Jakarta (Antaranews Jatim) - Belasan organisasi mahasiswa dan pemuda Indonesia yang tergabung dalam sebuah aliansi sepakat mendeklarasikan diri untuk bersatu melawan terorisme dan radikalisme menjelang hari lahir Pancasila 1 Juni 2018.
Deklarasi dilakukan di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat, Kamis, oleh perwakilan dari sebanyak 17 organisasi mahasiswa dan pemuda.
"Kami sepakat bahwa Pancasila harus kembali dilahirkan. Kami berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dengan cara kami, dengan misalnya tidak mengeluarkan paham-paham kebencian, pesan-pesan radikalisme dan terorisme," kata Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sahat Martin Philip Sinurat.
Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia menjelang Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2018 kemudian membacakan naskah deklarasi yang menyepakati bahwa mereka mengecam keras aksi teror, ujaran kebencian, tindakan intoleransi, dan penyebaran radikalisme.
Mereka juga sepakat bersatu padu untuk melawan ujaran kebencian, tindakan intoleransi, serta penyebaran radikalisme dan terorisme serta memastikan anggota aliansi 17 organisasi pemuda dan mahasiswa nasional itu tidak terlibat dalam penyebaran paham-paham negatif tersebut.
Mereka berharap para pemimpin, pejabat publik, tokoh agama, pimpinan partai, dan tokoh masyarakat juga setia menjunjung tinggi Pancasila sekaligus mendorong terciptanya suasana yang sejuk dan damai.
Aliansi mahasiswa dan pemuda menyatakan akan terlibat aktif dalam mewujudkan Indonesia sesuai nilai-nilai Pancasila melalui Pemilu yang bersih dan damai serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ketua Umum Generasi Muda Mathla'ul Anwar Ahmad Nawawi menegaskan bahwa deklarasi yang dilakukan 17 organisasi nasional tersebut merupakan upaya untuk meneguhkan kebhinekaan di negara Pancasila.
"Karena memang kita semua sepakat, kita prihatin bagaimana radikalisme makin menguat, bagaimana kita mengurai benang kusut ini. Kita ingin agar Indonesia jangan dikotomikan dengan sesuatu yang mengancam keutuhan," kata Nawawi.
Senada disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Generasi Muda Mathla'ul Anwar Arif Amarudin yang menyebutkan bahwa deklarasi menjadi wujud nyata keprihatinan mahasiswa dan pemuda atas kondisi yang saat ini terjadi di Tanah Air.
"Kami ingin mengingatkan kembali betapa pentingnya Pancasila yang telah digagas oleh para pendahulu bangsa kita sebagai benteng untuk melawan penyebaran paham radikalisme dan terorisme," katanya.
Perwakilan dari sebanyak 17 organisasi mahasiswa dan pemuda yang turut serta mendeklarasikan kesepakatan tersebut yakni Hima Persis, KMHDI, PMKRI, GEMA MA, IMM, HIMMAH, LMND, PB HMI, KAMMI, GMNI, GPII, Pemuda Muslimin, IPTI, SEMMI, HIKMAHBUDHI, GMKI, dan PMII.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Deklarasi dilakukan di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat, Kamis, oleh perwakilan dari sebanyak 17 organisasi mahasiswa dan pemuda.
"Kami sepakat bahwa Pancasila harus kembali dilahirkan. Kami berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dengan cara kami, dengan misalnya tidak mengeluarkan paham-paham kebencian, pesan-pesan radikalisme dan terorisme," kata Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sahat Martin Philip Sinurat.
Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia menjelang Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2018 kemudian membacakan naskah deklarasi yang menyepakati bahwa mereka mengecam keras aksi teror, ujaran kebencian, tindakan intoleransi, dan penyebaran radikalisme.
Mereka juga sepakat bersatu padu untuk melawan ujaran kebencian, tindakan intoleransi, serta penyebaran radikalisme dan terorisme serta memastikan anggota aliansi 17 organisasi pemuda dan mahasiswa nasional itu tidak terlibat dalam penyebaran paham-paham negatif tersebut.
Mereka berharap para pemimpin, pejabat publik, tokoh agama, pimpinan partai, dan tokoh masyarakat juga setia menjunjung tinggi Pancasila sekaligus mendorong terciptanya suasana yang sejuk dan damai.
Aliansi mahasiswa dan pemuda menyatakan akan terlibat aktif dalam mewujudkan Indonesia sesuai nilai-nilai Pancasila melalui Pemilu yang bersih dan damai serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ketua Umum Generasi Muda Mathla'ul Anwar Ahmad Nawawi menegaskan bahwa deklarasi yang dilakukan 17 organisasi nasional tersebut merupakan upaya untuk meneguhkan kebhinekaan di negara Pancasila.
"Karena memang kita semua sepakat, kita prihatin bagaimana radikalisme makin menguat, bagaimana kita mengurai benang kusut ini. Kita ingin agar Indonesia jangan dikotomikan dengan sesuatu yang mengancam keutuhan," kata Nawawi.
Senada disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Generasi Muda Mathla'ul Anwar Arif Amarudin yang menyebutkan bahwa deklarasi menjadi wujud nyata keprihatinan mahasiswa dan pemuda atas kondisi yang saat ini terjadi di Tanah Air.
"Kami ingin mengingatkan kembali betapa pentingnya Pancasila yang telah digagas oleh para pendahulu bangsa kita sebagai benteng untuk melawan penyebaran paham radikalisme dan terorisme," katanya.
Perwakilan dari sebanyak 17 organisasi mahasiswa dan pemuda yang turut serta mendeklarasikan kesepakatan tersebut yakni Hima Persis, KMHDI, PMKRI, GEMA MA, IMM, HIMMAH, LMND, PB HMI, KAMMI, GMNI, GPII, Pemuda Muslimin, IPTI, SEMMI, HIKMAHBUDHI, GMKI, dan PMII.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018