Gresik (Antaranews Jatim) - Bupati Gresik, Jawa Timur, Sambari Halim Radianto memimpin deklarasi damai Pikada Jawa Timur, sebagai upaya menciptakan rasa aman di wilayah itu.
"Deklarasi ini adalah dimaksudkan untuk menciptakan kamtibmas pada Pilkada Jatim 2018, khususnya di wilayah Kabupaten Gresik," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Gresik, Suyono di Gresik, Rabu.
Ia mengatakan, dalam kesempatan itu Sambari juga didampingi forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Gresik, yang juga siap mengawal keberlangsungan Pilkada Jatim.
"Poin penting dalam deklarasi tersebut adalah pernyataan Forkopimda dalam upaya mendukung pelaksanaan tahapan Pilkada secara demokratis sesuai dengan aturan hukum. Selain itu Forkopimda juga sepakat menolak segala bentuk kampanye hitam dan berita hoax yang provokatif yang bisa melanggar hukum dan norma agama," kata Suyono.
Sementara itu, Bupati Gresik, Sambari usai deklarasi mengatakan kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan, mulai dari TNI-Polri hingga di tingkat desa untuk bersama menjaga kemananan di lingkungannya.
?Apa pun warna partainya, apapun pilihannya, perbedaan dan keberagaman sudah pasti ada di sekitar. Oleh karen itu, ciptakan suasana damai di Gresik seperti yang selama ini dirasakan. Dan jangan sampai timbul konflik hanya karena berbeda pilihan," kata Sambari.
Sambari meminta, seluruh aparatur sipil negara (ASN) Gresik untuk tetap netral dan tidak terlibat dalam pelaksanaan Pilkada Jatim.
?Netralitas bagi para ASN adalah harga mati. Oleh sebab itu, ASN harus memberikan contoh bahwa tidak akan memihak pada salah satu pasangan calon," kata Sambari, menegaskan.
Pelaksanaan Pilkada Jatim yang akan berlangsung Juni 2018, diikuti dua pasangan calon, yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dengan nomor urut 1, dan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno nomor urut 2.
Pasangan nomor 1 merupakan calon dari koalisi Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Hanura dan NasDem, sedangkan pasangan nomor 2 adalah calon dari gabungan PKB, PDI Perjuangan, PKS serta Gerindra
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Deklarasi ini adalah dimaksudkan untuk menciptakan kamtibmas pada Pilkada Jatim 2018, khususnya di wilayah Kabupaten Gresik," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Gresik, Suyono di Gresik, Rabu.
Ia mengatakan, dalam kesempatan itu Sambari juga didampingi forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Gresik, yang juga siap mengawal keberlangsungan Pilkada Jatim.
"Poin penting dalam deklarasi tersebut adalah pernyataan Forkopimda dalam upaya mendukung pelaksanaan tahapan Pilkada secara demokratis sesuai dengan aturan hukum. Selain itu Forkopimda juga sepakat menolak segala bentuk kampanye hitam dan berita hoax yang provokatif yang bisa melanggar hukum dan norma agama," kata Suyono.
Sementara itu, Bupati Gresik, Sambari usai deklarasi mengatakan kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan, mulai dari TNI-Polri hingga di tingkat desa untuk bersama menjaga kemananan di lingkungannya.
?Apa pun warna partainya, apapun pilihannya, perbedaan dan keberagaman sudah pasti ada di sekitar. Oleh karen itu, ciptakan suasana damai di Gresik seperti yang selama ini dirasakan. Dan jangan sampai timbul konflik hanya karena berbeda pilihan," kata Sambari.
Sambari meminta, seluruh aparatur sipil negara (ASN) Gresik untuk tetap netral dan tidak terlibat dalam pelaksanaan Pilkada Jatim.
?Netralitas bagi para ASN adalah harga mati. Oleh sebab itu, ASN harus memberikan contoh bahwa tidak akan memihak pada salah satu pasangan calon," kata Sambari, menegaskan.
Pelaksanaan Pilkada Jatim yang akan berlangsung Juni 2018, diikuti dua pasangan calon, yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dengan nomor urut 1, dan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno nomor urut 2.
Pasangan nomor 1 merupakan calon dari koalisi Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Hanura dan NasDem, sedangkan pasangan nomor 2 adalah calon dari gabungan PKB, PDI Perjuangan, PKS serta Gerindra
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018