.506 ekor, tapi hewan kurban kambing/domba meningkat menjadi 16.003 ekor.
"Pengawasan kesehatan hewan kurban di kecamatan kami serahkan kepada petugas teknis peternakan," ucap Sugiharti menegaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018