Surabaya (Antaranews Jatim) - Mahasiswa asal Gaza, Palestina Ahmed Muhammad Omar Al-Madani meraih gelar Doktor bidang sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Airlangga Surabaya setelah menjalani ujian doktor terbuka di kampus setempat, Senin (16/7).

Ditemui di Surabaya, Selasa pria yang akrab disapa Ahmed mengatakan dirinya lulus dari S3 Ilmu Sosial FISIP Unair setelah desartasinya berjudul "Hamas and Iran : A Strategy Alliance Bettwen A State and A Non State Actor" diluluskan penguji dengan predikat sangat memuaskan menjadi doktor ke-214.

Dia menjelaskan, dalam disertasinya Ahmed menjabarkan tujuan dari hubungan antara Hamas yang menjadi salah satu faksi di Palestina dan Iran, serta dampak yang ditimbulkan terhadap negara Palestina atas konflik yang terjadi.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iran membina hubungan dengan Hamas atas dasar agama kepada masyarakat Sunni. Iran dan Hamas juga membatasi hubungan sebatas ranah politik saja," ujarnya.

Ahmed menjadi mahasiswa Unair terhitung sejak November 2013. Ia menempuh studi dengan mendapatkan beasiswa unggulan untuk mahasiswa asing yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dia menungkapkan, perjalanan untuk melanjutkan studi di Indonesia sangat tidak mudah. Kesulitan ia alami salah satunya proses untuk keluar dari negaranya yang sampai saat ini masih terjadi konflik.

"Seharusnya saya tiba di Indonesia dan melangsungkan kegiatan perkuliahan pada September 2013. Namun, keadaan yang ada di Palestina membuat saya ia harus tertahan hingga November 2013," tuturnya.

Untuk keluar dari Gaza, Ahmed harus melewati Rafah Border. Rafah Border merupakan pembatas antara Gaza, Palestina dan Mesir yang selalu tertutup dan hanya orang orang tertentu yang bisa mengaksesnya.

Setiap hari, lanjut Ahmed, dia harus ke Rafah Border untuk melakukan negoisasi dengan agar bisa keluar dan terbang ke Indonesia. Tepat bulan November 2013 setelah negoisasi yang sulit akhirnya Ahmed berhasil melewati Rafah Border dan terbang ke Indonesia.

"Hanya ada dua pilihan, saya tetap tinggal di Gaza dengan situasi yang seperti ini atau aku keluar dari Gaza dan membuat hidupku lebih baik," kata dia saat menceritakan kisah perjuangan melewati konflik di negaranya.

Dia menyatakan, konflik Gaza bukan hal mudah bagi dirinya. Namun dengan perjuangan dan doa di tengah suara meriam, dia akan mendapatkan gelar doktor di bidang ilmu sosial dan berharap gelarnya bisa bermanfaat untuk perjuangan masyarakat Gaza atau Palestina pada umumnya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018