Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Produksi minyak terjual (lifting) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, untuk triwulan pertama terealisasi sebesar 19.416.140,01 barel atau 25,07 persen dari prognosa di dalam APBD 2018 sebesar 77.434.440,00 barel.
Kepala Badan Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Herry Sudjarwo, di Bojonegoro, Senin, menjelaskan diketahuinya realisasi "lifting" minyak sebesar 19.416.140,01 barel berdasarkan rapat kerja perhitungan realisasi "lifting" migas di Jakarta, pada 13-15 Mei.
Di dalam rapat yang digelar Dirjen Migas Kementerian ESDM, lanjut dia, juga dibahas kenaikan harga minyak dunia dari asumsi di dalam APBN 2018 sebesar 48 dolar Amerika Serikat per barel menjadi 68 dolar Amerika Serikat per barel.
"Adanya kenaikan harga minyak dunia akan menambah perolehan DBH migas daerah penghasil migas," kata dia, menegaskan.
Ia memberikan gambaran adanya kenaikan harga minyak dunia sebesar 1 dolar saja akan meningkatkan pendapatan Negara sekitar Rp4 triliun.
Berdasarkan perhitungan kasar yang dilakukan, menurut dia, perolehan DBH migas di daerahnya dengan mengacu realisasi "lifting" juga kenaikan harga minyak dunia bisa mencapai Rp2 triliun dari prognosa perolehan DBH migas 2018 sebesar Rp1,3 triliun.
"Kita perhitungkan perolehan DBH migas hanya masuk 70 persen maka progonosa Rp1,3 triliun aman dengan mudah terealisasi. Saat ini perolehan DBH migas yang sudah kami terima Rp268 miliar," tuturnya.
Ia optimistis lifting minyak 77 juta barel pada 2018 dengan mudah bisa terealisasi, karena pada triwulan pertama sudah terealisasi sekitar 19 juta barel.
"Pada 2017 lifting minyak Bojonegoro 77 juta barel, bisa terealisasi sekitar 78 juta barel," ucapnya.
Produksi minyak Bojonegoro diperoleh dari lapangan minyak Banyuurip Blok Cepu, dengan operator ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), lapangan Sukowati yang dikola Pertamina Petrochina East Java (PPEJ) dan sejumlah lapangan minyak lainnya.
Ia menambahkan prognosa minyak bumi Jatim selain Bojonegoro, juga Bangkalan, Tuban dan Gresik, pada 2018 mencapai 80.678.400,00 barel terealisasi sebesar 20.039.828,40 barel atau 24,84 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kepala Badan Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Herry Sudjarwo, di Bojonegoro, Senin, menjelaskan diketahuinya realisasi "lifting" minyak sebesar 19.416.140,01 barel berdasarkan rapat kerja perhitungan realisasi "lifting" migas di Jakarta, pada 13-15 Mei.
Di dalam rapat yang digelar Dirjen Migas Kementerian ESDM, lanjut dia, juga dibahas kenaikan harga minyak dunia dari asumsi di dalam APBN 2018 sebesar 48 dolar Amerika Serikat per barel menjadi 68 dolar Amerika Serikat per barel.
"Adanya kenaikan harga minyak dunia akan menambah perolehan DBH migas daerah penghasil migas," kata dia, menegaskan.
Ia memberikan gambaran adanya kenaikan harga minyak dunia sebesar 1 dolar saja akan meningkatkan pendapatan Negara sekitar Rp4 triliun.
Berdasarkan perhitungan kasar yang dilakukan, menurut dia, perolehan DBH migas di daerahnya dengan mengacu realisasi "lifting" juga kenaikan harga minyak dunia bisa mencapai Rp2 triliun dari prognosa perolehan DBH migas 2018 sebesar Rp1,3 triliun.
"Kita perhitungkan perolehan DBH migas hanya masuk 70 persen maka progonosa Rp1,3 triliun aman dengan mudah terealisasi. Saat ini perolehan DBH migas yang sudah kami terima Rp268 miliar," tuturnya.
Ia optimistis lifting minyak 77 juta barel pada 2018 dengan mudah bisa terealisasi, karena pada triwulan pertama sudah terealisasi sekitar 19 juta barel.
"Pada 2017 lifting minyak Bojonegoro 77 juta barel, bisa terealisasi sekitar 78 juta barel," ucapnya.
Produksi minyak Bojonegoro diperoleh dari lapangan minyak Banyuurip Blok Cepu, dengan operator ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), lapangan Sukowati yang dikola Pertamina Petrochina East Java (PPEJ) dan sejumlah lapangan minyak lainnya.
Ia menambahkan prognosa minyak bumi Jatim selain Bojonegoro, juga Bangkalan, Tuban dan Gresik, pada 2018 mencapai 80.678.400,00 barel terealisasi sebesar 20.039.828,40 barel atau 24,84 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018