Jakarta, (Antara) - Pelaku diet vegetarian atau bahkan vegan disarankan untuk tidak mengkhawatirkan diri akan kekurangan gizi sepanjang diet yang dilakukan terencana dengan baik.
Sekjen Indonesia Vegetarian Society (IVS) dan Vegan Society of Indonesia (VSI) Susianto Tseng di Jakarta, Selasa, mengatakan diet berbasis bahan pangan nabati sepanjang dilakukan secara terencana tidak akan kekurangan gizi.
"Para ilmuwan telah mengamati bahwa orang-orang yang mengonsumsi diet vegetarian atau vegan yang direncanakan dengan baik (well-planned vegetarian) selalu mampu menurunkan laju kematian akibat penyakit-penyakit degeneratif tersebut di atas dan bahkan dapat hidup lebih panjang umur," tuturnya.
Ia mengakui sampai saat ini masih banyak orang yang mengkhawatirkan diet vegan/vegetarian berpotensi akan kekurangan gizi seperti zat besi (Fe) dan vitamin B12 yang akan menyebabkan anemia.
Selain itu, kekhawatiran kekurangan kalsium (Ca) yang akan menyebabkan osteoporosis atau kekurangan protein yang akan menghambat pertumbuhan terutama pada anak-anak.
"Faktanya daging yang selama ini dipercaya memberikan protein bermutu tinggi, namun ternyata kedelai mengandung protein 34 persen jauh lebih tinggi dan mutunya setara dengan daging yang hanya mengandung 9-25 persen protein," ujarnya.
Ia menambahkan, daging selain memberikan protein, zat besi, seng dan vitamin B12, namun juga mengandung kolesterol dan lemak jenuh.
"Para vegetarian/vegan dapat mencari pengganti yang sesuai untuk daging, sedangkan pemakan daging tidak mempunyai substitusi yang cukup termasuk pil suplemen antioksidan untuk menggantikan sayur dan buah berdasarkan riset American Dietetic Association pada 2003," katanya.
Pihaknya mencatat riset ADA dan Dietitians of Canada pada 1999 dan 2003 menyatakan bahwa diet vegan yang direncanakan dengan tepat adalah sehat, cukup gizi makro dan mikro serta memberikan keuntungan bagi kesehatan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit tertentu, termasuk penyakit degeneratif.
"Jadi diet vegan cocok untuk semua kelompok umur mulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia," tuturnya.
The Physician Committee for Responsible Medicine (PCRM) yang berkantor pusat di Washington DC Amerika Serikat pada 1991 memperkenalkan "The New Four Food Group" (kelompok empat sehat baru) untuk merevisi "the basic four food group" (kelompok empat sehat lama) yang telah diperkenalkan sejak tahun 1956.
Kelompok empat sehat baru ini terdiri dari biji-bijian - 5 porsi, kacang-kacangan - 2 porsi, sayuran - 4 porsi, dan buah-buahan - 3 porsi.
"Kata kuncinya adalah variasi makanan, sebagai contoh untuk memenuhi kebutuhan asam amino esensial dari makanan nabati atau vegan adalah dengan kombinasi beras atau jagung dengan kedelai dan produk olahannya," imbuhnya.
Pada kedelai rendah metionin tapi tinggi lisin, sedangkan beras atau jagung tinggi metionin dan rendah lisin.
Sayur dan buah mengandung banyak vitamin, mineral, antioksidan, serat, fitokimia seperti isoflavon, likofen, dan lainnya yang dapat mencegah kanker, jantung, dan penyakit degeneratif lainnya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Sekjen Indonesia Vegetarian Society (IVS) dan Vegan Society of Indonesia (VSI) Susianto Tseng di Jakarta, Selasa, mengatakan diet berbasis bahan pangan nabati sepanjang dilakukan secara terencana tidak akan kekurangan gizi.
"Para ilmuwan telah mengamati bahwa orang-orang yang mengonsumsi diet vegetarian atau vegan yang direncanakan dengan baik (well-planned vegetarian) selalu mampu menurunkan laju kematian akibat penyakit-penyakit degeneratif tersebut di atas dan bahkan dapat hidup lebih panjang umur," tuturnya.
Ia mengakui sampai saat ini masih banyak orang yang mengkhawatirkan diet vegan/vegetarian berpotensi akan kekurangan gizi seperti zat besi (Fe) dan vitamin B12 yang akan menyebabkan anemia.
Selain itu, kekhawatiran kekurangan kalsium (Ca) yang akan menyebabkan osteoporosis atau kekurangan protein yang akan menghambat pertumbuhan terutama pada anak-anak.
"Faktanya daging yang selama ini dipercaya memberikan protein bermutu tinggi, namun ternyata kedelai mengandung protein 34 persen jauh lebih tinggi dan mutunya setara dengan daging yang hanya mengandung 9-25 persen protein," ujarnya.
Ia menambahkan, daging selain memberikan protein, zat besi, seng dan vitamin B12, namun juga mengandung kolesterol dan lemak jenuh.
"Para vegetarian/vegan dapat mencari pengganti yang sesuai untuk daging, sedangkan pemakan daging tidak mempunyai substitusi yang cukup termasuk pil suplemen antioksidan untuk menggantikan sayur dan buah berdasarkan riset American Dietetic Association pada 2003," katanya.
Pihaknya mencatat riset ADA dan Dietitians of Canada pada 1999 dan 2003 menyatakan bahwa diet vegan yang direncanakan dengan tepat adalah sehat, cukup gizi makro dan mikro serta memberikan keuntungan bagi kesehatan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit tertentu, termasuk penyakit degeneratif.
"Jadi diet vegan cocok untuk semua kelompok umur mulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia," tuturnya.
The Physician Committee for Responsible Medicine (PCRM) yang berkantor pusat di Washington DC Amerika Serikat pada 1991 memperkenalkan "The New Four Food Group" (kelompok empat sehat baru) untuk merevisi "the basic four food group" (kelompok empat sehat lama) yang telah diperkenalkan sejak tahun 1956.
Kelompok empat sehat baru ini terdiri dari biji-bijian - 5 porsi, kacang-kacangan - 2 porsi, sayuran - 4 porsi, dan buah-buahan - 3 porsi.
"Kata kuncinya adalah variasi makanan, sebagai contoh untuk memenuhi kebutuhan asam amino esensial dari makanan nabati atau vegan adalah dengan kombinasi beras atau jagung dengan kedelai dan produk olahannya," imbuhnya.
Pada kedelai rendah metionin tapi tinggi lisin, sedangkan beras atau jagung tinggi metionin dan rendah lisin.
Sayur dan buah mengandung banyak vitamin, mineral, antioksidan, serat, fitokimia seperti isoflavon, likofen, dan lainnya yang dapat mencegah kanker, jantung, dan penyakit degeneratif lainnya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018