Jakarta, (Antara) - "Smart Drop Box" (SDB) sebagai tempat sampah pintar yang dilengkapi sistem pemindai "barcode" botol plastik dan terhubung dengan aplikasi di ponsel pintar dikembangkan untuk mengelola sampah plastik.

Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dr Novrizal Tahar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya mendukung langkah Danone-Aqua, Alfamart, Telkomsel, dan Smash meluncurkan Smart Drop Box (SDB).

"SDB merupakan tempat sampah pintar yang dilengkapi sistem pemindai barcode botol plastik dan terhubung dengan mySmash, yaitu aplikasi yang membantu pengguna SDB untuk mencatatkan sampah botol yang dikumpulkan dan mendapatkan imbalan poin yang dapat digunakan sebagai pembayaran 'online'," paparnya.

Melalui inisiatif SDB, Danone-Aqua, Alfamart, Telkomsel dan Smash berkolaborasi membangun model pengelolaan sampah botol plastik PET yang terintegrasi, dengan melibatkan peran aktif konsumen dalam proses awal daur ulang.

Ia mengatakan, kementerian terus mendorong upaya pengurangan sampah yang dilakukan oleh produsen dan memberikan apresiasi untuk kolaborasi yang dilakukan dengan berbagai pihak dengan memanfaatkan teknologi untuk mempermudah prosesnya.

"Bagian yang terpenting adalah menjaga konsistensi dari kolaborasi upaya pengurangan sampah ini sehingga dapat mencapai hasil yang signifikan dan terjamin keberlanjutannya," kata Novrizal.

Menurut dia, pengembangan Smart Drop Box merupakan "best practice" yang patut direplikasi oleh perusahaan-perusahaan lainnya untuk bekerja sama lintas sektor.

Keberhasilan program ini nantinya, kata dia, akan menjadi model pengurangan sampah oleh produsen melalui mekanisme penarikan kembali kemasan, sehingga permasalahan sampah dapat dikelola dari hulu hingga hilir berlandaskan prinsip ekonomi sirkular.

Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto pada kesempatan yang sama mengatakan kerja sama ini akan mendorong tumbuhnya masyarakat untuk bijak berplastik.

"Kami berharap dengan adanya Smart Drop Box, masyarakat menjadi termotivasi untuk melakukan pengumpulan dan pemilahan sampah plastiknya," ujarnya.

Vera menjelaskan, langkah yang dilakukan korporasi ini juga dimaksudkan untuk mengedukasi konsumen bahwa sampah plastik dapat didaur ulang dan memiliki nilai ekonomi, selain itu juga turut serta secara nyata berkontribusi mengatasi masalah sampah di Indonesia.

"Program ini juga merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menuju perusahaan yang 100 persen sirkular. Kami menargetkan, pada 2025 dapat mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dari yang kami gunakan," tambah Vera.

Pihaknya akan menyediakan imbalan bagi pengguna SDB dalam bentuk poin T-Cash dan memfasilitasi pengangkutan sampah botol plastik dari SDB ke bank sampah terdekat, untuk kemudian diproses lebih lanjut di Unit Bisnis Daur Ulang/Recycling Business Unit (RBU) yang berada di Tangerang Selatan.

Hasil pengelolaan sampah plastik ini kemudian dibawa ke industri daur ulang untuk diubah menjadi bahan baku produk baru, diantaranya tas belanja kain yang dapat menggantikan kantong plastik sekali pakai.

Dalam satu dekade terakhir, plastik menjadi bahan yang paling populer di dunia. Penggunaannya pun meningkat 20 kali lipat dalam 50 tahun terakhir.

Berdasarkan hasil riset Analisis Arus Sampah, Rantai Nilai dan Daur Ulang di Indonesia yang dilakukan oleh Sustainable Waste Indonesia (SWI) pada 2017, diperkirakan sebanyak 1,3 juta ton sampah plastik mencemari lingkungan tiap tahunnya, termasuk yang ada di lautan.

Diprediksi pada 2050, akan lebih banyak jumlah sampah plastik di lautan daripada ikan yang hidup di dalamnya. Padahal, sampah plastik bisa menjadi bahan baku produk lain jika didaur ulang.

Industri daur ulang plastik saat ini telah berkembang di Indonesia, terutama untuk jenis plastik yang memiliki nilai ekonomis seperti PET dan PP. Tingkat daur ulang keduanya mencapai lebih dari 60 persen.

Langkah awal dan terpenting dalam proses daur ulang adalah proses pengumpulan dan pemilahan yang bisa mencegah sampah plastik mencemari lingkungan dan ini bisa dilakukan oleh setiap individu dari tingkat rumah tangga.

Dalam program SDB, untuk mendapatkan poin, pengguna harus mengunduh aplikasi pada telepon pintar lalu memindai barcode pada botol plastik yang akan dibuang.

Setelah sampah botol plastik ini dimasukkan kedalam SDB, maka akan diberikan imbalan dalam bentuk poin T-Cash.(*)

Pewarta: Hanni Sofia

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018