Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap empat penghargaan internasional di antaranya Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention yang diraih Kota Pahlawan menjadi motivasi bersama untuk membangun kota yang lebih baik lagi.
     
"Saya menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah bekerja keras bersama-sama membangun Kota Surabaya, hingga akhirnya Kota Surabaya bisa mendapatkan penghargaan Lee Kuan Yew World City Prize 2018 ini," kata Risma di Balai Kota Surabaya usai mengarak penghargaan Lee Kuan Yew World City Prize keliling Kota Surabaya, Selasa.
     
Risma mengaku perjalanan mendapatkan penghargaan ini tidaklah mudah, karena ketika mengikuti untuk yang ketiga kalinya ini, pihaknya sudah sempat pesimistis.
     
"Jadi, waktu akan mengikuti ini untuk yang ketiga kalinya, sempat pesimistis karena sudah dua kali mengikuti penghargaan ini, namun belum berhasil. Alhamdulillah mengikuti yang ketiga ini kita bisa berhasil mendapatkan special mention," ujar Risma.
     
Oleh karena itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya bersama Forpimda mengarak penghargaan yang sangat bergengsi itu ke liling Kota Surabaya. 
     
Arak-arakan itu diikuti Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Kapolrestabes Tanjung Perak AKBP Antonius Agus Rahmanto, Danrem Bhaskara Jaya/084 Kolonel (inf) Kolonel Kav M Zulkifli, Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji dan beberapa pejabat lainnya. 
     
Rombongan arak-arakan ini menggunakan sekitar 15 mobil jeep tahun 60/70-an, start dari Korem 084/Bhaskara Jaya hingga Balai Kota Surabaya dengan membawa sejumlah penghargaan.
     
Selain Lee Kuan Yew World City Prize, arak-arakan ini juga memamerkan tiga penghargaan internasional lainnya yakni ASEAN Tourism Forum (ATF) di Thailand, Global Green City PBB 2017 dan Learning City UNESCO. 
     
"Kami arak beberapa penghargaan, supaya masyarakat juga tahu bahwa kita ini banyak mendapatkan penghargaan tingkat internasional," ujarnya.
     
Meskipun sudah mendapatkan penghargaan ini, namun perjuangan Kota Surabaya masih belum selesai. Bahkan, Wali kota perempuan petama di Kota Surabaya ini juga berharap seperti Kota Medellin yang beberapa tahun lalu meraih special mention, dan terus berkembang hingga akhirnya bisa menjadi juara umum. 
     
Menurut Risma, pembangunan Kota Surabaya ini tujuan utamanya bukan untuk penghargaan, melainkan kesejahteraan bagi warganya. Namun begitu, kesejahteraan kota itu perlu ada parameternya dan harus terukur dan bisa diukur, sehingga dengan penghargaan ini capaian utama itu bisa terlihat. 
     
"Saya juga baru tahu kalau tim juri dari penghargaan Lee Kuan Yew ini ada 26 orang, dan yang datang ke Surabaya hanya tujuh orang. Jadi, kalau Surabaya lolos, itu memang karena Surabaya ini dinilai lebih dibanding kota-kota lainnya," katanya.
     
Selain itu, lanjut dia, Kota Surabaya ini sudah sejajar dengan kota-kota besar lainnya dengan dibuktian Surabaya mendapatkan penghatgaan Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention bersama dengan tiga kota lainnya yakni Hamburg (Jerman), Kazan (Rusia) dan Tokyo (Jepang).
     
Risma mengaku tidak tahu bahwa pesaing penghargaan ini adalah kota-kota nomor satu tingkat dunia. Bahkan, semua yang mendapatkan penghargaan itu adalah ibu kota negara, kecuali Surabaya. 
     
"Jadi, marilah kita berbangga, meskipun kita bukan ibu kota negara, tapi kita mampu bersaing dengan Tokyo ibu kota Jepang, Hamburg kota tertua di Eropa, dan Kazan kota kaya yang saat ini menjadi tuan rumah piala dunia sepakbola," katanya.
     
Oleh karena itu, Risma mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama membangun Kota Surabaya agar kedepan bisa menjadi lebih baik dan bisa bersaingan dengan kota-kota terbaik di dunia. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018