Surabaya (Antaranews Jatim) - Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya mengapresiasi pelaksanaan bursa kerja 2018 oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) setempat yang pendaftarannya dilakukan secara daring dan gratis.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti, di Surabaya, Jumat, mengatakan bursa kerja ini sering digelar Disnaker secara rutin, beberapa kali dalam setahun.
"Jadi selalu ditunggu pencari kerja. Harapannya program ini bisa mengurangi angka pengangguran terbuka di Surabaya khususnya," kata Reni.
Selain itu, lanjut dia, untuk workshop tips mencari pekerjaan yang rutin digelar Disnaker bisa ditingkatkan frekuensinya. "Ini penting, terutama bagi mereka yang baru pertamakali melamar kerja," kata Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Alumni Institut Teknologi sepuluh Nopember (ITS) ini mengaku sempat mengunjungi bursa kerja yang digelar di kantor Disnaker Jl. Jemursari Timur II/2 Surabaya pada Kamis (19/4). Bursa kerja tersebut dugelar Disnaker mulai 19-20 April 2018.
Pada saat di kantor Disnaker, Reni menyempatkann berbincang dengan para pencari kerja dan juga menemui Kepala Disnaker Surabaya Dwi Purnomo untuk membahas program-program seputar dunia kerja.
Kasi Penempatan Disnaker Surabaya Yuni Cahyawati mengatakan ada 306 lowongan dengan sembilan perusahaan menjadi peserta dalan bursa kerja kali ini. Bursa kerja hari ini, lanjut dia, adalah kategori mini karena hanya diikuti maksimal sembilan perusahaan.
"Untuk kategori grand bisa diikuti minim 40 perusahaan. Untuk kategori grand biasanya diikuti minimal 3.000 peserta," katanya.
Menurut dia, dalam setahun, Disnaker mengadakan bursa kerja kategori mini sebanyak tiga kali, dan empat kali dalam setahun untuk kategori grand. Sebagai penyerta kegiatan bursa kerja, menurut Yuni, dinasnya selalu mengadakan workshop pengembangan skil kerja.
Workshop yang dikhususkan bagi pencari kerja ber-KTP Surabaya ini menyampaikan materi atau tips mencari pekerjaan sesuai skill, teknik menghadapi wawancara. Kesempatan pelatihan tersebut rencananya digelar 3 Mei 2018 di Kantor Disnaker Surabaya.
Sementara itu, data Disnaker Surabaya menyebut bursa kerja 19-20 April 2018 diikuti 800 pencari kerja yang sebelumnya mendaftar secara daring terlebih dulu. Mereka lulusan sarjana dan SLTA. Yang sudah mendaftar mendapatkan nomor barcode untuk registrasi ketika sampai lokasi.
"Ada lima perusahaan sektor industri pengolahan, satu perusahaan angkutan keagenan dan transportasi, dua perusahaan sektor jasa keuangan dan asuransi, satu perusahaan sektor jasa kemasyarakatan sosial dan perorangan," kata Yuni.
Posisi yang ditawarkan yakni tenaga profesional/teknisi, tenga kepemimpinan dan tata laksana, pejabat pelaksana tata usaha, tenaga usaha penjualan, tenaga usaha jasa, dan tenaga produksi.
Salah satu pencari kerja, Zainul Mukromin mengapresiasi pelaksanaan bursa kerja yang pendaftarannya secara daring. Alumni Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (UM) ini mendapati belum semua perusahaan menerapkan sistem lamaran menggunakan barcode atau soft copy.
"Masih ada yang harus menggunakan surat lamaran hard copy. Kalau semua perusahaan peserta bursa kerja menerapkan sistem barcode pastinya memudahkan dan tinggal scan barcode," kata warga Dukuhsari, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo ini. (*)
Video Oleh Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti, di Surabaya, Jumat, mengatakan bursa kerja ini sering digelar Disnaker secara rutin, beberapa kali dalam setahun.
"Jadi selalu ditunggu pencari kerja. Harapannya program ini bisa mengurangi angka pengangguran terbuka di Surabaya khususnya," kata Reni.
Selain itu, lanjut dia, untuk workshop tips mencari pekerjaan yang rutin digelar Disnaker bisa ditingkatkan frekuensinya. "Ini penting, terutama bagi mereka yang baru pertamakali melamar kerja," kata Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Alumni Institut Teknologi sepuluh Nopember (ITS) ini mengaku sempat mengunjungi bursa kerja yang digelar di kantor Disnaker Jl. Jemursari Timur II/2 Surabaya pada Kamis (19/4). Bursa kerja tersebut dugelar Disnaker mulai 19-20 April 2018.
Pada saat di kantor Disnaker, Reni menyempatkann berbincang dengan para pencari kerja dan juga menemui Kepala Disnaker Surabaya Dwi Purnomo untuk membahas program-program seputar dunia kerja.
Kasi Penempatan Disnaker Surabaya Yuni Cahyawati mengatakan ada 306 lowongan dengan sembilan perusahaan menjadi peserta dalan bursa kerja kali ini. Bursa kerja hari ini, lanjut dia, adalah kategori mini karena hanya diikuti maksimal sembilan perusahaan.
"Untuk kategori grand bisa diikuti minim 40 perusahaan. Untuk kategori grand biasanya diikuti minimal 3.000 peserta," katanya.
Menurut dia, dalam setahun, Disnaker mengadakan bursa kerja kategori mini sebanyak tiga kali, dan empat kali dalam setahun untuk kategori grand. Sebagai penyerta kegiatan bursa kerja, menurut Yuni, dinasnya selalu mengadakan workshop pengembangan skil kerja.
Workshop yang dikhususkan bagi pencari kerja ber-KTP Surabaya ini menyampaikan materi atau tips mencari pekerjaan sesuai skill, teknik menghadapi wawancara. Kesempatan pelatihan tersebut rencananya digelar 3 Mei 2018 di Kantor Disnaker Surabaya.
Sementara itu, data Disnaker Surabaya menyebut bursa kerja 19-20 April 2018 diikuti 800 pencari kerja yang sebelumnya mendaftar secara daring terlebih dulu. Mereka lulusan sarjana dan SLTA. Yang sudah mendaftar mendapatkan nomor barcode untuk registrasi ketika sampai lokasi.
"Ada lima perusahaan sektor industri pengolahan, satu perusahaan angkutan keagenan dan transportasi, dua perusahaan sektor jasa keuangan dan asuransi, satu perusahaan sektor jasa kemasyarakatan sosial dan perorangan," kata Yuni.
Posisi yang ditawarkan yakni tenaga profesional/teknisi, tenga kepemimpinan dan tata laksana, pejabat pelaksana tata usaha, tenaga usaha penjualan, tenaga usaha jasa, dan tenaga produksi.
Salah satu pencari kerja, Zainul Mukromin mengapresiasi pelaksanaan bursa kerja yang pendaftarannya secara daring. Alumni Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (UM) ini mendapati belum semua perusahaan menerapkan sistem lamaran menggunakan barcode atau soft copy.
"Masih ada yang harus menggunakan surat lamaran hard copy. Kalau semua perusahaan peserta bursa kerja menerapkan sistem barcode pastinya memudahkan dan tinggal scan barcode," kata warga Dukuhsari, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo ini. (*)
Video Oleh Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018