Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro, Jawa Timur, mulai mensiagakan posko pemadam kebakaran di Kecamatan Sekar, Temayang. Ngambon dan Kedungadem, sebagai usaha mengantisipasi kemungkinan kejadian kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau.
"Empat posko di empat kecamatan disiagakan karena lokasinya di sekitar kawasan hutan," kata Kepala Bidang Pemadaman Dinas Damkar Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Jumat.
Di setiap posko pemadam kebakaran, kata dia, disiagakan satu unit mobil pemadam kebakaran dilengkapi dengan satu unit mobil tangki air dengan jumlah lima personel.
Dalam praktiknya, menurut dia, posko pemadam kebakaran lainnya di Kota, Padangan, dan Baureno, yang juga tersedia unit mobil pemadam kebakaran tetap akan mendukung kalau sewaktu-waktu terjadi kebakaran hutan termasuk lahan.
"Kalau memang diperlukan mobil pemadam kebakaran lainnya siap datang untuk ikut memadamkan kebakaran hutan dan lahan," ucapnya, menegaskan.
Menurut dia, damkar dalam melakukan pemadaman kebakaran hutan bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kepolisian resor (polres), dan Perhutani.
"Tahun ini belum ada kejadian kebakaran hutan dan lahan, tetapi memasuki kemarau rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata dia, menjelaskan.
Ia menyebutkan kawasan hutan di daerahnya yang rawan terjadi kebakaran, antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem, Sekar dan kecamatan lainnya.
"Selama ini faktor terjadinya kebakaran hutan karena faktor manusia, misalnya, membuang puntung rokok, atau membersihkan kawasan hutan dengan cara membakar semak-semak dengan tujuan untuk perladangan," ujarnya.
Memasuki musim kemarau tahun ini, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak sembarang tempat membuang puntung rokok di kawasan hutan.
"Musim kemarau sudah bisa dipastikan rawan terjadi kebakaran hutan sebab di beberapa lokasi sudah tidak turun hujan," ucapnya, menegaskan.
Sesuai data di damkar setempat menyebutkan pada 2017 terjadi 28 kali kejadian kebakaran baik kawasan hutan maupun lahan dengan kerugian mencapai Rp241 juta.(*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Empat posko di empat kecamatan disiagakan karena lokasinya di sekitar kawasan hutan," kata Kepala Bidang Pemadaman Dinas Damkar Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Jumat.
Di setiap posko pemadam kebakaran, kata dia, disiagakan satu unit mobil pemadam kebakaran dilengkapi dengan satu unit mobil tangki air dengan jumlah lima personel.
Dalam praktiknya, menurut dia, posko pemadam kebakaran lainnya di Kota, Padangan, dan Baureno, yang juga tersedia unit mobil pemadam kebakaran tetap akan mendukung kalau sewaktu-waktu terjadi kebakaran hutan termasuk lahan.
"Kalau memang diperlukan mobil pemadam kebakaran lainnya siap datang untuk ikut memadamkan kebakaran hutan dan lahan," ucapnya, menegaskan.
Menurut dia, damkar dalam melakukan pemadaman kebakaran hutan bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kepolisian resor (polres), dan Perhutani.
"Tahun ini belum ada kejadian kebakaran hutan dan lahan, tetapi memasuki kemarau rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata dia, menjelaskan.
Ia menyebutkan kawasan hutan di daerahnya yang rawan terjadi kebakaran, antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem, Sekar dan kecamatan lainnya.
"Selama ini faktor terjadinya kebakaran hutan karena faktor manusia, misalnya, membuang puntung rokok, atau membersihkan kawasan hutan dengan cara membakar semak-semak dengan tujuan untuk perladangan," ujarnya.
Memasuki musim kemarau tahun ini, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak sembarang tempat membuang puntung rokok di kawasan hutan.
"Musim kemarau sudah bisa dipastikan rawan terjadi kebakaran hutan sebab di beberapa lokasi sudah tidak turun hujan," ucapnya, menegaskan.
Sesuai data di damkar setempat menyebutkan pada 2017 terjadi 28 kali kejadian kebakaran baik kawasan hutan maupun lahan dengan kerugian mencapai Rp241 juta.(*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018