Surabaya (Antaranews Jatim) - Dewan Pimpian Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Timur mengklarifikasi pengunduran diri salah seorang kader terbaiknya, Suyoto, yang belakangan dikabarkan akan mendaftar calon legislatif melalui partai politik lain pada Pemilihan Legislatif 2019.

"Kabar itu memang sudah kami dengar, makanya kami sedang mengklarifikasi kepada yang bersangkutan," ujar pengurus fungsionaris DPW PAN Jawa Timur Agus Maimun saat dikonfirmasi di Surabaya, Selasa.

Suyoto adalah kader PAN yang menjabat Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, selama dua periode, yaitu 2008 - 2013 dan 2013 - 2018.

Menyusul berakhir masa jabatannya sebagai Bupati Bojonegoro tahun ini, pria berusia 53 tahun yang juga dikenal sebagai tokoh pendidikan itu dikabarkan telah mendaftar calon legislatif melalui partai politik lain.

"Ada beberapa kader PAN di Jawa Timur yang dikabarkan akan mendaftar calon legislatif pada Pemilihan Umum Legislatif 2019 melalui partai politik lain, salah satunya Pak Suyoto," ujar Agus.

Bendahara DPW PAN Jawa Timur itu memastikan internal partainya sedang mengklarifikasi kabar tersebut. Namun dia menandaskan Suyoto sampai sekarang masih susah dihubungi.

"Surat pengunduran dirinya sangat penting bagi PAN kalau memang benar beliau mau mendaftar calon legislatif melalui partai politik lain," katanya.

Secara pribadi, Agus menyesalkan kader PAN di Jawa Timur yang memutuskan mendaftar calon legislatif melalui partai politik lain.

"Memang setiap orang berhak memilih partai politik apapun sebagai alat perjuangannya. Tapi saya rasa ini tidak etis. Iya kalau PAN tidak bisa memfasilitasi mereka boleh saja pindah ke partai politik yang lain," tuturnya.

Anggota DPRD Jawa Timur itu menyebut asal comot kader partai untuk kepentingan pendaftaran calon legislatif bagi partai politik lainnya merupakan proses demokrasi yang gagal. Karena semestinya, menurut dia, proses perjuangan partai politik berjalan seiring dengan pengkaderan di internal partai.

"Kalau terjadi asal comot kader seperti ini, partai politik sebagai alat perjuangan pada akhirnya tidak efektif," ucapnya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018