Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memperluas kerja sama bidang pendidikan dan pengembangan pasar pariwisata dengan Amerika Serikat.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bertemu Dubes Indonesia untuk AS Budi Bowoleksono di Washington, Senin mengemukakan, dalam rangkaian "Remarkable Indonesia Fair" yang difasilitasi Kementerian Luar Negeri datang ke AS untuk mempromosikan objek wisata di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Saat bertemu Dubes Indonesia untuk AS juga turut dihadiri Konsul Jenderal RI di Chicago Rosmalawati Chalid. Pada pertemuan itu dibahas bagaimana memperluas pasar pariwisata Banyuwangi di AS serta mendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM).
"Bapak Duta Besar merespons positif upaya Banyuwangi memperluas pasar pariwisata serta keinginan membangun kerja sama peningkatan kualitas SDM. Kami berterima kasih ke Kemenlu, Bapak Dubes, dan Ibu Konjen yang bekerja luar biasa mendorong daerah untuk terlibat dalam sinergi-sinergi global,” ujar Anas dalam pernyataan tertulisnya.
Ia menjelaskan Selama di AS, beragam objek wisata Banyuwangi dipaparkan ke lebih dari 80 pelaku usaha pariwisata AS dari "American Society of Travel Agents" (ASTA).
"Dari kegiatan ini, diharapkan terbuka kerja sama antara agen wisata dan pemerintah daerah dalam mendatangkan wisatawan ke Indonesia," kata Konjen Rosmalawati.
Menurut Anas, publik AS mencermati beragam objek wisata Banyuwangi, seperti Kawah Ijen dengan fenomena api biru (blue flame), G-Land yang merupakan salah satu pantai berombak terbaik di dunia untuk selancar, dan sejumlah objek lainnya. Pada promosi di Negara Adidaya itu, ditampilkan pula aksi Tari Gandrung, tarian khas Banyuwangi, yang mendapat apresiasi luas publik AS.
"Kami optimistis menggaet wisatawan AS ke Banyuwangi. Tiap tahun sekitar 300.000 wisatawan AS datang ke Indonesia, dan hampir semuanya ke Bali. Nah, Banyuwangi dekat dengan Bali. Maka kami berupaya menarik mereka agar singgah juga ke Banyuwangi dalam rangkaian liburan ke Bali," ujar Anas.
Belanja dan lama tinggal wisatawan AS, kata Anas, juga lebih besar dibanding wisatawan dari negara lain.
"Kalau Banyuwangi bisa tarik 3 persen saja wisatawan AS yang ke Indonesia, maka hampir 10.000 turis AS datang ke Banyuwangi. Dampak ekonominya besar bagi rakyat. Dan kami sangat terbantu dengan program Kemenlu membangun jejaring wisata seperti ini," ujar Anas.
Difasilitasi Kemenlu, Anas juga diajak mengunjungi MCC Academy, lembaga pendidikan yang memadukan kurikulum berbasis agama dan pengetahuan umum; serta ke Northwestern University untuk bertemu mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh program doktor di AS.
Anas bercerita, Banyuwangi telah mendatangkan pakar pendidikan dari Finlandia Allan Schneitz yang dikenal dengan gerakan "dream school" yang mendunia. Guru-guru diberi perspektif baru soal pengajaran berkonsep Finlandia sebagai salah satu negara dengan pendidikan terbaik di dunia.
"Nah dengan pemangku kepentingan di sini kami juga ingin bersinergi, bagaimana misalnya ada perspektif baru yang bisa masuk ke guru-guru kami di Banyuwangi agar inovasi pengajaran terus berkembang. Semoga ada kesempatan bagi guru Banyuwangi untuk short course di AS," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bertemu Dubes Indonesia untuk AS Budi Bowoleksono di Washington, Senin mengemukakan, dalam rangkaian "Remarkable Indonesia Fair" yang difasilitasi Kementerian Luar Negeri datang ke AS untuk mempromosikan objek wisata di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Saat bertemu Dubes Indonesia untuk AS juga turut dihadiri Konsul Jenderal RI di Chicago Rosmalawati Chalid. Pada pertemuan itu dibahas bagaimana memperluas pasar pariwisata Banyuwangi di AS serta mendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM).
"Bapak Duta Besar merespons positif upaya Banyuwangi memperluas pasar pariwisata serta keinginan membangun kerja sama peningkatan kualitas SDM. Kami berterima kasih ke Kemenlu, Bapak Dubes, dan Ibu Konjen yang bekerja luar biasa mendorong daerah untuk terlibat dalam sinergi-sinergi global,” ujar Anas dalam pernyataan tertulisnya.
Ia menjelaskan Selama di AS, beragam objek wisata Banyuwangi dipaparkan ke lebih dari 80 pelaku usaha pariwisata AS dari "American Society of Travel Agents" (ASTA).
"Dari kegiatan ini, diharapkan terbuka kerja sama antara agen wisata dan pemerintah daerah dalam mendatangkan wisatawan ke Indonesia," kata Konjen Rosmalawati.
Menurut Anas, publik AS mencermati beragam objek wisata Banyuwangi, seperti Kawah Ijen dengan fenomena api biru (blue flame), G-Land yang merupakan salah satu pantai berombak terbaik di dunia untuk selancar, dan sejumlah objek lainnya. Pada promosi di Negara Adidaya itu, ditampilkan pula aksi Tari Gandrung, tarian khas Banyuwangi, yang mendapat apresiasi luas publik AS.
"Kami optimistis menggaet wisatawan AS ke Banyuwangi. Tiap tahun sekitar 300.000 wisatawan AS datang ke Indonesia, dan hampir semuanya ke Bali. Nah, Banyuwangi dekat dengan Bali. Maka kami berupaya menarik mereka agar singgah juga ke Banyuwangi dalam rangkaian liburan ke Bali," ujar Anas.
Belanja dan lama tinggal wisatawan AS, kata Anas, juga lebih besar dibanding wisatawan dari negara lain.
"Kalau Banyuwangi bisa tarik 3 persen saja wisatawan AS yang ke Indonesia, maka hampir 10.000 turis AS datang ke Banyuwangi. Dampak ekonominya besar bagi rakyat. Dan kami sangat terbantu dengan program Kemenlu membangun jejaring wisata seperti ini," ujar Anas.
Difasilitasi Kemenlu, Anas juga diajak mengunjungi MCC Academy, lembaga pendidikan yang memadukan kurikulum berbasis agama dan pengetahuan umum; serta ke Northwestern University untuk bertemu mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh program doktor di AS.
Anas bercerita, Banyuwangi telah mendatangkan pakar pendidikan dari Finlandia Allan Schneitz yang dikenal dengan gerakan "dream school" yang mendunia. Guru-guru diberi perspektif baru soal pengajaran berkonsep Finlandia sebagai salah satu negara dengan pendidikan terbaik di dunia.
"Nah dengan pemangku kepentingan di sini kami juga ingin bersinergi, bagaimana misalnya ada perspektif baru yang bisa masuk ke guru-guru kami di Banyuwangi agar inovasi pengajaran terus berkembang. Semoga ada kesempatan bagi guru Banyuwangi untuk short course di AS," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018