Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Sejumlah pemancing Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, mengaku belum pernah memperoleh ikan "aneh" seperti ikan Arapaima Gigas, kecuali habitat berbagai jenis ikan yang biasa ada di sungai terpanjang di Jawa itu.

"Kami belum pernah memperoleh ikan 'aneh' seperti ikan Arapaima. Ya perolehan para pemancing yang sering ikan umum mulai tawes, jambal, rengkik, juga gloso," kata seorang pemancing Bengawan Solo asal Kelurahan Karangpacar, Kecamatan Kota, Bojonegoro Muchtarom, Minggu.

Hal senada disampaikan pemancing lainnya asal Kelurahan Klangon, Kecamatan Kota, Miko dan pemancing Bengawan Solo lainnya.

"Di Bengawan Solo tidak ada ikan Arapaima," ujarnya.

Di perairan Bengawan Solo di daerah setempat, menurut Muchtarom, sebenarnya memiliki lokasi memancing yang banyak menyimpan berbagai aneka ikan karena lokasinya yang dalam.

Lokasi yang banyak dipenuhi pemancing, antara lain, di utara Pasar Kota, di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, dan di sejumlah lokasi lainnya.

Hanya saja, menurut dia, populasi berbagai aneka ikan Bengawan Solo cenderung berkurang, bahkan ada beberapa jenis ikan yang sulit tidak pernah diperoleh para pemancing seperti ikan Lumbet, Papar, dan Sili.

"Tapi kalau musim kemarau di sejumlah lokasi Bengawan Solo selalu penuh pemancing setiap harinya," kata Ketua Komunitas Pemancing Bojonegoro Darwin, menegaskan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro Nurul Azizah, yang dimintai konfirmasi menyatakan perairan Bengawan Solo di wilayahnya aman dari ikan Arapaima Gigas.

Pihaknya, tidak memperoleh informasi ada pengemar ikan di daerahnya yang melepaskan ikan Arapaima Gigas yang merupakan ikan predator asal Amazone di perairan Bengawan Solo.

Meski demikian, menurut dia, DLH akan terus melakukan pemantauan peredaran ikan yang ada di Bojonegoro, karena jenis ikan itu merusak ekosistem.

"DLH akan memantau peredaran ikan yg ada di Bojonegoro, khususnya untuk jenis ikan yang invasif dan predator itu," ujarnya.

Ia menambahkan pemantauan akan dilakukan bersama dengan dinas peternakan dan perikanan termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur di Bojonegoro. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo 
 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018