Menteri BUMN Rini Soemarno saat kunjungan keja di Banyuwangi, Jumat (6/4). (Istimewa)
Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Program Serap Gabah (Sergab)-46 yang digelar PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk bersama PT Pertani (Persero) di Provinsi Jawa Timur menyerap sekitar 700 ton gabah petani dalam waktu kurang dari sebulan terakhir.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto pada peresmian program Sergab46 BNI di Kabupaten Banyuwangi, Jumat menjelaskan bahwa program yang diluncurkan untuk menstabilkan harga jual gabah di tingkat petani ini telah digelar di tujuh kabupaten di Jawa Timur, yaitu di Mojokerto, Madiun, Pasuruan, Jember, Nganjuk, Mojokerto dan Banyuwangi.

Sejak Sergab46 digelar mulai 20 Maret 2018, BNI dan BUMN pendukung lainnya telah menyerap gabah di Madiun sebanyak 210 ton dari lahan sawah seluas 30 hektare (ha); kemudian di Mojokerto sebanyak 176 ton gabah dari 19,8 ha sawah; dilanjutkan di Pasuruan dengan pembelian sebanyak 175 ton gabah dari 25 ha sawah yang panen.

Sergab46 juga menyerap sebanyak 105 ton gabah di Jombang dari 15 ha sawah; kemudian 24 ton gabah di Kediri dari 4 ha sawah; serta 9 ton gabah di Banyuwangi dari sawah seluas 1,3 ha (belum termasuk lahan yang mulai panen hari ini).

Catur Budi Harto menyebutkan, potensi lahan yang akan panen di Banyuwangi sendiri mencapai 500 ha, di mana 4 ha di antaranya dipanen serentak bersamaan dengan kunjungan Menteri BUMN RI pada Jumat ini di Desa Pondok Nongko.

Lahan sawah di Desa Pondok Nongko ini dikelola bersama oleh sekitar 50 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sumber Kedawung. Para petani di kawasan itu telah menerima KUR BNI, yang rata-rata sebesar Rp 9 juta per ha sawah. Setelah hasil panen petani diserap oleh BUMN pangan, dalam hal ini Pertani, selanjutnya Petani mendapatkan kembali fasilitas KUR untuk musim tanam berikutnya dan proses ini akan berkelanjutan terus.

"Area panen di Desa Pondok Nongko ini merupakan contoh lahan pertanian yang baik, antara lain ditunjukkan dengan adanya irigasi teknis yang memadai sehingga mereka dapat panen tiga kali dalam setahun. Kelompok Taninyapun tergolong adaptif terhadap teknologi baru. Selain itu, tanaman padinya menggunakan varitas IR64 yang secara spesifikasi tahan terhadap hama wereng coklat," paparnya.

Saat ini, jumlah Kartu Tani yang telah disalurkan BNI kepada petani di Jawa Timur mencapai 870.628 kartu. Kartu Tani ini berperan sebagai sarana pemantau yang dapat menunjukkan lokasi panen dalam rangka penyerapan gabah. Kartu Tani juga menjadi alat pemberian KUR untuk musim tanam berikutnya.

Menurut Catur, penyerapan gabah di tingkat petani oleh BUMN ini menggunakan harga pasar. Sistem pembayaran dilakukan dengan mengkreditkan secara langsung ke rekening petani sesuai dengan kualitas gabah.

BUMN Pangan akan melakukan pemprosesan gabah menjadi beras yang selanjutnya dijual ke pasar. Hal ini akan mempersingkat mata rantai yang selama ini berjalan sejak dulu yang melibatkan tengkulak dan penebas, sehingga dampaknya petani akan menerima pendapatan hasil panen lebih besar dan akan sejahtera.

"Lewat program ini, BUMN turun langsung menyerap gabah petani. Ini sebagai upaya agar petani mendapatkan harga gabah yang baik. Dengan begitu, petani bisa mendapatkan penghasilan yang cukup dan bisa menikmati hasil. Sehingga pada akhirnya bisa memberi kesejahteraan bagi petani dan keluarganya," kata Menteri BUMN Rini M Soemarno.

