Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Unit Pelasksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, mewaspadai kenaikan air Bengawan Solo di hulu, Jawa Tengah, juga Ngawi, dalam beberapa hari terakhir.

"Kenaikan air di Bengawan Madiun, Ndungus, Ngawi, disebabkan hujan deras di wilayah Ngawi dan sekitarnya dua hari lalu," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro, Selasa.

Sesuai data, kenaikan air Bengawan Madiun, di Ndungus, Ngawi, mengakibatkan ketinggian air di hilir Jawa Timur, naik, meskipun tidak masuk siaga banjir.

Begitu pula ketinggian air di taman Bengawan Solo (TBS) Bojonegoro yang semula sekitar 9 meter, naik tajam menjadi 11,55 meter, Selasa pukul 06.00 WIB.

Di hilirnya, Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, juga mengalami peningkatan tapi masih di bawah siaga banjir pada waktu bersamaan dengan ketinggian masing-masing 6,63 meter, 4,46 meter, 3,48 meter, dan 1,54 meter.

"Pemantauan ketinggian air dilakukan tiga jam sekali, karena masih di bawah siaga banjir," ujarnya.

Sesuai laporan dari UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Ngawi, ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, masuk siaga II-kuning dengan ketinggian air mencapai 8,2 meter, Selasa pukul 00.00 WIB.

"BPBD tetap mewaspadai ancaman banjir luapan Bengawan Solo juga banjir bandang selama Maret, sebab curah hujan masih tinggi," ucap Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Budi Mulyono menegaskan.

Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, lanjut dia, curah hujan tertinggi di Jawa Timur, pada Maret bisa mencapai 401 milimeter.

"Curah hujan tertingi Maret itu masih berpeluang menimbulkan banjir," ujarnya.

Yang jelas, kata dia, berbagai kebutuhan dalam menghadapi kemungkinan sungai terpanjang di Jawa di daerahnya meluap, mulai sembako, perahu karet, tenda pengungsian, juga yang lainnya sudah dipersiapkan.

Mantri Pengairan Kecamatan Temayang, Bojonegoro Imam Musholi menambahkan air di Waduk Pacal melimpas melalui saluran pelimpas sekitar 9,5 meter kubik/detik, akibat waduk masih memperoleh tambahan air hujan di wilayah tangkapan air.

"Air yang keluar melalui saluran pelimpas tidak menimbulkan genangan banjir," ucapnya menambahkan.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018