Pamekasan (Antaranews Jatim) - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pemkab Pamekasan, Jawa Timur Moch Tarsun mengatakan, Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap 2 Mei merupakan momentum untuk meningkatan kualitas pendidikan.
"Sebab, kualitas pendidikan kita saat ini masih sangat rendah," ujarnya seusai mengikuti upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional di Pamekasan, Rabu.
Tarsun menjelaskan, berdasarakan hasil penelitian dari Program for International Student Assessment (PISA) dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), kualitas pendidikan di masih tergolong rendah.
Dari 65 negara besar, Indonesia berada di peringkat 64 dengan tingkat literasi 0,001. Itu artinya, dari 1000 orang Indonesia cuma 1 orang yang rajin membaca.
Oleh karenanya, sambung dia, pihaknya mengajak kepada pihak, para guru, dan pemerhati pendidikan serta akademisi, untuk menjadikan Hardiknas sebagai momentum untuk bangkit dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Salah satunya dengan cara memberikan pembelajaran kepada peserta didik yang berbasis Teknologi Informatika.
Pendidikan, sambung dia, tidak semata-mata mencerdaskan intelektualnya, karena sekarang visi pendidikan nasional itu membangun kecerdasan komprehensif.
"Kecerdasan komprehensif itu yang pertama adalah kecerdasan spiritual, kemudian kecerdasan emosional, ketiga kecerdasan sosial keempat baru kecerdasan intelektual," katanya.
Pemerintah melalui institusi yang bergerak di bidang pendidikan, ingin mencetak anak-anak bangsa yang pandai, akan tetapi memiliki akhlak mulia.
Selain itu, upaya lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, dan di Kabupaten Pamekasan secara khusus, dengan cara mengembalikan kewibawaan guru melalui tiga cara, yaitu peningkatan pengetahuannya, kemudian guru harus benar-benar menjadi teladan bagi siswanya, dan keikhlasan untuk berbakti melalui lembaga pendidikan.
Melalui Peringatan Hari Pendidikan Nasional bertema "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan" ini Tarsun juga mengajak kepada para praktisi pendidikan di Pamekasan, baik guru maupun dosen, agar pendidikan berbasis budaya lokal lebih diperhatikan, sehingga identitas budaya merupakan kekayaan bangsa ini tetap terpelihara dengan baik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Sebab, kualitas pendidikan kita saat ini masih sangat rendah," ujarnya seusai mengikuti upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional di Pamekasan, Rabu.
Tarsun menjelaskan, berdasarakan hasil penelitian dari Program for International Student Assessment (PISA) dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), kualitas pendidikan di masih tergolong rendah.
Dari 65 negara besar, Indonesia berada di peringkat 64 dengan tingkat literasi 0,001. Itu artinya, dari 1000 orang Indonesia cuma 1 orang yang rajin membaca.
Oleh karenanya, sambung dia, pihaknya mengajak kepada pihak, para guru, dan pemerhati pendidikan serta akademisi, untuk menjadikan Hardiknas sebagai momentum untuk bangkit dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Salah satunya dengan cara memberikan pembelajaran kepada peserta didik yang berbasis Teknologi Informatika.
Pendidikan, sambung dia, tidak semata-mata mencerdaskan intelektualnya, karena sekarang visi pendidikan nasional itu membangun kecerdasan komprehensif.
"Kecerdasan komprehensif itu yang pertama adalah kecerdasan spiritual, kemudian kecerdasan emosional, ketiga kecerdasan sosial keempat baru kecerdasan intelektual," katanya.
Pemerintah melalui institusi yang bergerak di bidang pendidikan, ingin mencetak anak-anak bangsa yang pandai, akan tetapi memiliki akhlak mulia.
Selain itu, upaya lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, dan di Kabupaten Pamekasan secara khusus, dengan cara mengembalikan kewibawaan guru melalui tiga cara, yaitu peningkatan pengetahuannya, kemudian guru harus benar-benar menjadi teladan bagi siswanya, dan keikhlasan untuk berbakti melalui lembaga pendidikan.
Melalui Peringatan Hari Pendidikan Nasional bertema "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan" ini Tarsun juga mengajak kepada para praktisi pendidikan di Pamekasan, baik guru maupun dosen, agar pendidikan berbasis budaya lokal lebih diperhatikan, sehingga identitas budaya merupakan kekayaan bangsa ini tetap terpelihara dengan baik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018