Surabaya (Antaranews Jatim) - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur bersama pengurus NU Surabaya telah menemukan situs makam KH Hasan Gipo selaku Ketua Umum PBNU yang pertama semasa Rais Akbar PBNU Hadratussyeikh KHA Hasyim Asy`ari, saat NU berusia 95 tahun.
"Karena itu, kami datang ke makam beliau di kawasan Masjid Ampel untuk pertama kalinya, sekaligus melakukan ziarah ke makam tiga tokoh pendiri NU di Surabaya dalam rangka Hari Lahir Ke-95 NU," ujar Ketua PWNU Jatim HM Sholeh Hayat di Surabaya, Minggu.
Dalam ziarah itu, ia melakukan tahlil dan tabur bunga bersama Ketua PCNU Surabaya H Muhibbin Zuhri dan Ketua Ikatan Keturunan Sagipodin (IKSA) Jatim H Wachid Zein, yang kemudian diikuti puluhan pengurus NU Jatim dan Surabaya.
Menurut Sholeh Hayat, Hasan Gipo merupakan tokoh NU yang kaya dan berperan penting dalam kelahiran NU. "Sebelum NU terbentuk, tokoh-tokoh NU membentuk Komite Hijaz untuk menemui Raja Arab Saudi yang keberangkatannya atas biaya mbah Hasan Gipo," ucapnya.
Selain berjuang dengan hartanya tanpa pamrih, Hasan Gipo juga berani menantang tokoh-tokoh PKI yang tidak percaya kepada Tuhan. "Beliau menantang tokoh-tokoh PKI untuk berdiri di rel kereta api guna membuktikan bahwa keberadaan Tuhan dan Hari Akhir, namun saat kereta api datang justru tokoh-tokoh PKI kabur ketakutan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ketua PCNU Surabaya H Muhibbin Zuhri mengatakan teladan yang luar biasa dari KH Hasan Gipo adalah keikhlasan dalam berjuang untuk NU, baik harta maupun nyawa, sehingga keberadaan makamnya pun sulit ditelusuri.
"Saya merinding mengetahui sejarah beliau, karena keikhlasannya sangat luar biasa, sehingga NU berusia 95 tahun baru ditemukan makamnya, padahal 95 tahun itu bukan waktu yang lama, tapi sejarahnya sulit dilacak," tuturnya.
Sementara itu, Ketua IKSA H Wachid Zein menegaskan bahwa pihaknya baru dapat menemukan makam KH Hasan Gipo pada Agustus 2015 setelah melakukan berbagai ikhtiar, termasuk menelusuri keturunannya di Gresik.
"Karena itu, kami berterima kasih kalau NU Jatim mau menziarahi makam mbah buyut kami pada setiap tahun seperti hari ini dalam rangka Hari Lahir Ke-95 NU. Bagi NU Jatim, ziarah ini memang pertama, tapi bagi NU Surabaya sudah kedua kalinya pada 2017 dan 2018. Keluarga Gipo sendiri setiap tahun juga tahlil," paparnya.
Dalam kesempatan itu, ia mengharapkan NU mau memperjuangkan ketokohan KH Hasan Gipo untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, serta memperjuangkan beberapa aset peninggalan KH Hasan Gipo di Surabaya, seperti Mushalla Gipo dan Tanah Pemakaman Umum Rangkah.
"Kami punya dokumen lengkap, aset mbah Hasan Gipo itu bisa dimanfaatkan untuk keluarga kami dan juga untuk kegiatan NU, sekaligus mengamankan situs sejarah NU," kata Wachid Zein, didampingi pengurus IKSA lainnya.
Selain ke makam KH Hasan Gipo (Ketua Umum PBNU pertama), rombongan PWNU Jatim dan PCNU Surabaya juga menziarahi makam KH Ridlwan Abdullah (pencipta lambang NU) di Makam Tembok dan KH Mas Alwi Abdul Aziz (pencipta nama NU) di Makam Rangkah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Karena itu, kami datang ke makam beliau di kawasan Masjid Ampel untuk pertama kalinya, sekaligus melakukan ziarah ke makam tiga tokoh pendiri NU di Surabaya dalam rangka Hari Lahir Ke-95 NU," ujar Ketua PWNU Jatim HM Sholeh Hayat di Surabaya, Minggu.
Dalam ziarah itu, ia melakukan tahlil dan tabur bunga bersama Ketua PCNU Surabaya H Muhibbin Zuhri dan Ketua Ikatan Keturunan Sagipodin (IKSA) Jatim H Wachid Zein, yang kemudian diikuti puluhan pengurus NU Jatim dan Surabaya.
Menurut Sholeh Hayat, Hasan Gipo merupakan tokoh NU yang kaya dan berperan penting dalam kelahiran NU. "Sebelum NU terbentuk, tokoh-tokoh NU membentuk Komite Hijaz untuk menemui Raja Arab Saudi yang keberangkatannya atas biaya mbah Hasan Gipo," ucapnya.
Selain berjuang dengan hartanya tanpa pamrih, Hasan Gipo juga berani menantang tokoh-tokoh PKI yang tidak percaya kepada Tuhan. "Beliau menantang tokoh-tokoh PKI untuk berdiri di rel kereta api guna membuktikan bahwa keberadaan Tuhan dan Hari Akhir, namun saat kereta api datang justru tokoh-tokoh PKI kabur ketakutan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ketua PCNU Surabaya H Muhibbin Zuhri mengatakan teladan yang luar biasa dari KH Hasan Gipo adalah keikhlasan dalam berjuang untuk NU, baik harta maupun nyawa, sehingga keberadaan makamnya pun sulit ditelusuri.
"Saya merinding mengetahui sejarah beliau, karena keikhlasannya sangat luar biasa, sehingga NU berusia 95 tahun baru ditemukan makamnya, padahal 95 tahun itu bukan waktu yang lama, tapi sejarahnya sulit dilacak," tuturnya.
Sementara itu, Ketua IKSA H Wachid Zein menegaskan bahwa pihaknya baru dapat menemukan makam KH Hasan Gipo pada Agustus 2015 setelah melakukan berbagai ikhtiar, termasuk menelusuri keturunannya di Gresik.
"Karena itu, kami berterima kasih kalau NU Jatim mau menziarahi makam mbah buyut kami pada setiap tahun seperti hari ini dalam rangka Hari Lahir Ke-95 NU. Bagi NU Jatim, ziarah ini memang pertama, tapi bagi NU Surabaya sudah kedua kalinya pada 2017 dan 2018. Keluarga Gipo sendiri setiap tahun juga tahlil," paparnya.
Dalam kesempatan itu, ia mengharapkan NU mau memperjuangkan ketokohan KH Hasan Gipo untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, serta memperjuangkan beberapa aset peninggalan KH Hasan Gipo di Surabaya, seperti Mushalla Gipo dan Tanah Pemakaman Umum Rangkah.
"Kami punya dokumen lengkap, aset mbah Hasan Gipo itu bisa dimanfaatkan untuk keluarga kami dan juga untuk kegiatan NU, sekaligus mengamankan situs sejarah NU," kata Wachid Zein, didampingi pengurus IKSA lainnya.
Selain ke makam KH Hasan Gipo (Ketua Umum PBNU pertama), rombongan PWNU Jatim dan PCNU Surabaya juga menziarahi makam KH Ridlwan Abdullah (pencipta lambang NU) di Makam Tembok dan KH Mas Alwi Abdul Aziz (pencipta nama NU) di Makam Rangkah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018