Probolinggo (Antaranews Jatim) - Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) terus digalakkan untuk menekan tindak pidana korupsi di Kota Probolinggo, Jawa Timur.
Sebagai wujud rencana aksi implementasi dari pelaksanaan GNNT tersebut, Wali Kota Probolinggo Rukmini menggelar inspeksi mendadak ke Pasar Wonoasih dan Rusunawa Bayuangga di Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Kamis.
"Dengan penarikan non-tunai itu meminimalisir kebocoran dana dan tidak akan lagi ada oknum yang mencoba membuat karcis sendiri untuk retribusi pasar," kata mantan Kepala UTP Pasar Wonoasih Mohammad Lutfi di Probolinggo.
Wali kota Probolinggo bersama tim mengawali sidaknya ke Pasar Wonoasih dan mencoba menjadi operator penarik retribusi dengan didampingi petugas dari Bank Jatim, dengan menggesek kartu ATM pada mesin EDC (elektronik data center), maka pembayaran mudah dilakukan.
"Penarikan retribusi non-tunai sudah berjalan selama dua bulan. Namun, hanya ditujukan kepada penjual yang memiliki 'bedak' dan tercatat 187 bedak di pasar itu dan biaya retribusinya sesuai dengan ukuran 'bedak' dengan per meternya dikenakan biaya Rp300," tuturnya.
Menurutnya penarikan retribusi dengan non-tunai itu cukup efisien dan lebih mudah, serta para pemilik "bedak" bisa sambil menabung yang dapat diambil kapan saja, sehingga penarikan non-tunai itu meminimalisir kebocoran dana.
Setelah dari Pasar Wonoasih, Rukmini dan tim yang terdiri dari Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Imanto, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian Gatot Wahyudi, Pimpinan Bank Jatim Cabang Probolinggo Sukirno melanjutkan sosialisasi di Rusunawa Bayuangga.
Wali Kota Probolinggo Rukmini mengatakan pembayaran nontunai untuk retribusi rusunawa mempermudah semuanya baik bagi petugas pemungut retribusi maupun penghuni rusunawa karena pembayaran akan ada pemberitahuan sebelumnya.
"Jika yang lalu sering tidak ketemu dengan petugas atau sebaliknya petugas sering tidak bertemu dengan penghuni rusunawa, namun kali ini sudah tidak lagi karena dengan non-tunai diharapkan pembayarannya bisa tepat waktu dan yang terpenting warga rusunawa bisa punya tabungan," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Sebagai wujud rencana aksi implementasi dari pelaksanaan GNNT tersebut, Wali Kota Probolinggo Rukmini menggelar inspeksi mendadak ke Pasar Wonoasih dan Rusunawa Bayuangga di Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Kamis.
"Dengan penarikan non-tunai itu meminimalisir kebocoran dana dan tidak akan lagi ada oknum yang mencoba membuat karcis sendiri untuk retribusi pasar," kata mantan Kepala UTP Pasar Wonoasih Mohammad Lutfi di Probolinggo.
Wali kota Probolinggo bersama tim mengawali sidaknya ke Pasar Wonoasih dan mencoba menjadi operator penarik retribusi dengan didampingi petugas dari Bank Jatim, dengan menggesek kartu ATM pada mesin EDC (elektronik data center), maka pembayaran mudah dilakukan.
"Penarikan retribusi non-tunai sudah berjalan selama dua bulan. Namun, hanya ditujukan kepada penjual yang memiliki 'bedak' dan tercatat 187 bedak di pasar itu dan biaya retribusinya sesuai dengan ukuran 'bedak' dengan per meternya dikenakan biaya Rp300," tuturnya.
Menurutnya penarikan retribusi dengan non-tunai itu cukup efisien dan lebih mudah, serta para pemilik "bedak" bisa sambil menabung yang dapat diambil kapan saja, sehingga penarikan non-tunai itu meminimalisir kebocoran dana.
Setelah dari Pasar Wonoasih, Rukmini dan tim yang terdiri dari Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Imanto, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian Gatot Wahyudi, Pimpinan Bank Jatim Cabang Probolinggo Sukirno melanjutkan sosialisasi di Rusunawa Bayuangga.
Wali Kota Probolinggo Rukmini mengatakan pembayaran nontunai untuk retribusi rusunawa mempermudah semuanya baik bagi petugas pemungut retribusi maupun penghuni rusunawa karena pembayaran akan ada pemberitahuan sebelumnya.
"Jika yang lalu sering tidak ketemu dengan petugas atau sebaliknya petugas sering tidak bertemu dengan penghuni rusunawa, namun kali ini sudah tidak lagi karena dengan non-tunai diharapkan pembayarannya bisa tepat waktu dan yang terpenting warga rusunawa bisa punya tabungan," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018