Surabaya (Antaranews Jatim) - Nilai Ujian Nasional (UN) jenjang SMP sederajat di wilayah Jawa Timur mengalami penurunan jika dibandingkan nilai UN pada tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rachman saat penyerahan Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) SMP/MTs se-Jatim, di Surabaya, Kamis mengatakan indikator penurunan nilai itu dilihat dari banyaknya siswa SMP yang mendapat nilai UN di bawah 55.

"Tahun ini, dari 402.028 jumlah siswa peserta ujian, sebanyak 56,52 persen atau sekitar 170.172 siswa mendapat nilai di bawah 55. Ada peningkatan 1,12 persen jika dibandingkan hasil UN tahun pelajaran 2016/2017," kata Saiful.

Pada tahun pelajaran 2016/2017 terdapat 398.984 peserta UN tingkat SMP se-Jatim. Dari angka tersebut sekitar 55,4 persen atau 171.665 siswa mendapat nilai di bawah 55. Sementara pada tahun ajaran 2015/2016 ada 406.760 siswa SMP menjadi peserta UN. Peraih nilai di bawah 55 hanya 34,84 persen atau sekitar 110.538 siswa.

Peningkatan signifikan peraih nilai di bawah 55 justru terjadi pada jenjang MTs se-Jatim. Tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 59,03 persen siswa dari 178.946 siswa mendapat nilai di bawah 55. Sedangkan tahun jaran 2017/2018 ini naik menjadi 73,34 persen siswa.

"Penyebab naiknya jumlah siswa yang meraih nilai di bawah 55 bukan salah muridnya namun lebih disebabkan tingkat kesulitan soal yang sangat tinggi sekali. Hasil SMP ini masih lebih baik dibanding SMA/SMK," ujar dia.

Saiful kemudian meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk meninjau kembali tingginya tingkat kesulitan soal.

"Ternyata dengan adanya UNBK dan UNKP di jenjang SMP tidak menurunkan jumlah siswa peraih nilai di bawah 55. Pusat perlu meninjau tingkat kesulitan soal," ucapnya.

Mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini menilai penurunan hasil UN merata terjadi di Indonesia. Hasil di Jatim, kata Saiful, masih cukup baik bila dibandingkan dengan daerah lain.

"Semua se-Indonesia hasilnya seperti ini. Jatim masih cukup baik. Bayangkan yang di luar Jawa," tuturnya.

Salah satu cara membuat siswa serius dalam menghadapi UN adalah mengembalikan UN sebagai syarat kelulusan. Saiful menjelaskan, beberapa waktu lalu Kemendikbud sudah mewacanakan hal tersebut.

"Saya berharap hal itu tidak terjadi. Jika itu terjadi, dampaknya akan serius dan membuat semua pihak harus kerja keras. Mulai dari kepala dinas, kepala sekolah, serta guru," ucapnya.

Pada tahun ini sendiri jumlah peserta UN jenjang SMP/MTs se Jatim sebanyak 592.372 siswa. Rinciannya, jenjang SMP berjumlah 408.089 siswa, sedangkan jenjang MTs berjumlah 184.283 siswa. Untuk lembaga penyelenggara UN ada 4.500 lembaga SMP.

Sebanyak 3.719 lembaga SMP menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sisanya 881 lembaga Ujian Nasional berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Pada jenjang MTs, total ada 3.488 lembaga menyelenggarakan UN. 3.486 lembaga menggunakan UNBK, sementara dua lembaga sisanya (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018