Surabaya (Antaranews Jatim) - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menambah dua program studi (prodi) umum seiring keluarnya izin dari Kemeterian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)  sehingga mereka kini mempunyai 19 prodi.

Wakil Rektor I UINSA Syamsul Huda di Surabaya, Rabu mengatakan dua prodi itu adalah Prodi Sastra Indonesia dan Pendidikan IPA . 

Denfan demikian,  UINSA kini mempunyai 43 prodi dengan rincian 19 prodi umum dan 24 prodi keagamaan.

"Prodi Sastra Indonesia dan Pendidikan IPA sudah kami ajukan izinnya tahun 2015 lalu, tapi baru keluar tiga minggu yang lalu," kata Syamsul.

Dengan begitu, lanjut Syamsul, dua prodi tersebut belum bisa diikutkan dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri di UINSA buka mulai 14 Mei sampai 11 Juli mendatang.

Dijelaskan Syamsul, latar belakang pendirian dua prodi adalah untuk Prodi Sastra Indonesia belum mampunya UINSA menyuplai pengajar maupun tenaga-tenaga yang bisa diperbantukan di atase atau staf diplomat. Padahal, bahasa Indonesia itu sudah dipelajari lebih dari 70 negara di dunia.

"Nah, mungkin karena Indonesia ini pasar yang luar biasa sehingga mereka ingin belajar bahasa Indonesia," kata dia.

Menurut dia, mempelajari bahasa Indonesia itu karena memiliki misi. Bisa misi ekonomi, misi budaya, atau mungkin misi pendidikan. Apalagi, Indonesia menjadi bagian yang diharapkan dunia internasional untuk bicara tentang Islam yang berperadaban dan Islam yang moderat.

"Bahasa Indonesia menjadi penting, bukan sekadar jadi bahan kajian tetapi juga sebagai diplomasi," tuturnya.

Terkait Prodi Pendidikan IPA, Syamsul menjelaskan, madrasah selama ini belum mempunyai semacam pembeda (diversity) antara sains umum dengan sains yang ada di agama. Maka, UINSA menggagas di dalam kurikulum pendidikan IPA itu adalah IPA yang terintegrasi dengan agama dan sains.

Diharapkan, mahasiswa bisa memahami satu sisi secara sains, tapi sisi lain mereka juga memahami bahwa nilai-nilai nalar Islam itu mengandung nilai-nilai sains. Dari situ bisa dibuktikan dalam bentuk kajian-kajian maupun dalam bentuk empiris.

Dia menyebut contoh kasus mengenai kebersihan. Kebersihan ini bukan persoalan taharah, tetapi bagaimana bersih secara IPA dari Biologi, Fisika, maupun kimia. Sehingga orang tahu bahwa najis bukan hanya bagian dari pengertian syariah, tetapi tahu alasan-alasan.

Kabag Akademik UINSA Abdullah Rofiq Mas'ud menambahkan, dua prodi baru itu masing-masing akan menerima mahasiswa baru jalur mandiri sebanyak 30 mahasiswa atau satu rombongan belajar.

"Untuk sastra Indonesia masuk Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum) sementara pendidikan IPA di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK)," ujarnya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018