Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bojonegoro, Jawa Timur, Moch. Subechi mengatakan tingkat hunian hotel di daerahnya tidak bisa maksimal selama libur Hari Raya Idul Fitri.

"Rata-rata kamar hotel hanya terisi maksimal 30 persen dari kamar yang tersedia, bahkan bisa kurang," kata dia di Bojonegoro, Senin.

Ia mencontohkan Hotel MCM miliknya dengan jumlah 100 kamar hanya terisi sekitar 30 kamar, sejak sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Penghuni dari kamar di hotelnya bukan warga luar daerah yang datang untuk mengunjungi sejumlah objek wisata, tapi untuk melakukan kegiatan lebaran, seperti reuni.

Sebab, lanjut dia, sejumlah objek wisata yang ada, antara lain, Kayangan Api di Kecamatan Ngasem, "The Little" Teksas Wonocolo, di Kecamatan Kedewan, yang merupakan wisata minyak tradisional, belum mampu menarik wisatawan domestik (wisdom) luar daerah.

Menurut Moch. Subechi yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPBD) setempat, sejumlah objek wisata yang sudah masuk "Geopark" Nasional hamparan minyak bumi perlu penataan agar mampu menarik wisdom, juga wisatawan manca negara (wisman).

"Kalau sekarang masih belum bisa menarik wisdom dan wisman secara signifikan," ucapnya.

Ia menyebutkan ada 21 hotel yang menjadi anggotannya justru selama libur lebaran tingkat huniannya rata-rata di bawah 30 persen dari kamar yang tersedia.

"Persaingannya bukan menaikkan tarif kamar hotel, tapi memberikan diskon untuk bisa menarik tamu," ucapnya, menegaskan.

Pihak hotel, menurut dia, tidak ada yang menaikkan tarif hotel, karena takut tidak memperoleh tamu, justru bersaing memberikan diskon kepada tamu yang menginap.

"Kalau ada tamu yang langsung datang memperoleh diskon 10 persen dari tarif normal. Tapi hotel memberikan diskon 17 persen untuk biro perjalanan yang datang membawa tamu untuk menginap," ujarnya.

Ia menambahkan tingkat hunian hotel di daerah setempat akan kembali turun menjadi hanya rata-rata 10 persen dari kamar yang tersedia setelah 25 Juni.

"Hotel di Bojonegoro tingkat huniannya menurun drastis setelah proyek minyak Blok Cepu berakhir akhir 2017 lalu," tuturnya.

Seorang warga Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Herawati menambahkan keluarganya yang datang dari berbagai daerah sebagian besar menginap di rumah keluarga.

"Hanya ada satu keluarga yang menginap di hotel, sebab kamar rumah keluarga sudah penuh," ujarnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018