Kediri (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyiapkan untuk merekrut calon pegawai yang akan ditempatkan di rumah sakit yang baru dibangun di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
"Nanti ada seleksi, yaitu psikotes dan jika lolos wawancara. Kami tidak ada prioritas, proses sesuai yang daftar. Jika ada prioritas, itu diskriminasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Adi Laksono di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, untuk proses rekrutmen tenaga akan diinformasikan langsung lewat daring (dalam jaringan), sehingga jangkauannya juga akan lebih luas. Dinas Kesehatan ingin mendapatkan tenaga kerja yang benar-benar terampil di bidangnya, sehingga rekrutmen juga dilakukan secara terbuka.
Menurut dia, pegawai yang akan ditempatkan di RS juga beragam. Ada aparatur sipil negara (ASN) yang asli serta pindahan. Untuk yang pindahan adalah mereka yang telah diangkat menjadi pegawai, tapi karena RS yang baru belum jadi, akhirnya dititipkan ke RS Kabupaten Kediri.
"Ada yang pindahan dan akan merekrut non-PNS. Untuk yang non-PNS lebih banyak, mulai dokter sampai teknis. Jadi, dulu ada titipan, karena RS belum jadi dititipkan. Juga ada teman puskesmas yang sekolah lagi, kembali lagi lalu dititipkan di Pare (RSUD Pare)," ujarnya.
Untuk saat ini, jumlah pegawai yang siap diperbantukan di RS yang baru ada sekitar 40 pegawai. Rencananya, yang akan direkrut adalah 200 pegawai baru dengan berbagai macam posisi, baik menjadi dokter hingga tenaga teknis.
Saat ini, tahap untuk RS tipe C tersebut masih dalam proses pengajuan izin operasional. Hingga kini, izin itu belum keluar, padahal sudah diajukan cukup lama. Direncanakan, pada Januari 2019 RS baru tersebut sudah bisa dioperasionalkan.
Rencananya di RS yang baru, ada beberapa pelayanan, misalnya pelayanan penyakit dalam, bedah, kesehatan anak, kebidanan dan kandungan. Rumah Sakit ini didirikan sebagai Faskes tingkat II yang menampung rujukan dari faskes tingkat 1 yaitu puskesmas, poliklinik atau dokter pribadi.
"Ini sedang proses (izin operasional). Insya Allah ditargetkan Januari 2019 bisa dan kami inginnya juga begitu (beroperasi). Kalau sekarang, izin operasional belum keluar," ujarnya.
Untuk kapasitas rumah sakit yang baru tersebut, Adi mengatakan dimungkinkan bisa menampung hingga 300 tempat tidur. Namun, untuk yang pertama setelah izin operasional turun akan diisi secara bertahap dan tidak langsung penuh.
Ia berharap, izin operasional RS baru tersebut bisa selesai, sehingga bisa segera dioperasionalkan. Keberadaan RS yang baru tersebut sekaligus lebih memudahkan pelayanan kesehatan terutama untuk warga di bagian selatan.
Selama ini, Kabupaten Kediri mempunyai RSUD Pare, yang lokasinya berada di Kabupaten Kediri sebelah utara. Dengan RS yang baru, di sebelah selatan, jangakauan pelayanan kesehatan juga bisa lebih dekat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Nanti ada seleksi, yaitu psikotes dan jika lolos wawancara. Kami tidak ada prioritas, proses sesuai yang daftar. Jika ada prioritas, itu diskriminasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Adi Laksono di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, untuk proses rekrutmen tenaga akan diinformasikan langsung lewat daring (dalam jaringan), sehingga jangkauannya juga akan lebih luas. Dinas Kesehatan ingin mendapatkan tenaga kerja yang benar-benar terampil di bidangnya, sehingga rekrutmen juga dilakukan secara terbuka.
Menurut dia, pegawai yang akan ditempatkan di RS juga beragam. Ada aparatur sipil negara (ASN) yang asli serta pindahan. Untuk yang pindahan adalah mereka yang telah diangkat menjadi pegawai, tapi karena RS yang baru belum jadi, akhirnya dititipkan ke RS Kabupaten Kediri.
"Ada yang pindahan dan akan merekrut non-PNS. Untuk yang non-PNS lebih banyak, mulai dokter sampai teknis. Jadi, dulu ada titipan, karena RS belum jadi dititipkan. Juga ada teman puskesmas yang sekolah lagi, kembali lagi lalu dititipkan di Pare (RSUD Pare)," ujarnya.
Untuk saat ini, jumlah pegawai yang siap diperbantukan di RS yang baru ada sekitar 40 pegawai. Rencananya, yang akan direkrut adalah 200 pegawai baru dengan berbagai macam posisi, baik menjadi dokter hingga tenaga teknis.
Saat ini, tahap untuk RS tipe C tersebut masih dalam proses pengajuan izin operasional. Hingga kini, izin itu belum keluar, padahal sudah diajukan cukup lama. Direncanakan, pada Januari 2019 RS baru tersebut sudah bisa dioperasionalkan.
Rencananya di RS yang baru, ada beberapa pelayanan, misalnya pelayanan penyakit dalam, bedah, kesehatan anak, kebidanan dan kandungan. Rumah Sakit ini didirikan sebagai Faskes tingkat II yang menampung rujukan dari faskes tingkat 1 yaitu puskesmas, poliklinik atau dokter pribadi.
"Ini sedang proses (izin operasional). Insya Allah ditargetkan Januari 2019 bisa dan kami inginnya juga begitu (beroperasi). Kalau sekarang, izin operasional belum keluar," ujarnya.
Untuk kapasitas rumah sakit yang baru tersebut, Adi mengatakan dimungkinkan bisa menampung hingga 300 tempat tidur. Namun, untuk yang pertama setelah izin operasional turun akan diisi secara bertahap dan tidak langsung penuh.
Ia berharap, izin operasional RS baru tersebut bisa selesai, sehingga bisa segera dioperasionalkan. Keberadaan RS yang baru tersebut sekaligus lebih memudahkan pelayanan kesehatan terutama untuk warga di bagian selatan.
Selama ini, Kabupaten Kediri mempunyai RSUD Pare, yang lokasinya berada di Kabupaten Kediri sebelah utara. Dengan RS yang baru, di sebelah selatan, jangakauan pelayanan kesehatan juga bisa lebih dekat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018