Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan kenaikan air Bengawan Solo di hilir, disebabkan pengaruh hujan di hulu Ngawi, dan sekitarnya juga hujan lokal sehari lalu.

"Kenaikan air Bengawan Solo di hilir pengaruh hujan di hulu Ngawi, Madiun dan Ponorogo sehari lalu ditambah pengaruh hujan lokal," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro, Kamis.

Namun, menurut dia, pengaruh kenaikan air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, tidak terlalu sifnifikan, sebab di hulu, Jawa Tengah, tidak terjadi banjir.

"Bengawan Solo di hulu Tengah tidak terjadi banjir, sehingga kenaikan air Bengawan Solo di hilir pengaruh terbesar dari pasokan air Bengawan Madiun Ndungus, Ngawi, yang sempat masuk siaga," ucapnya menambahkan.

Sesuai data di UPT Bengawan Solo menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro merangkak naik menjadi 12,64 meter, Kamis pukul 18.00 WIB.

"Ketinggian air di taman Bengawan Solo (TBS) masih naik. Ya semoga saja tidak masuk siaga banjir. (siaga I-13.00 meter)," ucap Indro.

Begitu pula, ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, dalam waktu bersamaan mencapai 26,02 meter.

Di hilirnya Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, semuanya di Lamongan, masing-masing 6,84 meter, 4,65 meter (siaga I-hijau), 3,64 meter (siaga I-hijau) dan 1,66 meter (siaga I-hijau).

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ. Budi Mulyono menambahkan hujan deras yang terjadi sehari lalu mengakibatkan banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Gondang dan Sekar.

"Banjir bandang merendam sejumlah pemukiman warga, tetapi tidak menimbulkan kerugian, sebab banjirnya tidak besar," ujarnya.

Ia menambahkan BPBD tetap bersiaga dalam menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo, juga banjir bandang, sebab curah hujan tertinggi Maret bisa mencapai 401 milimeter.

"Curah hujan Maret masih tinggi berpeluang menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor," ucapnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018