Pelaksanaan Program Sergab terkini dilaksanakan Banyuwangi yang secara simbolis diresmikan di Desa Pondok Nongko, Banyuwangi. Hadir pada acara ini Menteri BUMN RI Rini M Soemarno, Direktur Utama Pertani Wahyu, Direktur Utama Sang Hyang Seri Syaiful Bahri, Direktur Utama PTPN-XII Berlino Mahendra Santosa, Direktur Utama Pupuk Indonesia Holding (PIHC) Aas Asikin Idat, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto serta General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo.

Pada kesempatan itu Rini melakukan kunjungan kerja untuk menyaksikan secara langsung pelaksanaan Program Serap Gabah BUMN Berbasis Kartu Tani dan Gerakan Stabilisasi Harga Pangan Murah BUMN.

Program Serap Gabah BUMN ini merupakan kegiatan pembelian gabah langsung dari petani dengan tujuan untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani. Pada Program Sergab46 ini, BNI mengutamakan pembelian gabah pada harga pasar untuk para petani yang telah menjadi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI dan pemegang Kartu Tani BNI.

Dengan demikian, kata Catur, Program Sergab ini juga akan mengamankan pengembalian kredit petani debitur KUR BNI. Pada Program Sergab46 ini, BNI menjadi penyedia data petani yang layak untuk menjadi prioritas pembelian gabahnya.

BNI bekerja sama dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) khusus di Jawa Timur, yaitu PT Pertani (Persero) dan PT Sang Hyang Seri (Persero). Kerja sama juga dilaksanakan dengan badan usaha milik desa (BUMDes), misalnya, untuk Program Sergab46 di Garut, Jawa Barat.

Penyaluran beras tersebut memanfaatkan penyebaran agen-agen bank Himbara sebagai titik-titik penjualan beras kepada masyarakat. Peran perbankan di dalam proses penyaluran beras ini adalah sebagai penyedia data agen bank. Perbankan telah melakukan pemetaan titik-titik agen bank yang bergerak pada usaha perdagangan sembako untuk dimanfaatkan sebagai titik penyaluran.

Pada kesempatan di Banyuwangi, Menteri BUMN RI juga mengunjungi salah satu Agen46 BNI yang bernama Ulin Nuha yang mengelola Toko Intan, di Pasar Rogojampi. Salah satu upaya memaksimalkan program stabilitas harga pangan adalah memanfaatkan agen laku pandai menjadi pengecer beras murah. Di toko inilah Pertani memasok beras yang dioleh dari gabah yang telah dibeli melalui Program Sergab46 di Banyuwangi.

Catur menjelaskan dengan pembelian gabah sejak dari petani hingga siap jual dalam bentuk beras di toko inilah pemerintah mengharapkan adanya stabilitas harga hingga di tingkat konsumen terakhir.


KUR Petani Kopi

Pada rangkaian kunjungan kerjanya kali ini, Menteri BUMN juga menghadiri acara temu wicara dengan petani kopi binaan PTPN XII dan Debitur KUR BNI. Pada saat itu, Menteri BUMN disuguhi produk kopi unggulan dan sekaligus mencicipinya.

BNI memberikan perhatian serius kepada keberhasilan pertanian para petani kopi di Banyuwangi. BNI bersinergi dengan PTPN XII untuk memberikan dukungan maksimal kepada para petani kopi. Dukungan BUMN kepada petani kopi diperlukan karena produktivitas tanaman semakin lama cenderung menurun. Selain itu petani kopi didominasi oleh karyawan dan letaknya berbatasan dengan kebun PTPN XII.

Menurut Catur, terjadinya "idle capacity" karena kuantum bahan baku kopi masih di bawah kapasitas pabrik. Dukungan juga diperlukan karena harga pokok pengolahan yang tergolong tinggi.

"BUMN Hadir dengan pemberian program kemitraan dan pemberian bimbingan teknis kepada petani kopi rakyat. Tujuannya adalah menyejahterakan petani dengan cara membeli hasil kopi rakyat di sekitar lingkungan kebun PTPN XII," ujar Catur.

KUR BNI telah menyentuh 384 petani kopi di Banyuwangi dan sekitarnya. Nilai KUR yang sudah disalurkan ke petani kopi mencapai Rp3 miliar lebih.(*)

Pewarta: Masuki M Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018