Surabaya, 5/4 (Antara) - Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ony Radjaloa mengincar medali emas di penghujung karirnya sebagai atlet menembak pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke- 20 yang dijadwalkan berlangsung di Papua tahun 2020.
Perwira polisi yang kini menjabat Kepala Bagian Sumber Daya di Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya itu mengawali karir sebagai atlet menembak selang setahun bergabung menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di tahun 1984.
"Saya belajar menembak, ya, sejak menjadi polisi," katanya, mengenang, saat ditemui ketika berlatih menembak di Polrestabes Surabaya, Kamis.
Perempuan kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 13 Oktober 1963, itu menjadi anggota polri sejak tahun 1983. Atas bakat menembaknya, setahun kemudian, Ony dipercaya sebagai instruktur menembak di Lembaga Pendidikan Polri Sekolah Polisi Wanita, Jakarta.
"Selama menjadi instruktur menembak itulah saya akrab dengan berbagai jenis senjata api," ujarnya.
Sebagai atlet menembak, Ony menguasai dua kelas kategori menembak, yaitu "sport pistol" dan "air pistol".
PON pertamanya adalah tahun 1989 mewakili Provinsi Jambi dan berhasil membawa pulang satu medali emas untuk kelas air pistol dan medali perak untuk sport pistol.
"Waktu itu sport pistol dapat perak tapi untuk kategori beregu di kelas ini berhasil dapat emas," ucapnya.
PON pertamanya merupakan momen yang tak terlupakan. "Karena sejak itulah orang-orang mulai mengenal saya sebagai atlet menembak," katanya.
Sejak itu Ony tidak pernah absen mengikuti PON di tahun-tahun berikutnya dan langganan mendulang medali emas maupun perak dan perunggu di kelas sport pistol dan air pistol.
Di antaranya hingga PON tahun 2000 Ony memperkuat kontingen Provinsi Jambi. "Mulai PON tahun 2004 hingga penyelenggaraan terakhir di Bandung tahun 2016 bergabung bersama kontingen Provinsi Jawa Timur karena saat itu sebagai polisi saya ditugaskan di wilayah Polda Jatim," katanya.
Di kejuaraan internasional prestasi tertingginya adalah meraih medali perunggu Sea Games yang berlangsung di Filipina tahun 1991.
Sepanjang karirnya, hingga kini Ony telah mengoleksi sebanyak 7 medali emas, 3 perak dan 2 perunggu dari kejuaraan PON dan Sea Games. "Kalau dengan kejuaraan yang kecil-kecil malah lebih banyak lagi," ujarnya.
Istri Kepala Satuan Intelijen Polres Banyuwangi, Jawa Timur, Ajun Komisaris Polisi Amir Mahmud, ini menyatakan akan pensiun sebagai atlet dengan mengakhiri karirnya di PON ke- 20, bersama kontingen Provinsi Jawa Timur, yang dijadwalkan berlangsung di Papua pada 2020.
"Saya sedang mempersiapkan diri untuk turun di kelas sport pistol pada PON Papua tahun 2020. Targetnya harus dapat emas," ucap ibu dari seorang anak usia 14 tahun bernama Adi Nurwahyudi, yang kini duduk di kelas 2 SMP.
Ony merasa harus pensiun karena sudah banyak atlet menembak generasi muda yang akan menggantikannya. "Kalau dulu atlet menembak selalu didominasi oleh anggota TNI dan Polri, sekarang sudah mulai banyak bermunculan dari kalangan masyarakat umum," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Perwira polisi yang kini menjabat Kepala Bagian Sumber Daya di Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya itu mengawali karir sebagai atlet menembak selang setahun bergabung menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di tahun 1984.
"Saya belajar menembak, ya, sejak menjadi polisi," katanya, mengenang, saat ditemui ketika berlatih menembak di Polrestabes Surabaya, Kamis.
Perempuan kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 13 Oktober 1963, itu menjadi anggota polri sejak tahun 1983. Atas bakat menembaknya, setahun kemudian, Ony dipercaya sebagai instruktur menembak di Lembaga Pendidikan Polri Sekolah Polisi Wanita, Jakarta.
"Selama menjadi instruktur menembak itulah saya akrab dengan berbagai jenis senjata api," ujarnya.
Sebagai atlet menembak, Ony menguasai dua kelas kategori menembak, yaitu "sport pistol" dan "air pistol".
PON pertamanya adalah tahun 1989 mewakili Provinsi Jambi dan berhasil membawa pulang satu medali emas untuk kelas air pistol dan medali perak untuk sport pistol.
"Waktu itu sport pistol dapat perak tapi untuk kategori beregu di kelas ini berhasil dapat emas," ucapnya.
PON pertamanya merupakan momen yang tak terlupakan. "Karena sejak itulah orang-orang mulai mengenal saya sebagai atlet menembak," katanya.
Sejak itu Ony tidak pernah absen mengikuti PON di tahun-tahun berikutnya dan langganan mendulang medali emas maupun perak dan perunggu di kelas sport pistol dan air pistol.
Di antaranya hingga PON tahun 2000 Ony memperkuat kontingen Provinsi Jambi. "Mulai PON tahun 2004 hingga penyelenggaraan terakhir di Bandung tahun 2016 bergabung bersama kontingen Provinsi Jawa Timur karena saat itu sebagai polisi saya ditugaskan di wilayah Polda Jatim," katanya.
Di kejuaraan internasional prestasi tertingginya adalah meraih medali perunggu Sea Games yang berlangsung di Filipina tahun 1991.
Sepanjang karirnya, hingga kini Ony telah mengoleksi sebanyak 7 medali emas, 3 perak dan 2 perunggu dari kejuaraan PON dan Sea Games. "Kalau dengan kejuaraan yang kecil-kecil malah lebih banyak lagi," ujarnya.
Istri Kepala Satuan Intelijen Polres Banyuwangi, Jawa Timur, Ajun Komisaris Polisi Amir Mahmud, ini menyatakan akan pensiun sebagai atlet dengan mengakhiri karirnya di PON ke- 20, bersama kontingen Provinsi Jawa Timur, yang dijadwalkan berlangsung di Papua pada 2020.
"Saya sedang mempersiapkan diri untuk turun di kelas sport pistol pada PON Papua tahun 2020. Targetnya harus dapat emas," ucap ibu dari seorang anak usia 14 tahun bernama Adi Nurwahyudi, yang kini duduk di kelas 2 SMP.
Ony merasa harus pensiun karena sudah banyak atlet menembak generasi muda yang akan menggantikannya. "Kalau dulu atlet menembak selalu didominasi oleh anggota TNI dan Polri, sekarang sudah mulai banyak bermunculan dari kalangan masyarakat umum," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018