Jember (Antaranews Jatim) - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Jember, Jawa Timur mendesak pemerintah untuk segera menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras yang dinilai sudah tidak relevan.
"HPP yang ditetapkan pada tahun 2015 sudah tidak sesuai dengan kondisi pertanian saat ini, sehingga sudah saatnya pemerintah menaikkan HPP gabah dan beras," kata Ketua HKTI Jember Jumantoro di Kabupaten Jember, Jumat.
Sesuai dengan Inpres No. 5 tahun 2015 yang merupakan inpres terakhir soal HPP gabah dan beras menuyebutkan HPP untuk gabah kering panen (GKP) ditetapkan sebesar Rp3.700 per kilogram, sedangkan untuk gabah kering giling (GKG) ditetapkan sebesar Rp4.600 kilogram, dan HPP untuk beras sebesar Rp7.300 per kilogram.
"Biaya membeli benih, mengolah tanah, membeli pupuk subsidi, dan ongkos tenaga kerja hampir setiap tahun naik, sehingga sudah selayaknya HPP gabah dan beras ditinjau ulang setiap tahunnya," tuturnya.
Ia mengatakan HPP seharusnya dinaikkan setiap tahun yang disesuaikan dengan kenaikan ongkos produksi petani, agar semakin banyak petani yang menjual gabah dan berasnya kepada Bulog dengan HPP yang ditetapkan pemerintah tersebut.
"Fakta di lapangan kenaikan biaya produksi dan biaya hidup petani semakin tinggi dan HPP itu masih dibawah harga jual kepada tengkulak, sehingga wajar jika petani menjual gabah dan berasnya kepada tengkulak dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan HPP yang dijadikan pedoman Bulog untuk melakukan serapan," katanya.
Jumantoro berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada sektor pertanian karena Indonesia adalah negara agraris yang mayoritasnya adalah para petani, sehingga diharapkan ada kenaikan HPP menjelang panen raya di sejumlah daerah.
Sementara itu, Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Jember mencatat proyeksi panen padi sejak Januari hingga April 2018 yakni mencapai 74.290 hektare dengan rincian Januari seluas 8.219 hektare, Februari seluas 11.313 hektare, bulan Maret seluas 41.686 hektare, dan April seluas 13.072 hektare.
"Untuk Kabupaten Jember diprediksi panen raya pada Maret-April 2018, sehingga diharapkan harga gabah dan beras tidak anjlok saat panen raya," kata Kasi SDM Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Jember Luluk Herman.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"HPP yang ditetapkan pada tahun 2015 sudah tidak sesuai dengan kondisi pertanian saat ini, sehingga sudah saatnya pemerintah menaikkan HPP gabah dan beras," kata Ketua HKTI Jember Jumantoro di Kabupaten Jember, Jumat.
Sesuai dengan Inpres No. 5 tahun 2015 yang merupakan inpres terakhir soal HPP gabah dan beras menuyebutkan HPP untuk gabah kering panen (GKP) ditetapkan sebesar Rp3.700 per kilogram, sedangkan untuk gabah kering giling (GKG) ditetapkan sebesar Rp4.600 kilogram, dan HPP untuk beras sebesar Rp7.300 per kilogram.
"Biaya membeli benih, mengolah tanah, membeli pupuk subsidi, dan ongkos tenaga kerja hampir setiap tahun naik, sehingga sudah selayaknya HPP gabah dan beras ditinjau ulang setiap tahunnya," tuturnya.
Ia mengatakan HPP seharusnya dinaikkan setiap tahun yang disesuaikan dengan kenaikan ongkos produksi petani, agar semakin banyak petani yang menjual gabah dan berasnya kepada Bulog dengan HPP yang ditetapkan pemerintah tersebut.
"Fakta di lapangan kenaikan biaya produksi dan biaya hidup petani semakin tinggi dan HPP itu masih dibawah harga jual kepada tengkulak, sehingga wajar jika petani menjual gabah dan berasnya kepada tengkulak dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan HPP yang dijadikan pedoman Bulog untuk melakukan serapan," katanya.
Jumantoro berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada sektor pertanian karena Indonesia adalah negara agraris yang mayoritasnya adalah para petani, sehingga diharapkan ada kenaikan HPP menjelang panen raya di sejumlah daerah.
Sementara itu, Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Jember mencatat proyeksi panen padi sejak Januari hingga April 2018 yakni mencapai 74.290 hektare dengan rincian Januari seluas 8.219 hektare, Februari seluas 11.313 hektare, bulan Maret seluas 41.686 hektare, dan April seluas 13.072 hektare.
"Untuk Kabupaten Jember diprediksi panen raya pada Maret-April 2018, sehingga diharapkan harga gabah dan beras tidak anjlok saat panen raya," kata Kasi SDM Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Jember Luluk Herman.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018