Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Pertamina EP Cepu (PEPC) belum melaporkan proses rekrutmen tenaga kerja proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (JTB), kecuali proses rekrutmen sekitar 200 tenaga kerja yang dilakukan sub kontraktor beberapa waktu lalu kepada dinas ketenagakerjaan Bojonegoro.
"Sampai hari ini belum ada lagi proses rekrutmen tenaga kerja sertifikasi yang melibatkan dinas perindustrian dan tenaga kerja (disperinaker) untuk dipekerjakan di proyek pengembangan lapangan gas JTB," kata Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga kerja Disperinaker Bojonegoro Joko Santoso, di Bojonegoro, Selasa.
Sebelum itu, lanjut dia, sudah ada lima sub kontraktor PEPC yang memproses rekrutmen tenaga kerja sertifikasi dengan jumlah sekitar 200 tenaga kerja untuk kebutuhan tenaga kerja di proyek pengembangan lapangan gas JTB.
Ia menyebutkan sekitar 200 tenaga kerja yang direkrut tersebut, antara lain, tenaga kerja di berbagai bidang mulai las, operator, juga tenaga kerja lainnya.
"Tenaga kerja yang "non skill" kontraktor langsung merekrut sendiri," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya tidak tahu pasti jumlah tenaga kerja yang sudah bekerja di proyek pengembangan lapangan gas JTB.
"Disperinaker kesulitan mendata jumlah tenaga kerja di proyek JTB karena pihak PEPC yang berwenang terkait jumlah tenaga kerja sulit dihubungi," ujarnya.
Dari data di disperinaker menyebutkan di daerah setempat tercatat sebanyak 2.782 tenaga kerja bersertifikasi migas juga dari Badan Nasional Seritifikasi Nasional dan Profesi (BNSP).
"Tenaga kerja bersertifikasi sebagian sudah ada yang bekerja sebagian lainnya masih menganggur," ucapnya.
Saat ini juga ada pelatihan sebanyak 104 tenaga kerja di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Migas Cepu, Jawa Tengah.
"Pelatihan tenaga kerja sertifikasi itu merupakan "corporate social responsibility (CSR) PPSDM Migas Cepu, Jawa Tengah," ucapnya.
Menteri ESDM Ignasius Jonan di Bojonegoro, beberapa waktu lalu menyatakan proyek Gas JTB ini akan dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dengan rencana produksi selama 16 tahun (plateu) dan total masa produksi hingga 30 tahun.
Pemerintah optimistis lapangan gas unitisasi JTB yang pengembangannya dengan biaya 1,547 miliar dolar Amerika Serikat bisa selesai sekitar 3,5 tahun sehingga sudah berproduksi pada 2012. Selama masa proyek berjalan membutuhkan sekitar 6.000 tenaga kerja. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Sampai hari ini belum ada lagi proses rekrutmen tenaga kerja sertifikasi yang melibatkan dinas perindustrian dan tenaga kerja (disperinaker) untuk dipekerjakan di proyek pengembangan lapangan gas JTB," kata Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga kerja Disperinaker Bojonegoro Joko Santoso, di Bojonegoro, Selasa.
Sebelum itu, lanjut dia, sudah ada lima sub kontraktor PEPC yang memproses rekrutmen tenaga kerja sertifikasi dengan jumlah sekitar 200 tenaga kerja untuk kebutuhan tenaga kerja di proyek pengembangan lapangan gas JTB.
Ia menyebutkan sekitar 200 tenaga kerja yang direkrut tersebut, antara lain, tenaga kerja di berbagai bidang mulai las, operator, juga tenaga kerja lainnya.
"Tenaga kerja yang "non skill" kontraktor langsung merekrut sendiri," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya tidak tahu pasti jumlah tenaga kerja yang sudah bekerja di proyek pengembangan lapangan gas JTB.
"Disperinaker kesulitan mendata jumlah tenaga kerja di proyek JTB karena pihak PEPC yang berwenang terkait jumlah tenaga kerja sulit dihubungi," ujarnya.
Dari data di disperinaker menyebutkan di daerah setempat tercatat sebanyak 2.782 tenaga kerja bersertifikasi migas juga dari Badan Nasional Seritifikasi Nasional dan Profesi (BNSP).
"Tenaga kerja bersertifikasi sebagian sudah ada yang bekerja sebagian lainnya masih menganggur," ucapnya.
Saat ini juga ada pelatihan sebanyak 104 tenaga kerja di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Migas Cepu, Jawa Tengah.
"Pelatihan tenaga kerja sertifikasi itu merupakan "corporate social responsibility (CSR) PPSDM Migas Cepu, Jawa Tengah," ucapnya.
Menteri ESDM Ignasius Jonan di Bojonegoro, beberapa waktu lalu menyatakan proyek Gas JTB ini akan dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dengan rencana produksi selama 16 tahun (plateu) dan total masa produksi hingga 30 tahun.
Pemerintah optimistis lapangan gas unitisasi JTB yang pengembangannya dengan biaya 1,547 miliar dolar Amerika Serikat bisa selesai sekitar 3,5 tahun sehingga sudah berproduksi pada 2012. Selama masa proyek berjalan membutuhkan sekitar 6.000 tenaga kerja. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018