Surabaya (Antaranews Jatim) - Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr Ramelan Surabaya meminta pihak kontraktor untuk bertanggung jawab atas ambruknya atap gedung Stroke Center Sub Departemen Saraf pada hari Minggu (18/3) lalu.
"Mereka (kontraktor) harus bertanggung jawab semuanya baik atas kerugian kita maupun yang dia lakukan. Misalnya alat kami yang rusak. Selain moril, dia harus minta maaf ke media massa karena membuat nama baik rumah sakt turun," kata Kepala RSAL Surabaya Laksamana Pertama TNI dr Nalendra Djaya Iswara di sela kunjungan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ke RS itu, Selasa.
Nalendra menyatakan, sampai saat ini pihaknya belum bisa mengungkapkan apa saja kerugian yang dialami karena hingga saat ini RSAL masih melakukan investigasi.
Meski begitu, dia mengatakan sudah punya gambaran kesalahan yang dibuat kontraktor. Namun demikian, pihaknya masih akan melihat perkembangan. Jika memang terbukti salah, kontraktor harus mengembalikan karena kerusakan cukup banyak.
"Misalnya kesalahan struktur. Total kerugian saya belum bisa ngomong, yang pasti mereka harus mengembalikan," ujarnya.
Nalendra meminta dalam waktu satu minggu hasil investigasi sudah ada. Hal itu karena kebutuhan masyarakat akan ruangan itu cukup tinggi.
"Outbreak GBS pusat rujukannya cuman dua, yaitu di RSUD dr Soetomo dan di sini. Di Soetomo sudah penuh mau dilarikan ke mana lagi," kata dia dengan nada tanya.
Sementara itu, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Jenderal TNI Purn Subagyo Hadi Siswoyo menjelaskan, kedatangannya ke RSAL Surabaya untuk melihat bagaimana pelayanan rumah sakit itu.
"Kami melihat bagaimana dalam pelayanan, kesiapan, pelaksanaan dan mungkin ada kendala. Tadi telah disampaikan dan mudah-mudahan ke depan akan lebih baik lagi," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Mereka (kontraktor) harus bertanggung jawab semuanya baik atas kerugian kita maupun yang dia lakukan. Misalnya alat kami yang rusak. Selain moril, dia harus minta maaf ke media massa karena membuat nama baik rumah sakt turun," kata Kepala RSAL Surabaya Laksamana Pertama TNI dr Nalendra Djaya Iswara di sela kunjungan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ke RS itu, Selasa.
Nalendra menyatakan, sampai saat ini pihaknya belum bisa mengungkapkan apa saja kerugian yang dialami karena hingga saat ini RSAL masih melakukan investigasi.
Meski begitu, dia mengatakan sudah punya gambaran kesalahan yang dibuat kontraktor. Namun demikian, pihaknya masih akan melihat perkembangan. Jika memang terbukti salah, kontraktor harus mengembalikan karena kerusakan cukup banyak.
"Misalnya kesalahan struktur. Total kerugian saya belum bisa ngomong, yang pasti mereka harus mengembalikan," ujarnya.
Nalendra meminta dalam waktu satu minggu hasil investigasi sudah ada. Hal itu karena kebutuhan masyarakat akan ruangan itu cukup tinggi.
"Outbreak GBS pusat rujukannya cuman dua, yaitu di RSUD dr Soetomo dan di sini. Di Soetomo sudah penuh mau dilarikan ke mana lagi," kata dia dengan nada tanya.
Sementara itu, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Jenderal TNI Purn Subagyo Hadi Siswoyo menjelaskan, kedatangannya ke RSAL Surabaya untuk melihat bagaimana pelayanan rumah sakit itu.
"Kami melihat bagaimana dalam pelayanan, kesiapan, pelaksanaan dan mungkin ada kendala. Tadi telah disampaikan dan mudah-mudahan ke depan akan lebih baik lagi," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018